Mr. Bodyguard

“A-Ayah!?” Kaget Hael saat melihat ayahnya berada di negara ini.

“Lepaskan Roy!” Titah Redius dengan tatapan tajamnya.

Roy yang hampir mati di tangan Hael, kini bisa bernapas lega melihat kedatangan Redius yang memang sempat mengabarinya akan datang untuk melihat keadaan Hael yang sempat masuk penjara selama satu malam.

Hael tentu saja tidak akan melepaskan Roy yang sudah membuatnya tidak bisa membalas suami Clara yang begitu sombong itu, sehingga Hael melampiaskan kemarahannya kepada Roy yang keadaannya kini benar-benar memprihatinkan.

Kepala Roy dihantam dengan vas bunga, lalu hidungnya juga patah oleh pukulan yang dilayangkan Hael kepadanya.

“Bawa Roy ke rumah sakit!” Redius memerintahkan dua orang berbadan kekar di belakangnya.

“Baik Tuan.”

Roy memejamkan matanya, ia sudah tidak kuat lag menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Roy langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, karena hanya Roy yang sanggup menangani kegilaan Hael dan Redius masih membutuhkan Roy untuk menjaga putranya.

“Belum cukup membuat kegaduhan sampai masuk penjara, sekarang kau ingin membunuh Roy yang selama ini menjagamu?” Redius mencengkeram rahang putranya, membuat Hael mengerang kesakitan.

Meskipun Hael adalah putra kesayangannya, karena merupakan putra terakhir Redius dari mendiang istrinya. Tetapi Redius juga memiliki batas kesabaran, dan sekarang kesabarannya sudah habis menghadapi tingkah putra bungsunya yang sering membuat masalah.

“A-Ayah le-lepas!” Kata Hael dengan susah payah.

Hael tidak ingin rahangnya hancur, karena cengkeram kuat dari sang ayah. Ia benar-benar takut melihat tatapan gelap Redius yang tidak pernah ditunjukkan kepadanya, Hael tahu kalau ayahnya sudah sangat marah kepadanya.

“A-Ayah sa-sakit!” Seru Hael yang sudah tidak tahan lagi.

Redius melepaskan cengkeramannya, membuat tubuh sang putra terduduk di lantai sambil terbatuk.

“Kenapa Ayah tega sama aku?” Tanya Hael yang berpura-pura menangis, karena sang ayah paling lemah saat melihat air mata darinya.

“Kenapa Ayah tidak bisa tega dengan anak nakal sepertimu? Kau saja hampir membunuh Roy yang sudah setia bersamamu,” balas Redius yang kini menunduk untuk menatap wajah putranya yang masih menangis.

Kali ini Redius harus tega dengan putranya, karena Hael sudah keterlaluan. Jika Hael terus dimanja, maka semakin banyak korban seperti Roy atau bisa lebih parah lagi.

“Tapi ini bukan salahku, Roy yang sudah mengabaikan perintahku dan membuatku tidak bisa membalas pria sombong itu!” Seru Hael yang tidak mau disalahkan.

Redius menarik putranya dengan kasar, membuat Hael kembali terkejut. Namun Hael tidak bisa mengeluarkan suaranya, saat lehernya tiba-tiba saja dicekik oleh ayahnya.

“Kau selalu hilang kendali saat berada di luar! Apa yang dilakukan oleh Roy itu sudah tepat!” Marah Redius dengan suara yang begitu keras sampai menggema di Mansion mewah tersebut.

Wajah Hael sudah memerah, karena ia kehabisan napas. Membuat Redius langsung melepaskan cekikannya, dan menahan bahu putranya agar tidak terjatuh lagi ke lantai.

“Jangan samakan negara ini dengan negara kita, Hael! Di sini memiliki peraturan berbeda dan Ayah tidak memiliki kekuasaan besar seperti di negara kita. Di sini juga ada banyak orang yang memiliki kekuasaan lebih tinggi dari Ayah, salah satunya adalah Mafia Grey yang sangat misterius itu!” Redius menatap tajam putranya yang kini terlihat terkejut.

“Ayah tidak ingin kau salah lawan, bisa saja yang kau singgung adalah Mafia Grey. Jadi jangan membuat masalah di negara ini!” Redius memperingati putranya.

“Kenapa Ayah tidak bilang?” Kesal Hael yang tidak menyangka kalau tempat tinggal Mafia Grey berada di negara ini.

“Kapan kau mau mendengarkan Ayah? Kau selalu membangkang dan tidak tahu aturan!” Bentak Redius.

Hael kembali terkejut mendengar bentakan pertama dari ayahnya, tetapi hanya sebentar… sebelum ia mengingat sosok yang memiliki aura menyeramkan.

“Apa kau sudah melakukan kesalahan?” Tanya Redius yang menyadari kegelisahan di mata sang putra.

“Aku tidak tahu, hanya saja aku sempat tertarik dengan seorang dokter cantik di rumah sakit Shamora. Namanya dokter Clara, lalu dia ternyata memiliki seorang suami yang memiliki aura menyeramkan,” jelas Hael yang membuat kepala ayahnya semakin berdenyut pusing.

Redius melepaskan putranya dan membiarkan Hael terjatuh ke lantai, pria paruh baya itu langsung mengeluarkan ponselnya dan mencari tahu tentang dokter Clara di rumah sakit Shamora.

Tidak ada banyak yang didapatkan, tetapi Redius bisa tahu siapa nama dari suami dokter Clara.

“Sialan!” Umpat Redius yang langsung mengenali wajah dari suami dokter Clara.

Bugh!

Redius memukul wajah putranya dengan keras, membuat hidung Hael mengeluarkan darah.

“Kau sudah menyinggung monster di dunia bisnis, Tuan Sean adalah salah satu orang yang sangat disegani oleh semua orang… termasuk di pemerintahan!” Teriak Redius yang sudah kepalang kesal, memiliki seorang putra tidak berguna seperti Hael.

Nama tersebut terdengar tidak asing, karena memang nama Sean sering muncul di majalah bisnis maupun berita bisnis sampai ke luar negeri. Hael gemetar, ia benar-benar tidak tahu kalau pria menyeramkan itu adalah ternyata monster bisnis.

Redius berhenti saat melihat sebuah pesan masuk dari orang kepercayaan, ia langsung membukanya dan amarahnya semakin meledak saat melihat kabar buruk yang dikirim oleh orang kepercayaannya.

“Kenapa bisa begini? Siapa yang membocorkannya?” Panik Redius yang tidak menyangka kalau ada seseorang yang memublikasikan tentang kejahatan yang pernah dilakukan olehnya.

Redius memang tidak murni masuk ke dunia pemerintahan, ia melakukan cara kotor dengan membunuh perdana mentri sebelumnya agar dirinya bisa menggantikannya.

“A-ada apa Ayah?” Tanya Hael yang merasa kalau sesuatu yang buruk akan terjadi.

Redius terdiam, ia mencoba mencari tahu siapa dalang dari awal kehancurannya. Redius merasa tidak memiliki musuh besar, karena semuanya sudah ia bunuh secara diam-diam.

Tatapan Redius kini teralihkan kepada putra bungsunya yang kemungkinan besar adalah biang dari segalanya.

“Seret Hael dan jangan biarkan dia keluar dari kamarnya!” Titah Redius kepada orang-orangnya.

Suara teriakan Hael tidak didengar oleh sang ayah, sebab Redius kembali mendapatkan pesan lagi dari orang kepercayaannya.

“Bisnis senjata ilegalku?” Redius hampir terjatuh, kalau saja tidak langsung ditahan oleh bodyguard pribadinya.

Baru saja kejahatan Redius terbongkar, kini bisnis gelapnya sudah masuk ke media ternama hanya berselang lima menit saja. Redius tidak diberi napas sejenak, dan kemungkinan kecil dirinya tidak akan bisa mengambil lagi kepercayaan masyarakat.

“Aku hancur!” Lirih Redius yang merasakan dadanya mulai sakit.

Namun ponselnya kembali berdering, kali ini bukan dari orang kepercayaannya… tetapi dari salah satu orangnya yang ditugaskan untuk membawa Roy ke rumah sakit.

“APA?!” Kaget Redius saat tahu kalau Roy tiba-tiba menghilang begitu saja.

Roy adalah orang yang sangat penting bagi Redius, dan ini adalah kabar yang sangat menakutkan.

Bersambung.