CERITA INI MENGANDUNG 21++. DISARANKAN BIJAK MEMILIH BACAAN!
DISARANKAN JUGA UNTUK TIDAK AMBIL SERIUS CERITA INI. TUJUAN AUTHOR UNTUK MENGHIBUR NGANA SEMUANYA.
Miya Andara, seorang perempuan berkaca mata, berpenampilan sederhana yang bekerja di sebuah perusahaan property terbesar di Jakarta, tidak menyangka akan terjebak di dalam sebuah pernikahan dengan seorang lelaki yang ia temukan dalam kondisi mabuk pada suatu malam.
Bagas Gumilang, seorang CEO perusahaan property besar itu tidak bisa menolak permintaan ayah dan ibunya untuk menikahi Dara saat mereka kedapatan di dalam kamar yang sama.
Bagas yang sudah memiliki kekasih mau tidak mau harus menikahi Dara atas desakan kedua orangtuanya yang terlanjur salah paham.
Akankah keduanya bertahan dalam hubungan tanpa cinta yang akhirnya mengikat mereka dalam pernikahan dadakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu Menguras Isi Dompet
Kecelakaan ringan yang bikin pinggang Bagas terasa encok membuat buaya gondrong itu harus menginap di rumah sakit. Kata Bagas kekuatan langit dan bumi ternyata sudah runtuh hingga membuat ritual mulia harus berakhir terhempas dan membuatnya masuk ke rumah sakit.
Nyeri di pinggang juga pantat Bagas masih terasa saja hingga mau pipis pun Bagas harus minta dipapah oleh Dara. Yang aneh, sejak Bagas masuk rumah sakit, para perawat sekarang jadi suka banget masuk kerja. Yang pada off juga menawarkan diri ambil lembur demi bisa lihat buaya gondrong yang lagi cidera.
Dara jadi suka kesal sama mereka yang sering banget masuk ke ruang rawat inap Bagas cuma pengen ngecek keadaan suaminya yang masih baik-baik saja, cuma sedikit keseleo di bagian pinggang yang bikin para suster cantik ambil kesempatan buat pegang-pegang.
"Mas, Kamu udahan lah masuk rumah sakitnya. Ayo pulang, aku suka keki lihat mereka pada kecentilan." Mode cemburu Dara jadi keluar lagi sekarang.
"Ya sabar dong Ra, ini juga karena ranjang yang kata kamu punya kekuatan bumi sama langit itu akhirnya bikin aku sakit pinggang begini." sahut Bagas jadi kesal juga.
"Ya kamu itu gak bisa pelan-pelan, kalau lagi begituan jadi nggak inget dunia. Roboh kan ranjangnya."
Bagas memalingkan wajah, sudahlah pinggangnya masih sakit akibat tragedi ranjang berderit. Sekarang ditambah lagi dengan wajah Dara yang cemberut dan senyumnya jadi irit.
"Maaf Pak Bagas, pinggangnya masih sakit?" Suster cantik lagi bohay datang menghampiri.
"Udah sembuh, Mbak suster." Dara yang menjawab padahal mulutnya Bagas udah mangap-mangap kayak Jordi kalo lagi dikasih makan, maksudnya pengen jawab.
"Oh iya, hmmmmm saya balik ke depan dulu ya, Pak Bagas, nanti kalau perlu apa-apa panggil saja saya lagi, suster Merry." kata suster sambil memperkenalkan diri.
"Gak usah Mbak Suster, nanti kalau suami saya butuh pertolongan, saya bisa pake toa manggil semua suster yang ada disini." Lagi-lagi Dara yang menjawab padahal Bagas sudah mangap-mangap.
"Wah... dapet dari mana Mbak toanya?" suster tertawa seanggun mungkin, buat Dara yang melihat jadi keki setengah mampus.
"Saya comot tadi dari mushola rumah sakit." sahut Dara sambil menunjukkan kekesalannya.
Perawat akhirnya keluar dari ruang rawat inap dengan langkah anggun mirip model lagi show time di atas catwalk.
"Tuh lihat, kamu tuh sengaja ya lama-lama di rumah sakit biar bisa tebar pesona?!" tuding Dara sambil berkacak pinggang bikin duo semangka jadi bergoyang-goyang. Seketika Bagas jadi manja, demi lihat indahnya pemandangan.
Bagas langsung meraih pinggang Dara lalu memeluk istrinya. Serasa duo semangka menimpa kepalanya yang sedang bersandar di perut Dara.
"Udah dong, Ra. Jangan marah-marah. Percaya deh, aku gak niat buat kegenitan. Mau genit juga mending sama kamu. Puas aku." ujar Bagas sambil mengelus bagian belakang Dara yang terbungkus celana jeans ketat.
"Gak kegenitan gimana, kamu sengaja ngomong lama-lama sama suster itu. Mentang-mentang yang jadi suster ceweknya cantik. Aku jadi tersingkirkan!" sahut Dara dengan penuh penghayatan.
"Duuuhh... cemburunya kamu nih nyeremin banget. Sumpah mati deh, Ra, aku bukannya sengaja godain. Tapi gak sengaja."
"Tuuuuuuuhh kan!" Dara mencak-mencak lagi bikin gempa buatan kembali terasa di atas kepala Bagas yang berlanjut merambat hingga ke kepala bawah. Jadi ngilu-ngilu gimana gitu.
"Ya udah, aku becanda aja loh. Eh, Sayang, Gucci lagi ngeluarin tas terbarunya loh. Kamu gak mau nih?" ujar Bagas mengeluarkan jurus terakhirnya.
Mata Dara seketika jadi merem melek saat Bagas menyebut merk tas branded itu. Ia langsung melingkarkan lengan ke kepala Bagas hingga membuat lelaki itu jadi susah nafas.
"Mau, Mas Mau. Duh kamu pengertian banget deh." Dara malah semakin membenamkan wajah suaminya ke perut membuat Bagas megap-megap persis Jordi kalo lagi kelelep air. Dara langsung melepaskan lengannya, ia yakin lewat dari satu menit, suaminya itu akan sampai ke alam gaib.
"Duuuuhh kamu tuh, ini aku bukan lagi sakit pinggang, tapi bakal kena sesak nafas kronis juga. Jangan gitu dong, kalo aku mati sekarang, Jeki kasihan belum puas ketemu Nyai." decak Bagas sambil menghirup udara sebanyak-banyaknya.
Dara jadi kasihan sekaligus puas. Ia jadi bisa membalaskan kegenitan Bagas tadi sama suster bohay yang bodinya mirip pohon bonsai.
"Maaf ya Mas Bagas, aku kan gak sengaja. Lagian kamu kan suka aku benamkan begitu." sahut Dara bikin Bagas jadi mesem-mesem gak karuan. Tapi membenamkannya ya pakek perasaan dong, masa udah sampe mau kehabisan nyawa begitu?! pekik Bagas hanya di dalam hati, karena kalau dikeluarkan secara terang-terangan, ia khawatir nanti bukan hanya kehabisan nafas tapi Jeki juga akan di operasi Dara pake gunting medis yang ada di atas nakas. Seram. Lebih seram dari fitnah Jordi kemarin.
"Ya udah jangan ngambek lagi dong kalo gitu." Bagas mendongak menatap Dara yang sedang menunduk hingga membuat pandangan keduanya jadi bertemu.
"Iya, gak ngambek lagi aku." ujar Dara akhirnya dengan senyum manis ulala yang menyejukkan jiwa.
"Berarti Gucci nya gak jadi kan?" tanya Bagas yang segera disambut pelototan Dara, mengingatkan Bagas akan tokoh Suzana ketika main film Nyai Blorong.
"Jadi dong, Mas! Mau dua ya, yang merk channel juga." ujar Dara malu-malu tapi mau.
Bagas memeluk pinggang Istrinya itu erat, lalu mencium perut Dara yang datar.
"Nyak kalo cemburu ngeri banget, Tong, cemburunya jadi ngabisin duit Babeh." ujar Bagas pada perut Dara seolah sedang bicara pada anaknya yang masih juga belum bersarang.
Dara hanya tersenyum senang melihat tingkah suaminya itu. Ia hanya menggoda Bagas, Dara tidak perlu hal mewah itu walaupun ia tahu suaminya tajir melintir. Apalagi Bagas ini tipikal lelaki yang sayang istri, apa pun yang istrinya mau pasti dibelikan.
Lagian, mau nyenengin istri dengan barang branded sah-sah aja sih, asal punya duit yang cukup buat beli. Bagi Bagas gak masalah, toh nyenengin bini juga nanti jadi ladang pahala.
Tapi balik lagi, Dara bukan perempuan matre kok. Ranjangnya aja udah turun temurun sangking hematnya ia dalam mengelola uang. Tapi si ranjang rupanya harus berakhir tragis karena keganasan Bagas. Kekuatan langit dan bumi ternyata sedang tidak berfungsi, apa mungkin karena pengaruh kolor Doraemon yang Bagas pakai?
Tapi kalo Bagas maksa buat beliin barang mewah ya sikat Bos. Jarang-jarang kan cemburunya bisa menguras isi dompet suami begitu.
Dara cekikikan sementara Bagas sudah kembali menikmati gempa lokal yang disebabkan istrinya. Nampaknya, sebentar lagi Bagas sembuh, karena Jeki harus segera mengadakan meeting mendadak sama Nyai! Harus!
Mana yg aku inget cuman nama peran laki lakinya aja pokoknya namanya Bagas, trus istrinya sekretaris dia.
Yahh pokoknyaa senenggg bgtttt akhirnya ketemu sama novel ini, udah pengen baca ulang dari tahun kemarin tapi ga ketemu mulu.