NovelToon NovelToon
Gara-gara Buket Bunga

Gara-gara Buket Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Disarankan membaca Harumi dan After office terlebih dahulu, agar paham alur dan tokoh cerita.


Buket bunga yang tak sengaja Ari tangkap di pernikahan Mia, dia berikan begitu saja pada perempuan ber-dress batik tak jauh darinya. Hal kecil itu tak menyangka akan berpengaruh pada hidupnya tiga tahun kemudian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Bambu

Sudah hampir seminggu menikah, tapi malam pertama belum pernah dilakukan. Sialnya tamu bulanan Sandi keburu datang, sehingga harus ditunda dulu hingga tujuh hari kedepan. Untungnya cinta Ari tulus, bukan karena nafsu semata.

Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Sabtu pagi ini rencananya Ari akan mengajak rekan satu divisi istrinya untuk mengunjungi rumah bambu miliknya. Penjaga rumahnya, Minggu kemarin menghubunginya. Memberitahukan padanya, jika beberapa sayur dan buah akan panen. Serta Ikan yang dipelihara di beberapa kolam.

Ari membeli tanah tersebut setahun setelah bekerja di sebuah kementrian. Kebetulan ibunya membagi uang hasil panen dan usaha keluarga. Sang ibu menyarankannya untuk membeli tanah tak jauh dari ibu kota.

Bu Tejo membantu merencanakan dengan matang, untuk masa depan putra dan menantunya. Karena tak ingin mereka kekurangan.

Kala itu Ari masih menjalin hubungan dengan Rumi. Sehingga Bu Tejo mendorong putranya untuk banyak melakukan investasi dalam bentuk tanah dan properti. Mengingat Ari berniat mengajukan diri menjadi calon ASN di ibu kota.

Sayangnya semua rencana matang untuk masa depan itu hancur karena pengkhianatan dari Rumi. Tapi apa mau dikata, tanah dan properti sudah dibeli. Jadi tinggal melanjutkan saja.

Hati boleh patah, namun hidup harus tetap berjalan kedepan. Dan selama masa patah hati itu, sedikit demi sedikit Ari menata sendiri rencana masa depannya. Entah dengan siapa nantinya dia akan bersama.

Sebelum membangun kosan, Ari terlebih dahulu meminta orang untuk mengolah tanah di tempat yang hari ini akan dia datangi. Menanam buah-buahan dan membuat beberapa kolam ikan. Meski saat itu dirinya tidak lagi bertugas di ibu kota melainkan di luar pulau, tapi dia masih bisa memantaunya dari jauh. Beruntung dia mendapatkan pekerja jujur dan berdedikasi tinggi dalam pekerjaannya.

Para rekan kerja Sandi menaiki mobil masing-masing, kecuali Arka dan istrinya yang menumpang mobil Ari. Mereka janjian di pintu tol dan selanjutnya, melaju beriringan memasuki jalan bebas hambatan.

Rini, istri Arka duduk bersebelahan dengan Sandi di jok belakang. Keduanya langsung nyambung karena sama-sama berasal dari Jawa Timur, hanya berbeda kabupaten.

Sama seperti Sandi, Rini juga seorang perantau. Dia bekerja di sebuah kantor Akuntan tak jauh dari kantor Arka bekerja.

Rini dan Arka adalah teman masa kuliah, sempat terpisah ketika wisuda dan bertemu lagi tahun lalu. Saat acara pernikahan teman kuliah satu angkatan, dan secara kebetulan keduanya kos di satu jalan yang sama di Ibu kota.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam, mereka tiba di rumah bambu milik Ari. Ada lima mobil yang terparkir secara berjejer di halaman luas depan rumah.

Begitu Ari turun dari balik kursi kemudi, tepat saat itu pula. Ringgo dan Haris keluar dari mobil masing-masing. Keduanya kompak melebarkan matanya, begitu melihatnya.

Ari menghampiri, menyapa dan mengajak keduanya untuk bersalaman. "Apa kabar bang Ringgo dan Mas Haris? Masih ingat saya, kan?"

"Ari mantannya Unge." Gumam keduanya hampir bersamaan.

"Kok bisa?" Tanya Ringgo tak percaya.

"Bisalah bang! Namanya jodoh." Sahut Ari santai.

"Lu yang nangkep buket bunga di kawinan Mia sama Jaka, kan? Terus Lo kasih ke Sandi. Jangan-jangan sejak itu kalian diam-diam berhubungan, ya?" Haris ingat kejadian tiga tahun lalu.

"Kalau soal kasih buket bunga, bener itu. Tapi kalau soal berhubungan sama Sandi, sejak dia pindah ke Jakarta Mas."

Indah memanggil mereka agar segera masuk ke rumah. Sehingga ketiganya berjalan beriringan, melewati paving blok menuju rumah bambu.

"Berarti Jaka udah tau, kalau Lo Deket sama Sandi, dong?" Tanya Ringgo.

"Tau, bang! kemarin Senin kita ketemu di lobi."

"Dia nggak ngasih peringatan apa-apa, gitu?" Haris memastikan. Dia dan Ringgo sering menghabiskan waktu bersama Jaka dan Aryan di sela jeda waktu kerja di lantai teratas sambil merokok.

Sama seperti perempuan, mereka kaum laki-laki juga sering bergosip ria. Mereka sepakat tak akan menceritakan di luar circle.

Intinya, Jaka dan Aryan sering menceritakan kegelisahan Dimas tentang Rumi. Hingga sekarang, Rumi masih merasa bersalah telah mengkhianati mantan calon suaminya yang tak lain adalah Ari.

"Sejauh ini, belum. Aman sih!"

"Lo udah ketemu lagi sama Unge, belum? Sejak Deket sama Sandi."

"Jumat sore sebelum Sandi pulang kampung."

Ketiganya duduk di tangga yang terbuat dari kayu dan bambu, sambil melepas sepatu masing-masing.

"Tapi seminggu kebelakang, kayaknya Pak Dimas adem ayem. Apa dia belum tau ya, kalau Lo berhubungan sama salah satu stafnya?" Tanya Ringgo.

Ari menaikan bahunya. "Kalaupun tau, ya biarin aja bang! Saya benar-benar nggak ada niatan rebut istrinya, walau bisa aja kalau nekat. Tapi jujur, sejak ketemu Sandi lagi. Saya benar-benar bisa lupain Rumi."

"Move on Lo berhasil, ya?" Haris menepuk pelan pundak Ari. "Pasti sulit banget, ya?"

Ari tersenyum miris. "Ya gitu deh, bang!" Obrolan tersebut terus berlanjut di sela-sela kegiatan mereka di rumah bambu.

Pertama-tama mereka berganti pakaian, karena akan sama-sama memanen ikan di salah satu kolam. Hanya Willy yang tidak turun serta bermain air kolam, lelaki itu lebih memilih mengawasi saja.

Sementara para perempuan, selain menjaga anak-anak. Juga menyiapkan makan siang, dari hasil kebun dan kolam dibantu istri penjaga rumah dan kebun.

"Sering-sering kalau abis gajian kita kemari, enak banget lihat yang ijo-ijo." Seru Raina istri dari Ringgo.

"Kalau laki Lo nggak tiba-tiba ada tugas ke Bandung dan Serang." Sahut Indah.

"Manajer emang beda, ya?" Sela istri Haris.

"Lu juga sama." Cibir Indah.

"Mbak Indah nih, yang paling aman kalau akhir pekan." Tutur Rini.

"Gue berangkat dua jam sebelum suami-isteri kalian datang, ya! Terus kerjaan juga sering dibawa ke rumah." Indah berangkat kerja, sekalian mengantar putrinya ke sekolah. Jadi dia selalu tiba lebih pagi.

"Iya-iya, ibu senior kita paling rajin. Tapi ngomong-ngomong, itu garamnya jangan kebanyakan. Entar Lo darah tinggi, mbak!" ujar Vanes istri Willy.

Sandi tertawa, di balik muka judesnya. Indah terkadang konyol. "Mbak Indah pengen poliandri apa belum dikasih jatah, nih?"

"Elu kali, San! Seminggu nikah cuma ciuman doang." Indah tak mau kalah.

"Aku lagi ada tamu bulanan, mbak!"

Tiga perempuan kompak menatap Sandi tak percaya, mungkin tak habis pikir. "Serius Lo?" Tanya Raina.

"Masih gress alias perawan ting-ting dia. Kasihan banget laki Lo," Kata Indah.

"Pening banget pasti, nggak jadi galak San?" Tanya Rini.

Sandi menggeleng, "Dia baik banget malah, soal gituan dia nggak terlalu nuntut sih."

"Pokoknya setelah haid selesai, Lo langsung kasih jatah. Biar dia makin sayang sama Lo!' Raina memberikan saran.

"Tapi gue lihat, dia bulol banget sama Lo!" Sela Rini.

Banyak yang mereka perbincangkan di sela-sela memasak, sambil sesekali melihat ke arah luar jendela. Terlihat b

Para lelaki menangkap ikan dengan jaring yang tersedia. Mereka yang biasa duduk di balik meja dan fokus dengan angka-angka. Kini bermain lumpur di kolam bagai anak kecil. Tawa khas bapak-bapak terdengar lepas dan tak ada beban.

Tengah hari, masakan telah matang. Mereka makan lesehan di teras rumah bambu sambil melihat pemandangan sekitar.

Setelahnya, mereka memanen beberapa sayur dan buah untuk dibawa ke ibu kota. Lalu begitu senja menjelang, mereka bergerak kembali pulang dan meninggalkan rumah bambu.

1
bunny kookie
top deh pokoknya 👍🏻💜💜
nabila anjani: Ka up lagi dong
Mareeta: tapi yang subscribe cuma 5 orang 😔
jelek kali ya cerita ini?
total 2 replies
nabila anjani
Kak up lagi dong
Mareeta: udah aku up lagi ya
total 1 replies
bunny kookie
up lagi gak kak 😂
Mareeta: aku usahakan pagi ya kak
total 1 replies
bunny kookie
lanjut kak ☺
bunny kookie
nyampek sini aku kak thor ☺
Mareeta: terima kasih 😍 aku ingat dirimu pembaca setia karyaku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!