Ternyata Aku Adalah Yang Kedua

...****************...

...Di tempat yang berbeda, mobil yang di kendarai Azam masuk ke pekarangan mansion mewah orang tua nya , dan berhenti tepat di belakang mobil papa nya ....

tanpa berlama lama Azzam pun turun dari mobil nya dan menuju ke arah pintu masuk mansion itu ,

Saat pintu mansion orang tua nya terbuka , sontak saja martin yang saat itu berlari ke arah pintu saat mendengar suara mobil kakak nya langsung terhambur memeluk Azzam dan hampir membuat Azzam tersungkur ke belakang , untung nya ia masih kuat menahan tubuh nya yang saat ini tengah di kekap oleh sang adik.

"kamu kebiasaan Martin, kalau kita terjatuh bagaimana ha?" kata Azzam yang kesal kepada Martin karna tidak melepas kebiasaan buruk nya sedari dulu

"he he he tapi tidak jatuh kan kak, martin sangat merindu kan kakak" jawab nya cengengesan, dia tidak pernah terlihat dewasa , kalau sedang bersama keluarga nya

"iya kakak juga merindu kan mu, sudah lah , ayo kita masuk," ajak Azzam kepada sang adik menuju ruang keluarga milik orang tua nya , disana sudah ada sepasang suami istri yang tak lain adalah orang tua Azzam dan juga martin.

Kini Azzam dan Martin sudah duduk di sofa panjang yang berhadapan dengan orang tua mereka.

"apa kuliah mu sudah selesai?" tanya Azzam kepada sang adik , yang membuat wajah martin berubah menjadi murung .

"iya "jawab Martin singkat , ia sudah tau kemana nanti arah pembicaraan ini

"berarti kamu sudah siap bekerja di kantor cabang kita ? "

dan benar saja apa yang ada di pikiran Martin memang sangat tepat ,

"baru juga sampai kak, sudah di suruh kerja saja, " kesal martin

" lebih cepat kan lebih baik martin , biar kamu tidak kembali nakal lagi bersama geng mu itu"

"aku kan sudah bilang dari dulu, kalau aku sudah tidak bersama geng ku itu lagi " jelas Martin sambil melipat kedua tangan di depan dada nya

"tetap saja kakak merasa hawatir "

"sudah lah , betul yang di katakan kakak mu martin , lebih cepat lebih baik , kamu juga tidak akan langsung jadi pemimpin di kantor cabang, kamu harus belajar dulu di kantor kakak mu ," seka Sadam, ayah dari Martin dan juga Azzam , Sadam mem benar kan apa yang di katakan anak pertama nya itu, kalau martin tidak cepat di bimbing , takut nya anak itu kembali berulah lagi seperti dulu .

"oke, oke , lusa aku akan mulai bekerja di perusahaan kakak"

"kenapa tidak besok saja ?" tanya Azzam kepada Martin

" kakak , aku baru sampai tadi malam , aku juga butuh istirahat,"

" baik lah , "

"apa aku jadi menginap di apartemen kakak?"

"terserah kamu saja"

"hey apa yang kalian bicara kan, apa kalian tidak merindu kan kami sebagai orang tua " ucap Linda, ibu dari Azam dan martin

"tentu saja sangat rindu mam"

"terus kenapa kamu malah mau menginap di apartemen kakak mu?" tanya sang mama kepada Martin, yang saat ini sedang kesal ,

Bagai mana tidak kesal ,

Bisa bisa nya anak itu lebih merindukan kakak nya di banding orang tua nya sendiri, padahal ia baru saja sampai tadi malam dan sudah berniat menginap di rumah sang kakak nya .

Ya ,, itu lah martin dari kecil dia memang sangat dekat dengan kakak nya , disaat papa nya sibuk di kantor dan ibu nya sibuk dengan restoran yang ia kelola , membuat mereka tidak punya waktu untuk Martin dan juga Azzam ,

"cuma satu malam saja mam" rengek martin

"terserah kalian saja , adik sama kakak sama saja ,"

"ayo lah mam , kan cuma semalam saja"

" biar kan saja lah sayang to dia juga pasti merindu kan kakak nya" ucap Sadam kepada istri nya yang saat ini sudah menekuk wajahnya kesal kepada kedua anak nya itu, Sadam pun membujuk istri nya sambil mencium tangan sang istri.

" hmm ini ni, yang bikin nggak betah , selalu saja , memperlihat kan kemesraan nya depan anak nya sendiri , kan jiwa jomblo ku jadi meronta ronta ingin punya istri " kesal martin saat melihat papa nya berlaku mesra terhadap istri tercinta nya, itu lah Sadam dan Linda , mereka memang sangat bucin , padahal umur mereka sudah setengah abad , mungkin karna semasa dulu mereka jarang punya waktu bersama, dan sekarang kesempatan bagi mereka karna ke dua anak nya sudah dewasa , dan sudah bisa mengurus perusahaan milik keluarga Alcantara.

" suruh itu kakak mu yang cepat menikah, mama sudah tidak sabar ingin menggendong cucu"

" hah , kok malah Azzam si yang kena"

" ya kamu lah yang harus nya lebih dulu menikah , atau jangan jangan kamu ingin di langkahi sama adik mu itu Azzam,"

" tunggu sampai Mora menyelesaikan kontrak nya di luar negri mam"

"aduh Azzam,, mau sampai kapan kamu menunggu wanita yang berpakaian setengah telanjang itu "

"cukup mam , kenapa sih mama tidak pernah suka sama mora?"

" dari penampilan dan sikap nya mama sudah tidak suka pada nya, kita menilai orang itu dari penampilan dan juga cara dia berbahasa , sudah jelas anak itu tidak tau sopan santun"

"sudah lah mah, ini hidup Azzam , Azzam yang akan menjalani nya bukan mama"

"kalau di bilangin suka ngeyel , ya sudah, suruh anak itu pulang dan menikah dengan mu zam , papa sama mama sudah semakin tua , apa kamu mau melihat mayat kami dulu baru mau menikah?"

"cukup dong mah , jangan ngomong seperti itu , nanti Azzam coba untuk menghubungi mora ok,"

" hmm terserah kamu saja "

begini lah kalau Azzam pulang kerumah orang tua nya, selalu saja ribut tentang pertanyaan kapan menikah , apa lagi mama dan papa nya tidak menyukai kekasih azzam yang bernama Mora, itu sebab nya Azzam sangat malas sekali pulang kerumah orang tua nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...