NovelToon NovelToon
BERTUKAR NASIB

BERTUKAR NASIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Mengubah Takdir / Si Mujur
Popularitas:38.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.

Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.

Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.

Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !

Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 SEBUTIR PIL KULTIVASI

Gisela melamun di meja makan, memikirkan kejadian kemarin.

Saat dirinya bertemu dengan seorang wanita tua misterius yang tinggal disuatu tempat rahasia penuh misteri.

Lorong aneh yang terhubung dengan tempat lain seperti sebuah asrama akan tetapi tempat itu juga sama anehnya dengan wanita tua beraroma kemenyan.

Adakah seorang wanita tua mengenakan wewangian dari kemenyan untuk menunjang penampilannya.

Gisela terus saja memikirkan tentang wanita tua itu yang diduga kalau dia adalah seorang dukun tua.

Namun Gisela masih ragu-ragu soal kebenaran identitas sang wanita misterius yang dijumpainya di sebuah toko.

"Apakah benar wanita tua itu adalah dukun tua yang dimaksudkan ?" tanya Gisela.

Gisela lantas teringat akan ucapan wanita tua itu ketika mereka bertabrakan di dekat toko.

"Apa sebelumnya kita pernah bertemu ?"

Kata-kata dari perempuan tua kembali terngiang-ngiang di benak pikiran Gisela saat dirinya mengenang peristiwa di depan toko.

"Ya, Tuhan... Aku baru sadar sekarang. Mungkinkah pertanyaan wanita itu ada kaitannya dengan Gisela yang dulu ?" ucap Gisela.

Gisela terhenyak kaget seraya beranjak berdiri dari atas kursi makannya.

"Kalau benar dia adalah dukun tua itu maka kami sungguh beruntung karena bertemu dengannya", ucapnya.

Gisela mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan rumahnya lalu memanggil Amur, harimau Serbia yang selalu menemaninya.

"Amur...", panggilnya cepat seraya menoleh ke arah sofa, tempat bisanya Amur berbaring disana.

Gisela tidak melihat keberadaan Amur di atas sofa, sekali lagi dia memanggil harimau putih itu.

"Amur !" panggilnya sembari melangkah.

Seketika Amur hadir di ruangan kecil itu lalu dia mengibaskan ekornya kesana kemari.

"Amur...", panggil Gisela seraya meraih tubuh kecil milik Amur.

"Ya, Gisela", sahut harimau putih itu.

"Kita telah menemukan dukun tua itu, Amur", kata Gisela lalu menghempaskan tubuhnya ke atas sofa.

"Dimana kita menemukan dukun tua itu, Gisela ?" tanya Amur.

"Kau ingat dengan wanita tua yang kita ikuti itu sewaktu di toko membeli keperluan sehari-hari", sahut Gisela.

"Ya, wanita tua itu, wanita misterius yang tinggal di asrama lalu kenapa dengannya ?" tanya Amur.

"Dia adalah dukun tua itu", sahut Gisela.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau perempuan tua itu ternyata adalah dukun tua yang dimaksudkan ?" tanya Amur.

"Dia bertanya padaku, dengan mengatakan apakah kami pernah bertemu sebelumnya", sahut Gisela.

"Berarti dia pernah melihatmu sebelumnya", kata Amur.

"Yah, sepertinya demikian, mungkin Gisela yang dulu adalah pelanggan wanita tua itu", kata Gisela.

"Berarti dugaanku benar kalau wanita itu adalah seorang dukun tapi aku tidak yakin apakah memang wanita tua itu pernah mengenal Gisela sebelumnya", kata Amur.

"Tapi kau mengatakan bahwa hanya seorang dukun tua saja yang memakai kemenyan sebagai parfum, artinya dia adalah dukun tua itu", sahut Gisela.

"Tidak semuanya dukun pernah mengenal Gisela karena banyak dukun-dukun yang masih eksis dengan pekerjaannya", kata Amur.

"Maksudmu, ada dukun lainnya selain wanita tua yang kita temui di asrama itu ?" tanya Gisela sembari mengerutkan alisnya.

"Tepat sekali", sahut Amur lalu terbang dari pelukan Gisela.

"Tapi... Kenapa wanita tua itu bertanya padaku dengan mengatakan bahwa kami pernah bertemu sebelumnya ?" tanya Gisela.

"Suatu kebetulan yang sama", sahut Amur.

"Kita datangi dia sekali lagi sebab aku membutuhkan bantuannya agar bisa kembali ke tubuhku yang dulu, Amur !" kata Gisela.

"Gisela... Dengarkan aku !" sahut Amur.

"Yah...", jawab Gisela.

"Sudah dikatakan sebelumnya bahwa kau tidak akan pernah bisa kembali pada ragamu yang dulu lagi karena kau sekarang sudah menjadi Gisela dengan jiwa baru", jelas Amur menerangkan.

Gisela tercekat diam sedangkan pandangannya berubah sayu.

"Apa... ?!" sahutnya murung.

"Tidak ada kesempatan kedua bagi kalian kembali ke raga kalian yang dulu sebab ramuan bertukar nasib sifatnya permanen", kata Amur.

"Ternyata aku akan terperangkap dalam raga ini selamanya ?" kata Gisela tertegun.

"Ya, Gisela...", sahut Amur.

"Oh, tidak !" pekik Gisela sembari membungkam bibirnya dengan kedua telapak tangannya.

Tampak kedua matanya berkaca-kaca sedih ketika dia mendengar perkataan Amur yang menegaskan bahwa dia tidak akan pernah kembali lagi seperti dulu.

Kesempatan menjadi Valeria sudah tidak ada lagi bagi Gisela di kehidupan baru ini.

Tiba-tiba tubuh Gisela berguncang hebat sedangkan jari jemari tangannnya gemetaran saat menatap ke arah Amur.

Gisela beringsut turun dari atas sofa lalu termenung diam.

"Maafkan aku, tidak bisa membantumu, Gisela", ucap Amur penuh penyesalan.

Gisela hanya terdiam namun sorot matanya mengisyaratkan bahwa dirinya sedang bersedih hati saat ini.

"Kesempatan lainnya adalah kau memperbaiki hidupmu sebagai Gisela dengan mengubah nasibmu menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya", kata Amur.

Gisela terpejam diam dengan air mata bercucuran deras.

"Jangan menangis lagi, jalan terbaik buatmu adalah tetap tegar dan berjuang keras merubah nasibmu sebagai Gisela, bukankah sudah aku tekankan padamu berulang-ulangkali, Gisela", kata Amur.

"Yah, aku tahu itu...", sahut Gisela seraya menyeka air matanya yang berlinangan.

"Karena itulah bangkitlah segera mungkin, ubahlah dirimu menjadi Gisela dengan wajah baru serta penampilan terbaikmu, itu adalah kemampuanmu, iyakan, Gisela", kata Amur.

"Apakah kau akan membantuku untuk mengubah nasibku ini ?" balas Gisela seraya menatap serius kepada Amur.

"Ada cara lain terbaik buatmu, tapi, ini bukan cara mudah bagimu karena agak menyakitkan jika kau mencobanya", sahut Amur.

"Cara apa itu, bisakah kau memberitahukannya padaku", kata Gisela.

"Mungkin cara instan terlalu mudah buatmu namun kau bisa menelan pil kultivasi ini", kata Amur.

Amur mengulurkan telapak tangannya kepada Gisela.

Sebutir pil berwarna emas terang berada di atas telapak tangan Amur serta berkilauan indah.

"Pil kultivasi ?!" tanya Gisela lagi-lagi termenung.

"Ya, kau bisa membuatnya sendiri pil kultivasi ini dengan cara mudah, aku akan mengajarkan kepadamu tahap-tahap awal untuk menciptakan pil kultivasi dengan tingkat penyembuhan jiwa", sahut Amur.

Amur masih mengulurkan tangannya yang bercakar kuat itu ke arah Gisela.

"Telanlah pil kultivasi ini, dalam sekejap saja kau bisa berubah menjadi Gisela dengan wajah baru, tubuh baru serta keberuntungan baru yang akan menyertai perjalanan bertukar nasibmu ini", lanjutnya serius.

Amur menatap tajam ke arah Gisela yang terlihat ragu-ragu.

"Yakinlah pada dirimu sendiri, Gisela", kata harimau putih Serbia itu.

Gisela perlahan-lahan mengulurkan tangannya ke arah telapak tangan Amur, diraihnya pil kultivasi itu lalu diamatinya dengan hati-hati pil tersebut.

Pil itu semakin berkilauan cerah seolah-olah memancarkan energi postif dari dalam pil kultivasi itu.

"Jangan ragu, Gisela !" ucap Amur.

"Ya...", sahut Gisela.

Dengan sekali lahap, Gisela menelan pil kultivasi pemberian Amur.

Sekejap saja tubuh Gisela bergetar keras serta memancarkan sinar terang kemilauan dari tubuh gemuk itu.

Perlahan-lahan perubahan terjadi pada ukuran tubuh Gisela.

Tubuh gemuk itu berangsur-angsur menyusut lalu menghilang dan berubah menjadi tubuh yang langsing serta proporsional.

Gisela memekik senang saat dia melihat perubahan tubuhnya.

Sudah tidak tampak lagi tubuh gemuk itu pada penampilan barunya, hanya ada tubuh langsing bak supermodel dunia dengan kulit bersinar cantik bagaikan porselen.

"Woah... Luar biasa... !!!" pekiknya senang.

Gisela mematut di depan cermin dengan wajah berseri-seri sedangkan penampilan tubuhnya tak lagi gemuk seperti dulu.

"Cantiknya... Apakah ini benar-benar aku atau bukan ???" tanyanya tak percaya saat dia melihat perubahan barunya ini.

Berkali-kali Gisela mendekatkan wajahnya ke arah cermin yang ada di dekat wastafel.

"Kau berubah sekarang, dimana tubuh gemuk itu perginya, Amur ???" ucapnya bertanya-tanya seraya menepuk pelan kedua pipinya.

"Entahlah, mana aku tahu...", sahut Amur seraya mengedipkan salah satu matanya kepada Amur, harimau putih Serbia.

"Astaga, ini benar-benar keajaiban, kita tidak akan pernah tahu rencana Tuhan dibalik semua ini...", pekiknya seraya menengadahkan pandangannya ke atas.

Alangkah bahagianya Gisela ketika dia melihat perubahan penampilan dirinya sekarang ini.

"Pil kultivasi ini benar-benar mujarab, Amur'', kata Gisela dengan mata terbelalak lebar.

"Ya, ya, ya, kau benar, pil kultivasi ini sangat mujarab", sahut Amur. "Sayangnya pil kultivasi ini memiliki batas waktu tertentu setelah itu khasiat pil ini akan menghilang dan kau kembali semula, Gisela", sambungnya.

1
Reny Rizky Aryati, SE.
💞💞💞
Tina Andara
hadir...
Anonymous
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!