NovelToon NovelToon
Pernikahan Kontrak Tuan Ceo

Pernikahan Kontrak Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:555
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Written

Aluna, gadis sebatang kara yang harus terlibat dengan pernikahan kontrak dengan seorang Ceo demi membayar denda atas insiden yang tidak sengaja terjadi.

Dan Haris laki-laki berusia 32 tahun yang juga terpaksa menawarkan pernikahan kontrak pada Alana demi maminya.

bagaimana kelanjutan kisah keduanya ??
ikutin terus perjalanan cinta mereka.

Plagiat ! hus hus ☠️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Jam dua siang Aluna selesai dengan kuliahnya, dia dan teman-temannya sedang bersiap untuk pulang.

"Kalian mau main ke rumah gue dulu gak?"Tanya Aluna.

"Ok, kita gas lah, masih siang ini."Ucap Tari.

"Ok."Jawab Della.

"Kabarin dulu lah orang tua kalian, takutnya nanti nyariin."Ucap Aluna.

"Engga tenang saja."Ucap Tari dan Della.

Akhirnya mereka menyalakan motor mereka masing-masing dan pergi menuju ke rumah Aluna, di lapangan basket sana ada Arga yang menatap kepergian mereka.

"Kenapa bro senyum-senyum?"Tanya Riski teman Arga.

"Hah, engga kenapa-kenapa"Ucap Arga salah tingkah sendiri.

"Gas ajalah bro, nanti keburu di ambil orang loh, cewe sekelas Aluna mana mungkin tidak ada yang mau."Ucap Riski

"Nah bener itu."Ucap Shaka menimbrung.

"Engga lah, gue gak ada keberanian buat ngungkapin perasaan gue, gue takut nanti malah merusak pertemanan gue sama dia."Ucap Arga, sebenarnya dia bukan takut di tolak oleh Aluna, dia lebih takut jika dia mengungkapkan perasaannya antara dirinya dan juga Aluna malah akan canggung dan ada batasan.

"Yaelah. siapa tau dia juga suka sama lo."Ucap Shaka.

"Hah, bener tu."Ucap Riski

"Sudahlah, mari berlatih kembali."Ucap Arga, dia selalu saja mengalihkan pembicaraan.

**

Aluna dan teman-temannya tiba di rumahnya, mereka memarkirkan motor mereka di garasi rumah Aluna, dan mereka langsung masuk ke dalam rumah itu.

Setelah mereka masuk. Aluna melangkah menuju ke kamarnya terlebih dahulu, dia ingin mengganti pakaiannya dengan pakaian santai saja, karna memang mereka tidak akan pergi kemana-mana, mereka hanya akan menonton drakor kesukaan mereka saja di rumah Aluna.

Aluna mengambil ponselnya dari dalam tas yang memang sedari tadi belum dia lihat.

"Hah, banyak sekali pesan."Gumam Aluna, dia membuka satu persatu pesan yang masuk kedalam ponselnya itu.

"Tante Ghania."Gumam Aluna, "Mau apa dia mengajak ku makan malam."Lanjutnya.

"aku kudu gimana ini, apa nolak aja kali ya, tapi gak enak juga."Ucap Aluna bingung.

"Apa aku tanya temen-temen aja ya."Gumamnya lagi. "Eh tapi mereka kan tidak tau tentang ini."Lanjutnya."Aaaaa, kenapa jadi galau begini si, tante Ghania mau apa ya ngajak aku makan malam?"Tanya Aluna.

"Tapi dia sangat baik, jadi tidak enak buat menolak."Ucap Aluna lagi, sedari tadi dia mundar mandir di kamarnya mencari jawaban kepada dirinya sendiri.

Della dan tari penasaran mengapa Aluna sangat lama sekali di dalam kamarnya, merekapun menyusul ke kamar Aluna.

Tok tok tok.

"Lun, lo lagi apa? Kenapa lama sekali?"Tanya Della, mereka sudah masuk ke dalam kamar Alun

Aluna berbalik badan, yang awalnya sedang menatap ke arah luar jendela, kini dia menatap sahabatnya.

"Oh, maaf tadi gue ngebahas kerjaan dulu sama orang penerbit yang bakalan nerbitin novel gue."Ucap Aluna beralasan.

"Oh, kirain ada apa, berarti kita ganggu dong."Ucap Tari.

"Yaudah lo lanjutin aja dulu deh, kita balik ke bawah dulu."Ucap Della, sambil menarik Tari sahabatnya, mereka tidak mau mengganggu konsentrasi Aluna.

"Oh, ok, Sebentar lagi gue bakal gabung."Ucap Aluna, sambil melihat dua sahabatnya meninggalkan kamarnya.

Sementara itu, setelah sahabatnya keluar dari kamarnya, Aluna akhirnya membalas pesan tante Ghania.

[ Maaf tante yona baru balas pesan tante, karna Luna baru pulang kuliah, Luna akan datang menemani tante makan malam.] Balas Aluna.

Setelah membalas pesan tante Ghania, Aluna keluar dan turun dari kamarnya, dia menyusul sahabatnya yang ada di lantai satu. Saat Aluna menuruni anak tangga dia mendengar suara canda tawa dua sahabatnya di dapur miliknya.

Aluna segera mempercepat langkahnya dan menyusul kedua sahabatnya ke dapur sana.

"Kalian lagi apa?"tanya Aluna saat tiba di dapurnya.

"Eh, lo udahan?"Tanya Della.

"Ini kita lagi bikin gorengan buat temen kita nonton."Ucap Tari sambil mengaduk bahan-bahan untuk membuat gorengan, mereka memang tidak pernah sungkan dalam membuat apapun di rumah Aluna, karna mereka sudah sahabatan sejak SMP dan juga karna Aluna tinggal sendiri, bahkan mereka berdua juga sering merapihkan rumah Aluna saat Aluna tidak sempat untuk merapihkannya.

"Ohhh, yaudah lanjutin aja ya, gue mau ngelanjutin kerjaan dulu."Ucap Aluna, dirinya berlalu dari dapur menuju ke ruang tempat nonton tv.

"Ok bos."Ucap Della.

**

Di mansion Nyonya Ghania sangat bahagia saat mendapatkan balasan pesan dari Aluna.

"Memang bener apa yang aku pikirkan, anak itu sangat baik, bahkan dia meminta maaf karna telat membalas pesanku."Ucap Nyonya Ghania dengan senyuman di bibirnya.

"Aku akan mengabari Haris agar dia juga menyusul nanti ke restoran."Lanjut Nyonya Ghania.

Dia memencet nomor anaknya untuk menghubunginya.

"Kebiasaan ni anak, susah sekali di hubungi."oceh nyonya Ghania.

Karna dia tidak bisa menghubungi anaknya, akhirnya dia menghubungi keponakannya Reza.

"Iya tante ada apa?"Tanya Reza saat mengangkat telpon dari sang tante.

"Kamu dimana za?"Tanya Nyonya Ghania.

"Di kantor, kenapa tan?"Tanya Reza.

"Kemana Haris, kenapa dia tidak mau mengangkat telpon tante, susah sekali anak itu di hubunginya."Oceh Nyonya Ghania.

Reza menjauhkan ponselnya dari kupingnya, karna telinganya sangat sakit mendengar ocehan dari sang tante.

"Oh, ok Reza samperin dulu."Ucap Reza.

"Hah, buruan."Ucap Nyonya Ghania.

Reza segera keluar dari ruangannya, dia melangkah menuju ke ruangan Haris yang juga tidak jauh dari ruangannya.

Ceklek

Reza langsung membuka pintu ruangan Haris tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Kebiasaan."Oceh Haris.

"Nih."Ucap Reza, dia memberikan ponselnya kepada Haris yang sedang menatapnya dingin.

"Apa?"Tanya Haris.

"HARISSSSSSSS!!!!!!" Teriak Nyonya Ghania.

Haris dan Reza menutup telinga mereka.

"Ada apa mi?"Tanya Haris.

"Kamu ini bener-bener ya, mami dari tadi menghubungi kamu, tapi tidak kamu angkat, sebenarnya kamu sedang apa hah?"Oceh nyonya Ghania.

"Haris lagi kerja mi."Ucap Haris dengan wajah frustasinya.

"Kerja-kerja, kamu bisa kan ngangkat telpon mami dulu."Ucap nyonya Ghania masih dengan nada kesalnya.

"Aku tidak tau mami nelpon, karna aku tidak melihat-lihat ponsel."Ucap Haris, karna memang dia jika sedang bekerja tidak akan melihat ponselnya.

"Halah, alesan saja kamu, mau kamu mami masukan lagi ke dalam perut hah."Teriak nyonya Ghania.

"Mana bisa mi."Ucap Haris sambil melotot ke arah Reza yang sedari tadi menahan tawanya.

"Jawab aja kamu terus, jawab."Ucap Nyonya Ghania yang tidak terima sang anak terus menjawab ucapannya.

"Pokonya kamu jam 8 malam harus menyusul mami ke restorant melati, mami tidak mau tau."Ucap nyonya Ghania.

"Denger gak?"Ucapnya lagi, Namun Haris tidak menjawab dia hanya diam saja.

"Harisss!!!!! Kamu denger mami gak si."Teriak nyonya Ghania lagi.

"Denger mi."Ucap Haris.

"Terus kenapa kamu gak jawab hah, mau jadi anak durhaka kamu?"Tanya nyonya Ghania.

"Lah, tadi mami ngelarang Haris buat jawab, sekarang gak jawab di sangka mau jadi anak durhaka."Ucap Haris dengan nada frustasinya.

"Sudah gak usah jawab, pokoknya mami tidak mau tau, jangan ada lagi alasan, mami tunggu jam 8 di restorant melati, awas kamu kalo gak dateng, mami akan bunuh diri."Ancam nyonya Ghania.

"Mi, mi, mami."Ucap Haris namun sayang sambungan telpon sudah di matikan sepihak oleh nyonya Ghania.

"Hahahahahaha."Tawa Reza yang sedari di tahannya akhirnya pecah juga.

Haris menatap Reza dengan tatapan dingin tidak suka.

"Terus saja lo ketawa, gue potong gaji dan bonus lo."Ancam Haris kesal.

"Lohh, jangan dong bos, kok gue yang kena."Ucap Reza.

"Terserah, gue lagi kesel sono keluar dan jangan ada yang masuk kesini."Ucap Haris.

Akhirnya Reza melangkah keluar dari ruangan bosnya, dari pada nanti dia kena amuk oleh Haris.

"Mami sebenarnya mau apa lagi si."Gumam Haris, sambil berpikir keras dengan tujuan sang mami selanjutnya.

1
partini
tadi sama ibu nya sekarang sama anaknya
partini
notif nya telatt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!