Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Satria Prustasi
Setelah Meeting selesai Nessa pun pergi ke restoran dan makan siang. Ia tengah berfikir dan memahami sedikit karakter Satria.
"Aku yakin sedingin apa pun lelaki kelemahannya adalah perempuan dan aku sedikit tahu tentangnya. Dia sudah menikah lagi tapi istrinya pergi, ini kesempatan yang baik bukan, tapi aku tidak boleh gegabah, jalan satu-satunya adalah aku harus bisa mendekati Bayu. ya Bayu adalah kunci untuk mendapatkan Satria. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku jadi menantu Wijaya." gumamnya dengan tersenyum penuh arti.
***
Dinegara lain. Jingga habis pulang kuliah. Jingga benar-benar belajar dengan baik banyak seorang pelajar lainnya yang mendekati dan ingin menjadi temannya namun Jingga enggan untuk bicara banyak.
Kecantikannya dan Kecerdasannya banyak dikagumi oleh orang terutama untuk dosennya juga yang sangat mengagumi Jingga. Sa'at hendak memesan Taxi ada mobil mewah yang terparkir didepan Jingga.
"Ayo masuk cuacanya panas sekali" ucapnya sambil membukakan pintu mobilnya.
"Terima kasih, tidak perlu repot-repot menjemputku kamu juga sibuk kan" kata Jingga.
"Tidak hari ini senggang, kita makan siang ya" kata Dylan. Jingga pun mengangguk.
Tidak ada yang bicara didalam mobil. Dylan tampak kaku dan salah tingkah karena ia pun bingung harus bicara apa karena Jingga susah untuk di ajak komunikasi.
Tidak lama kemudian. ______ Jingga dan Dylan pun sampai di restoran. Dylan dan sedang memilih menu.
"Aku mau laksa saja, lidahku belum cocok sama Chinese food."
Dylan pun tersenyum tipis dan langsung memesannya. "Jingga entah kenapa aku kalau melihatmu wajah kamu seperti adikku yang telah tiada namun adikku sangat pecicilan sekali"
"Hm.. Aku tahu dari Sir Wang, Dylan kamu makan bersamaku tidak ada perempuan yang akan mengamuk lagi kan?"
"Mungkin kalau Alice melihat akan mengamuk lagi dia itu obses sekali, aku risi dan aku tidak suka sama perempuan seperti itu sudah lama dia mengejarku bahkan mau memperkosaku gila tidak seperti itu"
"Hahaa... Lucu sekali lelaki mau di perkosa" Jingga tertawa dengan lepas. Dylan sampai terkejut yang melihat Jingga tertawa.
"Cantik sekali kalau sedang tersenyum seperti itu Jingga, mungkinkah aku bisa mendapatkannya? Sedangkan dia masih istri orang lain" batin Dylan dengan gundah.
Tidak lama kemudian makanan yang di pesan Jingga pun sampai. Lalu mereka makan bersama.
"Aku tidak tahu kalau lelaki ada yang takut juga kalau didekati perempuan" kata Jingga sambil memakan Laksanya.
"Kalau tidak ada rasa cinta ya sama saja takut Jingga, apa kamu tidak pernah mendekati seorang lelaki?"
"Tidak, aku tidak pernah dekat dengan lelaki maupun perempuan, aku lebih suka dikamar dan bermain dengan laptopku" balas Jingga.
"Lalu kenapa kamu bisa menikah? Kau aneh sekali Jingga"
"Itu perjodohan, bukan kemauanku sendiri dan dari situ bisa membawaku kesini, sudah jangan bahas rahangku pegal kalau banyak bicara" kata Jingga.
Dylan pun mengangguk faham. "Maukah kamu menjadi temanku Jingga?"
"Tidak ada pertemanan antara lelaki dan perempuan Dylan, anggap saja aku adikmu dan aku akan menganggap kamu sebagai kakakku"
Dylan begitu terkejut yang mendengar jawaban dari Jingga. hatinya sangat bahagia sekali karena ia bisa dekat dan banyak cerita dengan Jingga walaupun ia merasa tertarik dengan Jingga, tapi ia merasa senang karena mendekati Jingga itu sangat sulit setidaknya Jingga mau dekat dengannya.
***
Malam hari. Arya sudah kembali kerumah dengan wajah yang begitu lelah begitu pun dengan Raka.
Gea, Eyang putri dan Dennis sedang berada diruang tv. "Mas sudah pulang? Mau mandi dulu apa mau makan dulu?" tanya Gea sambil membuka jas suaminya.
Seketika pun lelah didalam wajahnya hilang. "Aku lapar mau makan dulu lalu mandi dan istirahat"
"Hm... Baiklah aku akan menyiapkan makanannya" Ucap Gea lalu melenggang pergi. Arya pun mengekorinya dari belakang.
Sedangkan Raka sedang bermanja dengan Eyang putri. "Eyang aku merindukan Mama dan Papa" kata Raka.
Eyang putri mengelus kepala cucu bungsunya yang terlihat sedih. "Insyaallah nanti di surga kamu akan bertemu ya, kamu doakan Mama dan Papa kamu supaya mereka tenang di alam sana, Eyang juga merindukannya namun kita harus apa selain mendoakannya"
"Iya Eyang aku paham. Eyang apa boleh aku melanjutkan kuliah diluar negri?"
"Jauh sekali, Eyang tidak setuju" balas Eyang putri.
"Om Raka kan susah bangun kalau pagi bagaimana bisa kuliah diluar negri, yang ada kesiangan mulu," sambung Dennis sambil memainkan Tabnya.
"Diam kau anak kecil nyambung saja, kamu ini menyebalkan tapi aku sayang kali denganmu" balas Raka sambil mencubit pipi Dennis.
"Aww. ____ Sakit... Main cubit saja" Plak... Plak... Dennis menggeplak Raka. Raka pun mecubit balik lalu berlari.
"Eyang lihat om Raka mencubitku" seru Dennis dengan kesal. Lalu Dennis mengejar Raka sambil berteriak didalam rumah.
Eyang putri hanya menggelengkan kepalanya saja. Yang melihat tingkah cucunya dan cicitnya selalu ribut.
***
Didalam club Satria dan Kliennya pun habis berbincang serius untuk membahas bisnisnya.
"Sepertinya kau suka sekali mengulur waktu dan aku tidak suka mengulur-ulur waktu, kalau sudah bosan bekerjasama dengan perusahaanku lebih baik mundur!" kata Satria dengan emosi.
"Sabar pak Satria aku cuma minta waktu satu minggu lagi,"
"Tidak ada! Karena aku tidak mempunyai kesabaran lagi, bayu urus putus kontraknya dengan dia! aku tidak mau ada orang yang mempermainkanku, aku sudah memberimu waktu selama berbulan-bulan tapi kau tidak menggunakannya dengan baik!" kata Satria lalu melenggang pergi.
"Ahhh... Sialan..." pekik Klien tersebut.
"Anda susah sekali dikasih tahu, sudah di kasih waktu malah mengabaikannya, Pak Satria sudah baik memberikan bahan pokonya dengan jumlah yang begitu banyak. Jadi terima saja keputusannya, ini berkas putus kerja sama kita" kata Bayu lalu melenggang pergi.
Satria sedang duduk di sofa dan menghisap nikotin sambil minum winenya. "Fuck... Semuanya membuatku kesal ingin sekali aku ledakan club ini"
Dari kejauhan Nessa yang sedang berada di club tersebut juga melihat Satria yang sedang duduk sendiri.
"Pak Satria? Kebetulan sekali, rupanya dia sedang mabuk sendirian lagi" gumam Nessa lalu menghampiri Satria.
"Hai pak Satria, anda disini juga?" tanya Nessa dengan lembut.
Satria hanya menoleh saja tanpa bicara dan meminum kembali winenya. Sedangkan Bayu duduk dibartender sambil melihat gawainya.
"Jangan menggangguku!" kata Satria sambil terus-terusan minum.
"Pak sudah, nanti anda mabuk tidak baik untuk kesehatan" kata Nessa sambil mengambil gelas yang hendak Satria minum.
"Siapa kamu mengatur-aturku!" bentak Satria yang sudah dipengaruhi oleh minuman alkohol tersebut.
"Saya bukan mengaturmu pak, ayo aku antar pulang" kata Nessa sambil menarik tangan Satria.
Satria mencengkram tangan Nessa. "Berani sekali kau menyentuhku Kreeek... Satria meremas dan mematahkan tangan Nessa.
"Akhhh... Sakit..." peki Nessa.
Tidak hanya mematahkan tangannya Satria pun membanting Nessa sampai tersungkur. "Aku hafal wanita sepertimu, Masih baik aku tidak langsung menembakku, karena gara-gara para jalang sepertimu aku sudah kehilangan gadis kecil ku. Akhhh... Brugh... Brugh... Braaak... Satria menendang dan membanting kursi dan Meja.
Satria pun melenggang pergi. Sedangkan Nessa sedang menangis sambil memegang tangannya sambil menutup telinganya. Karena Satria seperti orang kerasukan.
Bayu yang sedang fokus melihat ponselnya pun menoleh "Nona Nessa?" gumam Bayu lalu terburu-buru menghampiri Nessa. "Apa yang terjadi?"
"Ah... Tolong tanganku di patahkan oleh pak Satria, ini sakit sekali" Keluh Nessa.
"Kita kerumah sakit" kata Bayu sambil membangunkan Nessa lalu pergi menuju rumah sakit.
mas duda lagi nikmatin prustasi nya mb Nessa karena di tinggal istri kecil nya 🤭
kamu jadi jangan dekat dekat mas duda kalau masih sayang nyawa mb nes 😄
mb jingga jangan pulang dulu ya biarin mas duda mu mikirin kamu terus makin sutrisno dia mikirin kamu mb jingga
ahh bahagia nya mas duda lagi sutrisno 😍😍
mas duda lagi gak mood karena dia lagi galau tingkat dewa galau kalau istri nya sedang pergi belum balik lagi hati hati mb nessa nanti kamu di dor loh sama mas duda 🤭
mas duda sich bikin mb jingga marah bener jadinya gitu dech mb jingga nya belum balik ke mas duda 🤣🤣
semangat mas duda
selamat atas galau mu mas duda 🤣
putus asa nya di nikmatin dulu wkwkwk🤣
ntar kalau sudah waktu nya mb jingga bakalan balik kok mas duda 🤭
mb jingga jangan nangis atuch sini aku cerita in kalau mas duda mu merindukan mu 🤣
kamu jangan pulang dulu yaw tunggu dulu sampai kamu sukses 😍😍😍
akhirnya mas arya dan mb gea selamat yaww😍😍