NovelToon NovelToon
Panduan Tokoh Numpang Lewat

Panduan Tokoh Numpang Lewat

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Sistem / Menjadi NPC / Mengubah Takdir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Aaliyah Thoati

Su Runa hanya ingin hidup tenang, bekerja santai, dan rebahan damai di apartemen kecilnya. Tapi siapa sangka, setelah satu malam penuh deadline dan mie instan, hidupnya malah “di-upload” ke dunia kolosal sebagai… tokoh numpang lewat?!

Kini dengan nama Yun Ruona, ia mendapati dirinya bukan putri bangsawan, bukan tokoh utama, bahkan bukan penjahat kelas kakap—melainkan karakter sampingan yang kalau muncul, biasanya cuma jadi latar pemandangan.

Awalnya, hidupnya berjalan damai. Sistem hanya memberi satu misi: “Bertahan Hidup.” Tidak ada skenario aneh, tidak ada takdir tragis, tidak ada paksaan ikut alur novel. Ia tumbuh sebagai gadis biasa, menjalani kehidupan versinya sendiri—bebas dan santai.

…sampai takdir iseng mempertemukannya dengan seorang pria misterius. Sejak saat itu, hidup Yun Ruona yang tenang berubah jadi drama tak terduga, penuh salah paham kocak dan situasi yang bikin geleng-geleng kepala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Aaliyah Thoati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Buku Rencana Kehidupan Kecil

Kabut tipis masih bergelayut di atas lembah Yunshan pagi itu. Burung-burung kecil melintas rendah, sayapnya memantulkan cahaya lembut dari matahari yang baru menanjak.

Udara terasa tenang — terlalu tenang — setelah suara langkah Yun Zhen tak lagi terdengar di rumah itu. Su Yulan berdiri di depan paviliun timur sambil memandangi halaman. Bunga-bunga Ziwei telah kehilangan sebagian kelopaknya, namun di tangkai-tangkai tinggi, warna ungu lembut masih menggantung seperti kenangan yang belum sempat luruh.

Ia tersenyum samar; rumah yang kemarin dipenuhi tawa kini hanya menyisakan dengung bambu tertiup angin. Yun Ruona duduk bersila di lantai paviliun, tubuh mungilnya tenggelam di balik meja rendah yang penuh kertas. Pensil bambu, tinta, dan beberapa lembar papan tipis berserakan di sekelilingnya.

Dari kejauhan, Su Yulan mengira ia sedang menulis aksara latihan — sampai dilihatnya pola-pola aneh terbentuk di atas kertas itu.

Bukan huruf, bukan gambar bunga, melainkan bentuk-bentuk asing yang bahkan tak ada padanan katanya di dunia ini. Lingkaran kecil dihubungkan garis, lalu kotak panjang di bawahnya, diikuti panah, lalu catatan berderet seperti angka dan simbol.

Ia mendekat pelan. “Nana, sedang menulis apa?”

Gadis kecil itu menoleh, rambutnya berantakan menutupi sebagian pipi.

“Rencana,” jawabnya singkat.

“Rencana?”

Su Yulan tersenyum, berjongkok di sampingnya. “Rencana apa, sayang?”

Yun Ruona menatap kertasnya lama, lalu menunduk sedikit, seolah takut kata-katanya terlalu besar untuk diucapkan.

“Rencana untuk nanti,” bisiknya. “Kalau tangan Nana sudah bisa lebih kuat, Nana mau buat sesuatu.”

Su Yulan menatap garis-garis di kertas itu. Di salah satu lembaran, ada gambar seperti roda bergerigi, di lembar lain seperti wadah kecil dengan tutup berputar.

Sebagian diberi catatan dengan tulisan kecil yang nyaris tak terbaca:

“diputar → menimbulkan bunyi lembut”

“bentuk bulat lebih stabil daripada kotak”

“gunakan bahan ringan, bukan besi, mungkin bambu atau kayu putih”

Ia tak benar-benar memahami semuanya, tapi merasakan sesuatu yang menenangkan. Ada kesungguhan dalam setiap goresan — seperti ingatan yang mencoba hidup kembali di dunia yang berbeda.

“Untuk apa semua ini, Nana?”

“Untuk membantu orang,” jawabnya polos. “Kalau nanti Nana bisa buat, orang-orang nggak perlu repot lagi.”

Ia mengangkat satu lembar kertas, menunjukkan padanya sebuah gambar kecil menyerupai wadah air dengan penyangga.

“Ini ... kalau orang menampung air hujan, nggak harus diangkat berat-berat. Airnya bisa ngalir sendiri ke bawah.”

Su Yulan memandangi anaknya lama. Dalam sekejap, ia merasakan sesuatu di dadanya — perasaan yang sama seperti dulu saat melihat bunga pertama mekar dari tanah berbatu. Bukan hanya kebanggaan, tapi semacam getar lembut: tanda bahwa langit sedang menyembunyikan keajaiban kecil di tubuh mungil itu.

Ia membelai kepala putrinya. “Tulislah semua yang kau tahu, sayang. Suatu hari nanti, mungkin dunia akan membutuhkan rencanamu.”

Yun Ruona tersenyum lebar. “Kalau gitu, Nana akan bikin bukunya juga. Supaya urut. Dari yang paling gampang dulu.”

Ia menumpuk kertas-kertasnya jadi satu, mengikatnya dengan pita merah muda sisa benang bordir milik ibunya. Di sampul depan, ia menulis dengan goresan belum rapi:

>「計畫冊 — Jìhuà Cè」 (Buku Rencana.)

Su Yulan menatap tulisan itu, merasakan bulu kuduknya sedikit berdiri. Tulisan itu sederhana, tapi terasa ... hidup.

>【Analisis sistem: pola memori dunia sumber → aktif sebagian.】

>【Subjek utama mulai mentransfer data konseptual ke bentuk visual.】

>【Efek tambahan: kestabilan ruang lokal meningkat 12%.】

Angin dari pegunungan melintas lembut, mengangkat beberapa helai rambut Yun Ruona, membuatnya tampak seperti disinari dari dalam. Suara halus bergema — bukan suara daun, bukan gemerisik kain — tapi seperti gema kecil dari jauh.

Su Yulan memandang ke arah langit. Awan bergulung perlahan, tapi sinar matahari menembusnya dalam garis-garis tipis yang jatuh tepat ke meja tempat Yun Ruona menulis. Ia menatap pemandangan itu lama, sebelum tersenyum dan melanjutkan menjemur kain.

Di bawah cahaya itu, Yun Ruona menulis lagi, membisikkan setiap baris seolah sedang berbicara dengan seseorang tak kasatmata.

“Kalau aku besar nanti, aku mau bikin yang bisa bantu Niangqin supaya nggak cepat capek. Dan satu lagi, buat Gege. Supaya dia bisa baca meski malam gelap.”

“Dan satu untuk langit ... supaya langit tahu, aku nggak cuma terima kasih, tapi mau bantu jaga dunia juga,” ujarnya sembari mengelus kepala Xiao Ming.

>【Catatan sistem tambahan: niat altruistik terdeteksi.】

>【Resonansi dunia → meningkat ke kategori empatik.】

>【Status: aman, terkamuflase oleh algoritma proteksi sistem.】

Sore menjelang, dan Su Yulan memanggilnya untuk makan. Tapi Yun Ruona masih duduk diam di paviliun, menatap buku rencana yang kini sudah setengah penuh. Ia memandangi halaman pertama — yang berisi gambar sederhana menyerupai kipas kecil dengan bilah melengkung.

“Kalau ini muter, bisa buat angin sejuk, kan?” gumamnya.

Ia menatap pohon bambu yang berayun pelan. “Xiao Ming, nanti bantu aku, ya, biar yang kuingat nggak hilang.”

>【Permintaan subjek diterima.】

>【Memori dunia sumber → disimpan sementara di lapisan aman.】

>【Akses penuh akan diizinkan sesuai usia perkembangan.】

Malamnya, Su Yulan menutup jendela kamar dan melihat cahaya samar keluar dari celah pintu paviliun timur. Ia berjalan mendekat, berusaha tidak menimbulkan suara.

Di sana, Yun Ruona duduk lagi di meja kecilnya, menggambar dengan wajah serius yang jarang terlihat pada anak seusianya. Cahaya dari lentera di sampingnya bergetar pelan, tapi setiap kali cahayanya redup, batu kecil di kalung bonekanya justru menyala lembut.

“Sudah malam, sayang,” bisik Su Yulan dari pintu.

Yun Ruona menoleh, tersenyum lelah. “Satu halaman lagi, Niangqin. Nanti Nana tidur.”

Su Yulan masuk pelan, duduk di belakangnya. Ia menatap halaman terakhir yang sedang digambar — kali ini lebih rumit. Ada garis-garis seperti tabung dan roda, dengan tanda panah dan catatan kecil di sekelilingnya.

“Kalau ini bisa jalan, mungkin air bisa naik ke atas tanpa disendok,” jelasnya setengah mengantuk. “Jadi orang nggak perlu bawa ember berat.”

Su Yulan terdiam. Ia tak tahu apa yang dilihat anaknya, tapi ia bisa merasakan bahwa sesuatu sedang terbangun. Bukan hanya dalam pikiran Nana, tapi juga di udara di sekitarnya — sesuatu yang belum punya nama, tapi punya makna.

“Nana,” katanya pelan, “kalau suatu hari nanti semua rencana Nana ini jadi nyata, apa yang ingin Nana lakukan pertama kali?”

Yun Ruona berpikir lama, lalu berkata lirih, “Nana mau kasih ke langit dulu. Soalnya ... langit duluan yang kasih aku kesempatan buat lahir lagi.”

>【Analisis sistem: konsep “balas budi terhadap dunia” terdeteksi.】

>【Energi kasih → menyebar ke radius 10 meter.】

>【Efek alam mikro: aktivasi kelopak Ziwei dalam bayangan malam.】

Su Yulan memandang ke luar jendela. Bunga Ziwei yang seharusnya tertidur justru perlahan mekar, kelopaknya berpendar seperti lilin-lilin kecil di antara dedaunan gelap.

Ia mengusap kepala putrinya lembut. “Baiklah. Tapi sekarang, langit juga ingin kau istirahat.”

Yun Ruona terkikik kecil. “Baik, Niangqin.”

Ia menutup bukunya, meniup lentera hingga padam, lalu menyelinap ke pelukan ibunya. Su Yulan mendekapnya erat, mendengar napas kecil itu teratur perlahan, seperti ritme alam yang kembali selaras.

✨ Bersambung ✨

1
Fitri R
semangat upnya thor
Fitri R
semangat thor upnya
Fitri R
lanjut
Fitri R
semangat thor upnya...
Ravenel Whitly
Ceritanya seru, menarik.

Tentang reinkarnasi jadi bayi, trus tetiba ada sistem. Tapi sistemnya bukan membantu si FL punya kehidupan lebih baik. Lebih ke sistem yang menghubungkan perasaan atau ikatan hubungan gitu. Ini sistem yang baru sih.

Dari judulnya Panduan Tokoh Numpang Lewat. sempet di sebutkan bentar di bab 1 & 4 tentang novel dan ingatan FL. Tapi masih belum di temukan. Ini sangat pas, berarti tokoh numpang lewat itu beneran lewat aja di buku tanpa ada yang kenal dan sadar akan keberadaannya.

Sepertinya dari 24 bab ini masih pembuka cerita. belum masuk ke intinya. Mungkin semakin ke tengah, akan semakin terbuka alur-alur tersembunyi lainnya.

Good job Author. Aku suka gaya pikirmu. Lanjutkan! aku dukung .... /Joyful//Determined//Applaud//Rose//Heart//Good/
Aisyah Suyuti
menarik
Fitri R
lanjut upnya thor...semangat
Fitri R
lanjut upnya thor....semangat
Fitri R
lanjut
DJSH _ Tutul
Ceritanya seru, gak bosen, ringan, tapi misterius.

bikin nagih deh. ditunggu bab berikutnya, ya!

/Good/
Kinara Wening
Sebagai penulis novel ini, cukup menguras otak. kadang sampai begadang buat mikir outline dan istilah lainnya. padahal belum nulis satu bab pun. perjuangan awal nulis cerita ini gak mudah. aku ingin cerita ini tidak hanya menghibur, tapi membekas dihati kalian.

dengan berkat dukungan dan cinta kalian, aku bisa tetap ada di sini dan tetap melanjutkan kisah ini, meski gak mudah.

makasih semuanya! love U All ....
/Rose//Heart//Pray/
Yourali
Karya yang bagus. ada lucunya, ada seriusnya, ada tema keluarganya, ada sistemnya. Belum tahu gimana romansa cerita ini karena masih kecil FL-nya.

Kutunggu dewasamu, Nana!

alurnya mulus bgt. gak kerasa kepaksa alurnya, kayak lagi naik rollercoaster!

pokok sukak bgt!!!!
semangat mamathor!
/Drool//Angry//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!