NovelToon NovelToon
ACADEMY ANIMERS I : The Silence After The Pen Drops

ACADEMY ANIMERS I : The Silence After The Pen Drops

Status: tamat
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Isekai / Persahabatan / Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Tamat
Popularitas:35
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Semesta Animers yang damai, dikelola oleh lima kerajaan berdaulat yang dipimpin oleh sahabat karib, kini terancam oleh serangkaian insiden sepele di perbatasan yang memicu krisis sosial. Para pemimpin harus bertemu dalam pertemuan puncak penuh ketegangan untuk menyelesaikan konflik politik dan membuktikan apakah ikatan persahabatan mereka masih cukup kuat untuk menyelamatkan Semesta Animers dari kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Exaggerated Rumors

Tiga Bulan Kemudian...

Beberapa waktu kemudian, misi mereka ternyata tidak berjalan sesuai rencana. Mereka tiba di Ranox, namun yang mereka temukan hanyalah misteri yang lebih dalam. Evelia dan Gumi sama-sama tidak ditemukan.

Mereka berempat kini berada di sebuah bar yang ramai di salah satu kota yang relatif aman di perbatasan Ranox, mencoba menghilangkan lelah setelah berbulan-bulan mencari petunjuk yang nihil.

Sabre meletakkan gelasnya di meja, tatapannya menyiratkan kelelahan. "Ini sudah bulan ketiga," ujarnya pelan, nadanya mengandung frustrasi yang mendalam.

Di seberangnya, Indra menundukkan kepalanya, wajahnya tersembunyi di balik lengan yang terlipat di atas meja. Keheningan dan posturnya menunjukkan kekecewaan yang tak tertahankan.

Shin, yang duduk di sebelah Indra, segera menyadari kesedihan sahabatnya.

"Indra? Ada apa?" tanya Shin dengan nada khawatir. "Kau terlihat sedih dan kecewa. Apakah ada kabar buruk dari Crown City?"

Indra mengangkat kepalanya. Ia mencoba memaksakan senyum tipis, meskipun jelas terlihat rapuh. "Bukan apa-apa, Shin," jawab Indra, mencoba menutupi perasaannya. "Aku hanya... lelah dengan perjalanannya saja."

Sementara itu, Lyra duduk tenang di sudut meja. Ia menikmati minumannya dengan anteng, matanya mengamati keramaian bar. Ekspresinya tidak menunjukkan emosi yang kentara, seolah-olah ia telah menerima kenyataan pahit dari perburuan panjang yang sia-sia ini. Keheningannya jauh lebih mengkhawatirkan daripada kepanikan yang ditunjukkan oleh Indra dan Sabre.

.

.

.

Sabre menyadari usaha Indra menutupi kesedihannya. Ia memutuskan untuk mengalihkan topik pembicaraan agar suasana tidak semakin terpuruk.

"Oh iya, Lyra," kata Sabre, memandang Lyra yang masih anteng. "Ceritakan yang kamu maksud tentang pemburu Demon selain kita. Aku ingat kau pernah menyinggungnya."

Lyra, yang sedari tadi terlihat tenang, seketika mengangkat kepalanya dan matanya berkilat penuh minat. Ia terlihat antusias. "Jadi begini..."

Indra, yang tadinya menunduk, mengangkat wajahnya perlahan. Shin dan Sabre pun seketika terdiam, rasa penasaran mereka mengalahkan kelelahan dan kesedihan. Mereka menunggu Lyra melanjutkan cerita yang pasti akan menarik.

Lyra melanjutkan dengan suara yang sedikit bersemangat, sebuah nada yang jarang mereka dengar. "Itu rumor yang sudah lama beredar, sih. Kabarnya, ada sepasang wanita kakak beradik berambut merah yang sangat misterius. Mereka selalu memakai masker dan mata mereka... Mata mereka dilaporkan berwarna merah seperti mata Indra."

Lyra mencondongkan tubuhnya ke depan, merendahkan suara. "Mereka dikabarkan nekat sekali. Mereka pergi ke istana iblis, aku tidak tahu lokasi tepatnya di mana—bahkan jaringan informasiku pun tidak bisa menembus detail itu. Yang jelas... Mereka bocah nekat yang berani pergi ke sana hanya untuk mencuri sebilah katana."

Lyra menggelengkan kepala, terheran dengan keberanian gila itu.

Sabre terdiam sejenak, wajahnya menunjukkan ia sedang berusaha mengingat sesuatu. Ia menggumam. "Tunggu... Aku ingat gumaman seorang kakek di pasar yang Indra dan aku lewati sebelum ke Lucius. Katana... Jadi, katana itu jika terkena tetesan darah, maka pemegang katana itu akan berubah menjadi iblis juga?" tanyanya dengan penasaran, menghubungkan potongan-potongan rumor.

Lyra hanya menaikkan bahunya, ekspresinya acuh tak acuh. "Mungkin saja begitu. Tapi mereka pasti kuat sekali untuk bisa keluar hidup-hidup dari sana. Aku jadi ingin mencoba bertarung dengan mereka."

Shin terkekeh licik, matanya berkilat tertarik pada item yang diceritakan. "Sehelai katana yang bisa mengubah pemegangnya menjadi iblis, dan dicuri dari istana Demon? Itu terdengar seperti benda yang paling dicari di Semesta Animers saat ini. Benar-benar item yang menarik."

.

.

.

Indra menopang dagunya di tangan, memandang kosong ke gelasnya. Wajahnya kembali muram, memikirkan bagaimana sepasang wanita pemberani, dan Katana berbahaya itu, bisa mempengaruhi misi mereka.

"Jika benar ada mereka," gumam Indra pelan, suaranya dipenuhi harapan, "semoga saja mereka bukan musuh."

Shin menggelengkan kepala, senyum liciknya menghilang, digantikan oleh analisis yang dingin.

"Indra, kita harus realistis. Seseorang yang mencuri artefak kuat dari istana Iblis adalah 'musuh' bagi setidaknya tiga pihak besar. Mereka adalah faktor yang tidak diketahui. Aku hanya berharap mereka punya tujuan yang sama dengan kita, atau setidaknya, tidak menghalangi jalan kita."

Sabre memegang dagunya, mencoba menyusun teori.

"Aku lebih khawatir pada Katana itu. Jika rumornya benar bahwa katana itu bisa mengubah pemegangnya menjadi iblis, itu adalah bom waktu. Kita tidak bisa membiarkan senjata seperti itu berkeliaran, entah di tangan teman atau musuh. Prioritas kita mungkin harus bergeser: cari Evelia, dan cari kakak beradik itu. Jika mereka kehilangan kendali, kekacauan di Semesta Animers akan berlipat ganda."

Lyra menyesap minumannya, matanya masih mengamati keramaian bar.

"Aku setuju dengan Sabre. Tapi aku punya pandangan lain," kata Lyra. "Dua wanita yang sanggup menyusup dan mencuri dari istana Demon, itu menunjukkan kemampuan bertarung di level yang ekstrem. Musuh atau bukan, mereka akan menjadi penantang yang sangat menarik."

Meskipun Lyra terdengar lebih tertarik pada pertarungan, ia tetap menyuarakan kesimpulan akhir. "Mereka adalah wild card. Kita harus mendapatkan intelijen lebih lanjut tentang mereka sebelum kita bergerak. Mereka mungkin adalah kunci yang tidak terduga, atau justru ancaman yang akan membuat misi penyelamatan Evelia jauh lebih rumit."

Indra menghela napas panjang, menunjukkan kelelahan yang semakin besar. Ia kembali menundukkan kepala sejenak, lalu mengangkatnya untuk menyesap cokelat panas yang kini sudah mendingin.

"Rasanya terlalu berlebihan," gumam Indra, sambil menyesap minumannya. "Hanya karena ada Katana aneh dan beberapa Demon Hunters, kita langsung bilang ini mengancam Semesta Animers? Aku hanya ingin Evelia kembali. Jangan membuat ini sebesar itu."

Lyra menatapnya dengan pandangan analitis, namun kali ini lembut. "Indra, kebohongan di istana Iblis adalah kebohongan yang disengaja. Fenrir bukan sekadar binatang buas; mereka adalah alat yang diprogram. Keretakan di perbatasan kita bukan kebetulan. Kita adalah pemimpin dari Lima Pilar Kedamaian. Jika kita tidak menganggap ini sebagai masalah Semesta Animers, siapa lagi yang akan melakukannya?"

Shin menyeringai, matanya memandang berkeliling bar. "Lagipula, itu hanya kata-kata. Tapi jika Sabre benar, dan Katana itu bisa mengubah pemegangnya menjadi Iblis... Bayangkan jika ada Raja yang mendapatkan Katana itu. Itu adalah masalah Semesta Animers, kawan. Ada agenda yang sedang dimainkan, dan kita baru saja tiba di papan catur."

Sabre mengangguk, menyetujui kedua pandangan itu. "Indra, kita ingin Evelia kembali, itu pasti. Tapi kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa perjalanan kita mengungkap fakta bahwa fondasi dunia sedang digoyahkan. Kita tidak hanya mencari kekasihmu; kita mencari alasan mengapa fondasi itu retak. Dan karena kita terikat dan punya kekuatan, ini sudah menjadi tanggung jawab kita, mau tak mau."

Indra hanya mendengarkan, kelelahan membuatnya enggan berdebat. Ia memejamkan mata, menerima kenyataan bahwa masalah mereka jauh melampaui sebuah misi penyelamatan pribadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!