Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. mirip
Deg
entah kenapa perasaan Devan langsung berdebar mendengar penuturan wanita paruh baya itu.
"benarkah..? bukankah Nyonya tahu, kalau di dunia ini ada tujuh kembaran manusia di semua pelosok dunia. dan mungkin Nyonya berhasil menemukan kembaran anak Nyonya secara tidak sengaja." ucap Devan dengan pencandaan. namun sekaligus menghibur perasaannya yang tiba-tiba menjadi kalut setelah mendengar penuturan wanita paruh baya itu. wanita paruh baya itu kembali menatap dengan tatapan rindu. sementara Desi memilih untuk diam.
"Saya tidak akan pernah salah.. mungkin kamu ada hubungannya dengan Putra saya." ucapnya. wanita paruh baya itu menggenggam tangan Devan dengan penuh harapan. sementara Desi mengamati dan menyimak dari tadi.
Devan yang mendengar penuturan itu menoleh ke arah istrinya, yang tampak diam dan menyimak obrolan mereka.
"oh saya memang mirip dengan ayah saya nyonya.. tapi ayah dan ibu saya sudah meninggal saat saya masih sma. dan saya juga punya saudara perempuan, tapi saudara perempuan saya juga meninggal karena sakit." ucapnya. entah kenapa dia menceritakan hal itu begitu saja.
"benarkah!!" ucapnya. Wanita paruh baya itu kembali sedih. Dia takut, kalau anaknya juga sudah meninggal. Andai saja, dulu mereka tidak bersih keras menentang hubungan anaknya, pasti anaknya sekarang masih berada di samping mereka.
"nyonya.. Ayo, kami akan antar nyonya ke depan. Kebetulan, kami juga akan pulang." ujar Devan lagi. Desi pun tersenyum. Ia membantu membawakan minuman dan cemilannya.
"ayo Des.. " ucap Devan yang ingin menggandeng istrinya. dan Desi yang paham dengan keinginan suaminya langsung tersenyum.
"aku gandeng ibunya saja sebelah sini ya Mas.." ucap Desi. dan Devan yang menyadari keberadaan wanita paruh baya itu langsung menggarut Garut kepalanya. dia tadi memang reflek karena sudah terbiasa.
"mm Ya sudah kalau begitu." akhirnya wanita paruh baya itu langsung menggandeng tangan sepasang suami istri itu. Dan mereka berjalan dengan pelan. Sesekali, wanita paruh baya itu akan memandang ke arah Devan.
(aku yakin, dia pasti punya hubungan dengan anakku. Apa mungkin, anakku benar meninggalkan. kalau memang iya, kenapa dia begitu tega tidak memberikan kabar..) batinnya. Mendadak hatinya menjadi sakit. Namun, wanita paruh baya itu mencoba untuk tegar.
Dan Tak butuh waktu lama akhirnya mereka tiba di jalan pintu keluar. dan di luar tampak ada seorang perempuan yang mondar-mandir dan di sana juga sudah ada dua laki-laki yang berbeda usia.
tiba-tiba wanita itu langsung menangkap keberadaan mertuanya yang sedang digandeng oleh Desi dan juga Devan.
"itu Mama Pah!!" serunya langsung berlari mendekat. sementara mereka yang mendengar seruan itu juga mengangkat kepalanya.
"mama!! astaghfirullahaladzim mah.. Mama enggak papa ??" tanya wanita yang masih terlihat cantik.
"mama.." dua laki-laki itu juga ikut kompak memanggil. sementara Devan dan Desi langsung melepaskan gandengan tangan mereka di lengan wanita paruh baya itu.
kemudian Devan mendekati istrinya, dan langsung menggandeng tangan istrinya itu.
"mana ke mana aja..? mama membuat kami khawatir." ujar lelaki yang mungkin seusia ayahnya, kalau ayahnya masih hidup. wanita paruh baya itu tersenyum dan menyambut pelukan anaknya.
"maaf sayang.. Mama tersesat." ucapnya. Suami wanita paruh baya itu pun juga mendekat.
"mama nggak papa kan ?" tanyanya lagi. Kembali wanita paruh baya itu tersenyum.
"nggak papa pa.. Mama baik-baik saja.." ujarnya lagi. Kemudian, mata semua orang tidak sengaja menoleh kearah Devan dan istrinya yang masih berdiri di situ. Seketika, Devan dan Desi jadi gugup. Pasalnya, ekspresi dari laki-laki tua itu sama dengan Nyonya tadi.
"Rama..." bisiknya. Devan yang mendengar panggilan itu memicingkan matanya sejenak.
"maaf tuan..! Rama itu adalah nama ayah saya.." ucapnya dengan spontan. tapi lebih ketidak rela kalau nama ayahnya disebut begitu saja. karena dia sendiri akan terpancing dan malah mengingat ayahnya.
"apa!! Rama ayah kamu ? Apakah namanya Rama prayuda.?" tanya perempuan tua itu lagi. mendengar itu Devan terdiam sejenak. nama ayahnya memang rama, tapi tidak ada prayudanya
"bukan nyonya. Rama saja." ujarnya. dia sempat merasa bersalah karena memberikan tatapan nyelekit dan ekspresi tidak nyaman saat mereka memanggil nama itu.
semua orang menundukkan kepala, begitu pula dengan Devan. namun laki-laki tua itu tentu saja tidak percaya.
"Maaf nak.. bolehkah saya memelukmu untuk mengurangi sedikit rasa rindu saya kepada anak saya.." ucap laki-laki tua itu lagi. sementara wanita tua yang mereka bantu membuang muka seolah-olah tak kuasa menahan rasa sesak di dadanya.
sementara Devan yang tidak mempermasalahkan hal itu langsung mengangguk. mereka berpelukan sejenak dan laki-laki tua itu memejamkan matanya. dan tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka berdua pun langsung melerai pelukan tersebut.
"terima kasih sudah membantu istri saya nak.. mudah-mudahan kita selalu berjodoh." ucap laki-laki itu.
"Iya kek.. sama-sama." Devan pun langsung memanggil kakek karena memang usia laki-laki itu sudah pantas dipanggil kakek.
"kalau begitu saya sama istri saya pamit duluan ya.. karena kami juga sudah selesai.."
"oh tentu.. sekali lagi terima kasih banyak." baru Setelah itu mereka Langsung meninggalkan tempat tersebut. laki-laki tua itu memandangi kepergian Devan dan istrinya dengan tatapan yang sangat intens.
kemudian dia kembali menganggap tangannya, di mana tadi dia sempat mencuri beberapa helai rambut Devan untuk dilakukan tes DNA. dan hal itu tentu saja tidak sepengetahuan Devan.
"kita ke rumah sakit sekarang.." ucapnya dengan suara yang datar. keluarganya yang mendengar itu langsung saling memandang.
" ngapain kita ke rumah sakit Pa?" tanya anak laki-lakinya.
"kalian ikut saja.." akhirnya mau tidak mau mereka langsung pergi ke rumah sakit terlebih dahulu. hal ini harus segera dipastikan.
mereka datang ke tempat ini memang bertujuan untuk mencari anak mereka Rama Prayuda. anak yang lebih memilih menikah dengan perempuan yang dicintainya, ketimbang harus mendengarkan larangan orang tuanya.
Rama yang suka hidup sederhana dan tidak neko-neko, tentu saja lebih menyukai perempuan sederhana yang bisa hidup apa adanya. Rama Prayuda, anak pertama mereka ini dikenal sebagai anak yang tidak terlalu akrab dengan banyak lawan jenis. dia memiliki sifat yang humoris tapi tidak semua orang bisa mendapatkan suasana humor darinya.
dan ketika waktu itu mereka mendengar Rama Prayuda ingin menikah dengan seorang gadis sederhana dari desa, kedua orang tuanya yang waktu itu tak memikirkan bagaimana di masa depan langsung membantah habis-habisan. bahkan mereka Langsung memberikan pilihan kepada Rama, memilih untuk meninggalkan perempuan itu atau meninggalkan rumah.
rama prayuda yang terbiasa hidup sederhana tentu saja tidak masalah kalau harus meninggalkan rumah dan semua fasilitas yang ada. Yang penting dia bisa bersama dengan perempuan yang dicintainya.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...