Xavier Zibrano, CEO muda yang selalu di paksa menikah oleh ibunya. Akan tetapi ia selalu menolak karena masih ingin menikmati masa mudanya.
Divana Veronika, gadis cantik yang rela meninggalkan orang tuanya dan lebih memilih kekasihnya.
Namun siapa sangka, kekasih yang ia bela mati-matian justru menghianatinya. Divana memergoki kekasihnya sedang berhubungan intim dengan sahabatnya sendiri di sebuah kamar hotel.
Dengan perasaan hancur, tak sengaja Divana di pertemukan dengan Xavier yang baru saja selesai menghadiri acara gala diner di hotel yang sama.
Divana yang sedang kalut akhirnya menawarkan sejumlah uang kepada Xavier untuk menghabiskan malam bersamanya.
Akankah Xavier menerima penawaran tersebut?
Yuk simak cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
"Kau mengenal Xavier Zibrano? kemarin tiba-tiba dia datang ke perusahaan, dan menanyakan tentang adikmu" ucap Damian.
"Xavier Zibrano anaknya Justin Zibrano?" tanya Agam memastikan.
"Iya, apa kau mengenalnya?" tanya Damian.
"Aku tidak begitu mengenalnya dad, tapi yang aku tahu dia salah satu pemuda yang genius, di usianya yang masih terbilang muda dia sudah membuat perusahaan orang tuanya berkembang dengan begitu pesat. Tapi apa hubungannya laki-laki itu dengan Diva dad? setahuku Diva tidak mengenalnya" tanya Agam aneh.
Ya, kedua orang yang sedang berdiskusi itu ialah tuan Damian bersama sang putra yang bernama Agam, ia merupakan kakak laki-laki Divana, mereka sedang mengobrol berdua di ruang kerjanya.
Damian merasa janggal dengan kedatangan Xavier keperusahaannya, kecurigaan itu semakin kuat tatkala pemuda itu bertanya tentang putrinya.
"Daddy juga tidak tahu, lebih kamu selidiki sekarang! dia juga berencana akan berkunjung ke Mansion kita besok malam" ujar Damian.
"Ini aneh, pasti ada sesuatu yang di rencanakan oleh lelaki itu" lirih Agam.
Tangan Agam langsung bergerak lincah di atas keyboard, dia mencari tahu informasi tentang lelaki itu.
"Tidak ada yang aneh dengan identitasnya dad, dia anak tunggal dari pasangan Justin dan juga Sarah, dia masih single belum memiliki kekasih atau pun istri" hanya itu yang bisa Agam dapatkan infomasi tentang Xavier, untuk yang lain dia tidak bisa mengaksesnya.
"Biarkan saja dia berkunjung ke Mansion dad, sepertinya dia bukan orang yang berbahaya, tidak ada catatan buruk tentangnya" ucap Agam.
*****
Ceklek....
Xavier masuk kedalam kamarnya dan melihat sang istri yang sedang di kerubungi kedua putranya.
"Ada apa ini ramai-ramai" tanya Xavier membuat perhatian mereka teralihkan, mereka bertiga menoleh keasal suara.
"Kebetulan papa pulang, papa kita bawa mama kerumah sakit yah, dari tadi siang mama pakai baju lengan panjang terus, dan sekarang mama menutupi tubuhnya dengan selimut, Noah sudah membujuk mama tapi mama tidak mau. Noah takut mama sedang sakit pa" ucap Noah khawatir.
Xavier mengeryitkan keningnya, perasaan tadi siang istrinya baik-baik saja, kenapa sekarang jadi sakit? Xavier yang penasaran, lalu melangkahkan kakinya menghampiri mereka, ia mendudukan tubuhnya di tepi ranjang. Di tempelkannya punggung tangan Xavier di kening istrinya, tapi sang istri malah menepisnya.
"Aku tidak sakit" ucap Divana.
"Lalu kenapa kamu menutupi tubuhmu" tanya Xavier yang langsung dapat pelototan dari wanita itu.
"Kau hilang ingatan hah?" galak Divana.
Xavier menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia baru ingat kalau dia yang membuat istrinya itu menutupi seluruh tubuhnya.
"Papa kenapa diam aja, papa halus cegela bawa mama ke lumah cakit" seru Noel.
"Mama tidak sakit sayang, mama cuma takut kena sinar matahari saja, mama takut kulitnya hitam" jelas Xavier asal.
Noel nampang memicingkan matanya bingung, ia melihat kearah kembarannya.
"Noah, memangnya di dalam lumah ada matahali ya? Pelacaan nda ada" tanya Noel bingung.
"Iya, aku juga tidak melihatnya" ujar Noah.
Xavier semakin terpojok, ia bingung harus memberi alasan apa pada kedua putranya itu. putranya sangat pintar, tidak langsung percaya begitu saja dengan ucapannya. Dia memutar otak, ia mencoba memikirkan alasan yang masuk akal.
"Ini sayang, kulit mama lagi gatal-gatal makanya mama pakai baju tertutup, mama takut menulari kalian" ucap Xavier.
Apa-apaan suaminya itu, apa dia pikir dia memiliki penyakit kulit, Divana semakin bertambah jengkel dengan kelakuan suaminya itu.
"Ayo Noah kita pelgi, Noel takut ketulalan mama" ucap anak kecil itu segera turun dari atas ranjang orang tuanya.
"Ayo" seru Noah dab menyusul sang kembaran, mereka berdua pergi dari kamar orang tuanya.
Xavier mengusap dadanya, dia merasa lega melihat kepergian putranya itu.
"Kita sudah aman sweety" ucap Xavier tersenyum.
"Aman gundulmu, apa kamu pikir setelah ini bekasnya langsung hilang, hah. paling tidak bekasnya akan hilang setelah dua sampai tiga hari kedepan, dan selama itu kau menyiksa ku tahu. Cuaca lagi panas-panas malah membuatku mengenakan pakaian seperti ini" cerocos Divana.
Xavier menatap istrinya bingung, memang separah apa bekasnya, kenapa istrinya sampai seheboh ini, lelaki itu agak lupa-lupa ingat.
"Sini coba aku lihat bekasnya" ucap Xaviee dan menarik selimut istrinya.
Tanpa aba-aba pria itu langsung saja menyingkap baju istrinya ke atas sehingga memperlihatkan tubuh Divana. Matanya terbelalak ketika melihat banyaknya bekas kiss mark di tubuh istrinya.
"Aku tidak sadar kalau aku seganas ini" ucap Xavier lirih.
Divana mengerucutkan bibirnya, lalu membenarkan bajunya.
"Maaf Sweety, aku tidak tahu kalau tanda merahnya sebanyak ini" ucap Xavier raut wajah menyesal, lain kali dia tidak akan membuatnya di area yang terbuka.
"Terus aku harus bagaimana, aku gerah pakai baju seperti ini" rengek Divana.
"Coba saja kamu tutup pakai make up, mungkin bisa menyamarkan bekasnya" saran Xavier.
Divana menepuk keningnya sendiri, dia tidak kepikiran sampai kesana, setidaknya dia bisa menutupi bekas kiss mark yang di leher dengan menggunakan make up.
"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi, tahu gitu aku tidak perlu memakai pakaian seperti ini" seru Divana kesal, perempuan itu turun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah meja riasnya, dia duduk di depan meja rias, dia mengambil concealer dan ia olehkan di lehernya yang ada bekas kiss mark.
"Yess... Akhirnya beres juga, kenapa tadi pagi aku tidak kepikiran sih" keluh Divana tersenyum, ia merasa lega karena masalahnya terselesaikan.
Xavier menghampiri istrinya dan memeluknya dari belakang. "Sudah hmmm" tanya Xavier.
"Sudah beres, tapi kamu harus membelikanku concealer lagi, gara-gara kamu concealer ku habis" ucap Divana.
"Kamu bisa membelinya, Sweety. kan selama ini aku sudah memberikan black card untukmu. gunaka saja tanpa harus meminta persetujuan dariku" sahut Xavier mencium pipi istrinya.
"Kau akan menyesal tuan, aku akan mengabiskan uangmu nanti" ucap Divana.
"Lakukan saja, jika kamu mampu" tantang Xavier.
Divana mendengus kasar, ia menyikut perut suaminya. "Dasar sombong"
Xavier hanya mengendikkan bahunya acuh, memang kenyataannya seperti itu, bagaimana bisa habis kalau tiap bulan dia selalu mengisinya dengan nominal besar.
Pria itu mengangkat tubuh istrinya dan bertukar posisi dirinya yang duduk, kini ia memangku istrinya.
"Kamu cantik" rayu Xavier tersenyum sambil membelai wajah istrinya.
"Dari dulu aku memang cantik, kamu baru sadar memangnya" ucap Divana percaya diri.
Xavier tertawa kecil, lama-lama istrinya ini banyak bicara, tidak seperti awal bertemu.
Tangan Xavier mulai menjalar kemana mana, ia menggesek milik istrinya yang masih terhalang oleh celana.
"Diam tangannya, Vier" ucap Divana sambil menepis tangan suaminya.
"Ayo kita ulangi" ajak Xavier dengan wajah yang sudah di penuhi kabut gairah, entahlah tiap kali berdekatan dengan istrinya ia selalu saja horny.
"Jangan ngadi ngadi tuan, ituku masih sakit" seru Divana.
"Benarkah? Mana coba aku lihat" pinta Xavier membuat Divana tercengang, dan memegangi bagian bawahnya.
"Tidak usah di lihat, besok juga sembuh" tolak Divana malu.
Akan tetapi Xavier tidak percaya begitu saja, ia bangkit sambil menggendong istrinya dan membawanya ke ranjang. Direbahkannya tubuh sang istri di atas ranjang.
Dia menarik paksa celana yang di kenakan oleh sang istri, Divana terus meronta tapi percuma karena tenaganya kalah dengan Xavier.
Setelah kain segitiga yang di gunakan istrinya terlepas, dia merenggangkan kedua paha istrinya lebar.
Gluk
Xavier menelan ludahnya kasar melihat milik istrinya yang berwarna pink.
"Vier, jangan di lihatin seperti itu, aku malu" rengek Divana.
"Kamu bohong sweety, milikmu masih bagus tidak ada yang lecet sama sekali" ucap Xavier sambil membelai milik istrinya.
Sebenarnya yang di rasakan Divana itu bukan sakit karena lecet, akan tetapi seperti ada sesuatu yang masih mengganjal di dalam miliknya.
Xavier memasukkan jari tengahnya kedalam milik sang istri, kemudian meng*coknya dengan begitu cepat.
"Ahh... Vier ahh" desah Divana
Xavier menambah satu jari lagi, sehingga ada dua jari yang ada didalam milik istrinya, dan terus mengaduknya.
"Vier... Aku mau pipis" pekik Divana, dan dengan isengnya Xavier langsung mengeluarkan jarinya.
"Kenapa berhenti" tanya Divana dengan raut wajah kecewa, hampir saja dirinya klimaks tetapi suaminya justru mencabut jarinya.
"Aku gerah mau mandi" ucap Xavier cuek.
Lelaki itu menahan tawa ketika melihat raut wajah kecewa dari sang istri, dia sengaja mengerjai istrinya itu.
Xavier bangkit dari atas ranjang, dan melenggang masuk kedalam kamar mandi.
Divana yang tidak terima di abaikan begitu saja, ia bangkit dari atas ranjang dan melepaskan seluruh pakaiannya, ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandi menyusul suaminya.
Kalian tahu sendiri apa yang terjadi setelah ini.
typo masih berterbangan
Aku mikirnya cowok karna namanya nama cowok. Kok ini pake bandana,,,?