Irfandy saputra adalah seoarang CEO tampan, yang baik hati dan juga peramah, tapi itu semua berubah saat tunangan nya natasya kecelakaan di hari pernikahan mereka.
di saat saat nafas terakhir natasya malah melamar adinda sahabat baik nya untuk menggantikan diri nya menikahi irfan..
akankah irfan bisa menerima adinda di kehidupan nya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jhuwee dealova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Hari ini Dinda dan Irfan berencana untuk pulang ke Apartemen, karna mengingat di sana Dinda akan lebih mudah karna tidak harus naik tangga saat hendak ke kamar nya.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tua mereka langsung saja berjalan menuju Apartemen yang di antarkan oleh Kelvin .
Saat sudah sampai di Apartemen Dinda tidak di bolehkan kemana-mana oleh Irfan, hanya tiduran saja di kamar nya.
''Mas.... Dinda bosen di kamar aja, tau di kurung gini mending di rumah mama aja'' Keluh Dinda
''Kaki kamu butuh istirahat Din,biar cepat sembuh supaya nanti pas resepsi kamu bisa jalan dengan sempurna.''
Dinda hanya diam tak menjawab apapun karna yang Suami nya katakan ada benar nya, setelah itu Irfan pun berjalan keluar untuk menui Bik Sum ingin menyuruh nya masakkan makan siang mereka sebelum dia pulang.
Saat hendak pulang Bik Sum menemui Tuan nya dulu di ruang kerja
''Permisi Tuan '' Panggil Bik Sum dari luar.
''Iya Bik, '' Jawab Irfan membuka pintu.
''Itu Tuann.., Kerjaan saya sudah siap semua makan siang Nona saya antar ke kamar apa di dapur saja'' Tanya Bik Sum sopan
''Biar saya bawa saja Bik, Bibik pulang lah, trimakasih ya Bik ''
Bik Sum hanya tersenyum dan mengangguk seraya berbalik keluar dari Apartemen segera pulang ke rumah nya.
Setelah memeriksa beberapa dokumen yang di kirimkan oleh Kelvin ke eimel nya, Irfan segera mengambil makanan di meja dan membawa nya ke kamar,
''Dinn... Makam dulu ''
''Mas makan nya di sofa saja ya, Dinda capek duduk di kasur aja dari tadi''
Irfan segera memapah Dinda dan membawanya ke sofa yang adaa di kamar mereka.
''Sini biar Mas suapi ''
''Gak usah Mas, Dinda bisa sendiri, yang sakit kan kai bukan tangan ''
''Kita mulai lah dari hal yang kecil-kecil dulu Din biar kita terbiasa untuk saling menerima dan membuka hati satu sam lain'' Ucap Irfan panjangg lebar.
Dinda pun tak menjawab lagi hanya menurut saja apa yang di lakukan Irfan.
Saat Irfan mengusap sisa makanan di bibir Dinda seakan sesaat jam berhenti berputar tatapan mereka terkunci beberapa detik, jantung mereka berdua seakan ingin lompat dari kandang nya, dan wajah Dinda jangan di tanyakan lagi sudah seperti udang rebus merah merona 😁
''Mas, Dinda sudah kenyang '' Ucap Dinda tiba-tiba memcah kecanggungan.
''Hhmmmpp, minum lah '' seraya menyodorkan gelas minum pada Dinda.
Barulah Irfan makan makanan nya sendiri, sedangkan Dinda masih duduk di samping Irfan seraya menyender ke sofa sambil main hp seperti orang malas saja.
''Mas... ''
''Hhmm ''
''Nanti Weny sama Bik Marni mau main kemari, boleh Mas,? kata nya sih Mau jenguk Dinda ''
''Boleh, siapapun boleh datang ke rumah kita asal jangan lelaki'' Jawab Irfan sambil terus mengunyah.
''Makasih Mas ''
''Kkok makasih ? ini kan rumah kamu juga, boleh datang tamu kamu siapa saja asal ya seperti yang ku katakan tadi jangan laki-laki ''
''Hhmm '' Deheman Dinda
Saat sore hari Dinda dan Irfan sudah duduk di ruang tamu sedang menunggu tamu yang datang, karna Weny sudah mengirim pesan jika mereka sudah di jalan.
Ting...Tung.... Bel berbunyi,
''Mas... itu mereka datang '' Ucap Dinda antusias , Irfan berjalan membuka pintu
ting..... Suara pintu Apartemen terbuka
''Selamat sore Tuan Irfan'' Sapa Weny dan Bik Marny serentak ''
''Sore, masuk lah '' Jawab Irfan
''Dinnn..... Kok bisa sih kaki kamu patah'' Ucap Weny saat sudah berada di depan Dinda
''Hey.... Jangan asal ngomong Wen, cuna terkilir saja kok, duduk Bik jangan berdiri aja''
''Iya Non, Bibik kawatir banget kata Non Weny kaki Nona patah '' Ucap Bik Marny
''Silahkan di minum '' Ucap Irfan baru keluar dari dapur dan membawa tiga gelas jus, jangan pikir itu jus buatan nya, itu jus kemasan yang di tuang dalam gelas 😅
''Maksi ya Mas ''Ucap Dinda saat melihat suami nya pengertian sekali membuatkan minum untuk tamu nya
'' Hhmm, Mas di ruang kerja ya, jika ada peru panggil saja'' Ucap Irfan seraya mengacak lembut kepala Istri nya.
Dinda hanya tersenyum tidak menjawab karna sedikit salting untuk pertama kali nya Irfan mengusap kepala nya
''Tuan Irfan udah sweet aja Din '' Celetuk Weny saat Irfan sudah hilang di balik pintu ruang kerja nya
''Aahh mana ada, biasa aja tu, kalian ngapain bawa-bawa buah segala sih buat repot aja'' Jawab Dinda sedikit salah tingkah dengan ucapan Weny tadi.
''Gak repot kok Non, jenguk orang sakit ya memang harus ada buah tangan kan'' Ucap Bik Marni
''Hhmm makasih ya Bik ''
''Sama aku gak bilang makasih Din ?''
''Iya makasih, oh ya Din rencana nya kita mau buat resepsi nanti kamu bisa urusin semua nya''
''What, resepsi ....?? Akhirnya pernikahan kalian di publikasi juga din, bisa-bisa nanti gue urusin semua nya kamu mau yang gimana konsep nya pasti udah ada kan''
''Nanti tunggu kaki aku sembuh dulu, biar aku sama Mama Rose nanti ke kantor buat milih konsep sama undangan nya juga''
''Oke siap Boss '' Ucap Weny seraya membuat hormat.
Setelah bercengkrama dan berbicara banyak hal dengan Dinda, Weny dan Bik Marni akhirnya pamit pulang.
''Mas..... '' Panggil Dinda
Klek... ''Iya, '' Jawab Irfan keluar dari ruang kerja
''Mas Dinda mau mandi , bawa Dinda masuk Mas''
Irfan berjalan mengunci pintu Apartemen lalu memapah Dinda ke kamar mandi
''Mas tunggu di luar saja jangan di sini, kek mana Dinda mandi jika Mas di sini''
''Gak papa, Mas di sini aja, nanti kalau kamu perlu apa-apa tidak susah manggil nya''
''Mas jangan mesum ya, cepat keluar '' Ucap Dinda seraya membelik mata atas suami nya.
''Anggap aja Mas nyicil dulu''
''Nyicil apaan ..-? '' Bingung Dinda
''Nyicil buat echemm '' Seraya menaik-naikkan alis nya..
''Mass mesummmmm, cepat keluar Dinda mau mandi '' Seraya melempar botol shampo ke arah suami nya, yang pasti dapat di elakkan oleh lelaki itu.
Irfan pun keluar dari kamar mandi dengan terkekeh sendiri melihat sikap Istri nya saat di goda oleh nya.
''Kamu lucu Din, semakin hari semakin menggemaskan, sampai kapan kamu bisa terima aku jadi Suami seutuh nya, kayak nya aku hampir tak bisa menahan diri lagi, kamu terlalu meresahkan Din'' Ucap Irfan sendirian di depan kamar mandi menunggu panggilan dari Istri nya di dalam.
Setelah mandi Dinda keluar dengan di papah lagi oleh Suami nya tidak ada drama yang terjadi, Irfan pun tidak menjahili nya terus saja membawa Dinda untuk memakai pakaian nya sendiri.
tbc.......