Safira Maharani hanyalah gadis biasa, tetapi nasib baik membawanya hingga dirinya bisa bekerja di perusahaan ternama dan menjabat sebagai sekretaris pribadi CEO.
Suatu hari Bastian Arya Winata, sang CEO hendak melangsungkan pernikahan, tetapi mempelai wanita menghilang, lalu meminta Safira sebagai pengantin pengganti untuknya.
Namun keputusan Bastian mendapat penolakan keras dari sang ibunda, tetapi Bastian tidak peduli dan tetap pada keputusannya.
"Dengar ya, wanita kampung dan miskin! Saya tidak akan pernah merestuimu menjadi menantu saya, sampai kapanpun! Kamu itu HANYA SEBATAS ISTRI PENGGANTI, dan kamu tidak akan pernah menjadi ratu di istana putra saya Bastian. Saya pastikan kamu tidak akan merasakan kebahagiaan!" Nyonya Hanum berbisik sambil tersenyum sinis.
Bagaimana kisah selanjutnya, apakah Bastian dan Safira akan hidup bahagia? Bagaimana jika sang pengantin yang sebenarnya datang dan mengambil haknya kembali?
Ikuti kisahnya hanya di sini...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
...***...
Nyonya Hanum masuk ke dalam kamarnya setelah berbincang dengan Farah. Beliau lantas membuka laci dan mengambil selembar foto usang. Sebuah foto pengantin.
Nyonya Hanum tertawa menyeringai sambil memandangi foto itu, dan seakan beliau kembali ke masa lalu di mana pada saat itu dirinya masih muda dan di mana untuk pertana kali beliau jatuh cinta pada seorang pria.
Pov Hanum
Aku seorang gadis yang berkepribadian keras kepala, egois, dan manja. Segala apa yang menjadi keinginanku harus aku dapatkan.
Ketika menginjak kelas tiga SMA nilai akademik-ku di beberapa mata pelajaran anjlok dan Romo menyarankan agar aku mengambil les privat. Karena pada dasarnya aku orangnya pemalas dan tidak suka berbaur dengan orang asing, maka Ibu mengusulkan agar aku les privat di rumah.
Akan tetapi yang menjadi masalah, aku orangnya sangat pemilih, hingga akhirnya suatu hari Romo memperkenalkan seorang lelaki muda bernama Aryo Nugroho yang lumayan tampan dan dia juga seorang guru di sebuah sekolah SMA swasta yang tidak jauh dari sekolahku.
Seminggu tiga kali pertemuan kami, tetapi jika akan ada ulangan biasanya aku memintanya untuk datang mengajariku. Dari seringnya intensitas pertemuan kami, lambat laun aku mulai merasakan sesuatu yang aneh pada diriku. Aku sering merasa tersipu malu dan salah tingkah jika tatapan kami beradu. Apalagi pembawaannya sangat tenang dan sikapnya yang lembut, serta tatapan matanya begitu meneduhkan menurutku. Singkat cerita akupun mulai merasa jatuh cinta padanya.
Sampai akhirnya pada suatu sore aku mengajaknya pergi ke taman dengan dalih, agar suasana belajar lebih variatif, aku memiliki rencana tersendiri. Awalnya dia menolak, tetapi aku terus memaksanya hingga dia menyetujuinya.
"Ya sudah, sekarang keluarkan bukumu, dan tanyakan bagian mana yang belum kamu pahami," ujarnya lembut mengawali percakapan.
"Sebenarnya aku mengajak Kak Aryo ke sini bukan untuk belajar," sahutku. Dan dia tampak terkejut sambil menatapku tak percaya.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu. Dan ini mengenai perasaanku pada Kak Aryo."
Kulihat Kak Aryo menggaruk pelipisnya, lalu menggosokkan telapaknya dan meniupnya. Mungkin untuk mengurangi rasa grogi yang ia rasakan.
"Aku menyukai Kak Aryo. Lebih tepatnya aku jatuh cinta pada kakak seiring berjalannya waktu," ujarku terus terang.
Lagi-lagi Kak Aryo menggaruk pelipisnya, lalu menatapku dengan intens. "Maaf ya, Dik Hanum. Saya ini pria miskin yang tidak sepadan denganmu. Lagipula saya sudah memiliki kekasih, dan sebentar lagi kami akan menikah. Jadi maaf, saya tidak bisa membalas perasaanmu," tolak Kak Aryo dengan tegas yang membuatku kecewa.
"Aku bisa menjadi kekasih gelap Kak Aryo. Dengan begitu Kakak tetap bisa menikah dengannya dan juga berhubungan denganku," rayuku padanya.
"Maaf, saya tidak bisa! Saya bukan lelaki brengsek yang dengan mudah mempermainkan perasaan wanita." Kak Aryo tetap menolakku yang membuatku sakit hati.
"Dik Hanum, gadis cantik dan terhormat. Pasti akan dengan mudah mendapatkan pemuda manapun yang Adik sukai. Tapi---"
"Tapi aku sukanya sama Kak Aryo. Aku rela menjadi yang kedua asalkan Kakak mau menerimaku," desakku padanya.
"Maaf, Dik Hanum, saya tetap tidak bisa! Hati dan perasaan saya hanya untuk kekasih saya. Dan cinta itu tidak bisa dipaksakan. Sebaiknya kita pulang, saya akan mengantarmu," ujarnya.
Kak Aryo langsung mengambil sepeda onta-nya, tetapi aku menolak untuk pulang bersamanya. Aku memilih pulang sendiri dengan rasa sakit hati atas penolakannya.
Hari-hari berlalu dan ujian nasional telah selesai, aku tidak lagi les privat dengan Kak Aryo. Akan tetapi, hal yang mengejutkan justru aku menerima kartu undangan pernikahan Kak Aryo dengan kekasihnya.
Hatiku sakit sekali dan aku merasa hancur ketika aku harus menghadiri undangan pernikahannya. Melihat tawa dan kebahagian terpancar dari wajahnya, entahlah aku seperti tidak rela.
"Seharusnya aku yang berada di sisi Kak Aryo, bukan perempuan itu." Wajahku mengeras dan mengepalkan tanganku dengan kuat.
"Jika aku tidak bisa mendapatkannya maka wanita lain pun tidak boleh memilikinya!"
Akupun tersenyum samar dan meninggalkan tempat tersebut dengan hati dipenuhi dendam membara.
Aku larut dalam kekecewaan dan patah hati yang mendalam, hingga membuat kakakku Hanna yang melihatku merasa kasihan. Akan tetapi, aku tidak mau dikasihani.
Namun rupanya tanpa sepengetahuanku, Romo dan Ibu telah mengetahui apa yang terjadi padaku. Maka beliau pun mengatur perjodohan untukku. Tentu saja aku menolaknya.
Hingga tahun berganti dan sepuluh tahun berlalu dengan cepat, aku pun telah menikah dengan Mas Gustav, atas permintaan Kak Hanna yang meninggal ketika melahirkan karena komplikasi penyakit yang dideritanya. Singkatnya aku menjadi ibu sambung untuk Bastian.
Suatu hari aku pergi ke suatu tempat bersama Bastian, dan tanpa sengaja aku bertemu kembali dengan Kak Aryo bersama keluarganya. Mereka tampak begitu bahagia tertawa bersama istri dan putri kecilnya.
Entah mengapa perasaan yang telah lama terkubur itu, tiba-tiba muncul kembali. Melihatnya begitu bahagia, aku merasa ini tidak adil bagiku, hingga timbul rencana jahat dalam benakku.
Aku membawa pulang Bastian, lalu menemui seseorang yang terpercaya untuk menjalankan rencanaku, dan keesokan harinya aku mendengar berita dari televisi maupun surat kabar tentang kebakaran yang menewaskan seluruh anggota keluarganya. Akupun tertawa puas.
Hingga beberapa tahun kemudian, Entah kapan tepatnya, ketika ulangtahun perusahaan tanpa sengaja aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat mirip sekali dengan Kak Aryo. Didera rasa penasaran yang tinggi akhirnya aku meminta seseorang yang kupercaya untuk menyelidikinya dengan memeriksa arsipnya di bagian personalia. Dan ternyata benar dugaanku dia adalah putri semata wayang Kak Aryo.
"Si*alan...! Mengapa dia tidak ikut tewas bersama kedua orangtuanya? Bukankah saat itu beritanya seluruh anggota keluarga telah tewas? Kur*ang a*jar!" Akupun mulai mengawasi gadis itu.
Dan yang lebih mencengangkan lagi, di saat Bastian akan menikah, dia ternyata justru memilihnya untuk menggantikan Farah, calon istrinya yang tiba-tiba menghilang. Tentu saja aku melayangkan keberatanku. Akan tetapi tidak digubris oleh Bastian, dan rupanya pria bodoh itu telah jatuh cinta pada perempuan kampung yang miskin itu.
Dari situ aku terus memutar akal untuk menyingkirkannya. Apalagi sekarang dia sedang mengandung calon pewaris keluarga Arya Winata, tentu itu tidak boleh terjadi. Dan aku akan melakukan segala cara untuk membuat perempuan kampung yang miskin itu menderita sampai dia sendiri menyerah dan pergi.
Pov Hanum end
"Anakmu harus membayar mahal atas rasa sakit yang telah kalian torehkan padaku. Bahkan aku akan membalasnya lebih menyakitkan dari apa yang telah kalian dapatkan! Hhhhhh...!"
Tawa Nyonya Hanum membahana memenuhi setiap sudut kamarnya. Tangannya meremas kuat foto itu hingga menjadi gumpalan kertas yang tak berbentuk.
***
Terjawab sudah rasa penasaran ya gaes. Kenapa Nyonya Hanum begitu membenci Safira.
Bersambung
Cinta boleh, tapi segitunya banget sampai ngemis dan menawarkan diri jadi simpanan. Tobat deh Hanum😞😞