Ini adalah kisah seorang pria kaya dingin yang memiliki misophobia. Yang terkena sebuah jebakan dari seorang wanita yang sangat dibencinya.
Tapi, apa jadinya bila jebakan ini berakhir menjadi sebuah berkah?
Kehidupan mereka berubah, mulai dari rasa benci yang kini menjadi cinta.
Albert Robert Nero, akankah pria kaya dingin ini mampu meluluhkan hati seorang Sena Laurenchia si wanita nakal?
Baca kisah mereka di BOS DINGIN MENGEJAR ISTRI NAKAL.
***
Sikap dingin seorang Antonio Lefrand tidak membuat Aurelie Daneliya berhenti mengejarnya. Karena Aurelie tahu, di balik sikap dinginnya terdapat hati yang sangat lembut.
SEASON 2 (MENCURI HATI BOS DINGIN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Su Hwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDMIN 34
"Bagaimana menurutmu?" tanya Renata meminta tanggapan William atas rencananya.
"Kau gila, aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Sena ku." jawab William sedikit berteriak.
"Dasar bodoh, justru rencanaku ini bisa menjadi kesempatanmu untuk mendekati dan mengambil hatinya. Jadikan dirimu sebagai satu-satunya orang yang ada di sampingnya di saat-saat terpuruknya. Maka ku jamin, dia akan tersentuh dengan apa yang kau lakukan untuknya." kata Renata dengan ekspresi mengejek.
"Jadi, kau yakin dengan rencanamu itu?" tanya William.
"Tentu saja, tugasku untuk menghancurkan hatinya dan tugasmu adalah memulihkan hatinya. Bagaimana, pembagian tugas ini adil bukan?"
"Baiklah, jadi kapan akan kita mulai?"
"Nanti akan kuhubungi lagi. Aku harus pergi sekarang. Senang bekerjasama denganmu Tuan William." kata Renata menjabat tangan William kemudian berjalan meninggalkan bar.
Ke esokan harinya,
ting tong
ting tong
"Hei, tumben sekali pagi-pagi sudah kemari." kata Sena.
"Aku mau menumpang sarapan, boleh kan?" kata William.
"Pppfff... Apakah di rumahmu kehabisan makanan sampai tiba-tiba kau kemari meminta sarapan?" tanya Sena meledek.
"Kalau memang iya, bolehkah aku tiap hari sarapan disini?" tanya William bercanda.
"Hah, itu sih maumu." kata Sena.
Sena melanjutkan membuat sarapan di dapur. Dia merasa semakin repot karena pagi ini harus membuat sarapan lebih banyak dari. biasanya.
"Apakah Alnorld sudah bangun?" tanya William.
"Ntahlah, bisakah kau mengeceknya untukku?" pinta Sena.
"Tentu saja Tuan putri."
William pun segera meninggalkan Sena dan berjalan menuju kamar Alnorld.
ceklek
"Mommy, berapa kali ku bilang kalau ketuklah dulu pintunya sebelum masuk." kata Alnorld mengomel karena pintunya terbuka.
Alnorld sedang mengganti bajunya, badannya membelakangi pintu. Karenanya ia tidak tahu bila Williamlah yang sudah lancang memasuki kamarnya begitu saja.
"Ehem" deheman William seketika membuat Alnorld menoleh.
"Om Will?"
"Maafkan om, tuan kecil. Karena memasuki kamarmu seenaknya. Paman kira kau masih tidur."
"Hemm, tidak apa-apa. Tumben sekali pagi-pagi om sudah kemari?"
"Hah, dasar. Baru saja aku datang, kau dan mommy mu sudah berbicara seolah-olah aku tidak pernah kemari pagi-pagi." gerutu William yang tidak digubris oleh Alnorld.
"Kalau sudah selesai, keluarlah segera. Sarapannya sudah siap." kata William mengacak rambut Alnorld kemudian kembali ke tempat dimana Sena berada.
tap
tap
tap
"Apakah Alnorld sudah bangun?" tanya Sena setelah mendengar langkah kaki William yang mendekat.
"Sudah, sebentar lagi juga akan kemari." jawab William.
"Pagi," sapa Alnorld singkat kemudian menarik kursinya.
"Pagi, ini susumu sayang." kata Sena menyodorkan segelas susu pada Alnorld.
"Thank's mom."
"Sen, mau kemana? Ayo sarapan bersama." ajak William ketika Sena akan pergi meninggalkan meja makan.
"Aku mau bersiap-siap untuk mengantar Alnorld sekolah." kata Sena.
"Duduklah, ayo sarapan bersama. Biar nanti Alnorld aku saja yang mengantar sekalian berangkat ke kantor." kata William.
"Emm, baiklah. Terima kasih sudah mau di repotkan." kata Sena yang sudah duduk kembali ke kursinya.
"Jangan sungkan." kata William dengan menyunggingkan senyum manisnya.
Alnorld yang mendengar interaksi antara William dan mommy nya melirik tidak suka. Menurutnya William terlalu mengambil kesempatan untuk mendekati mommynya, apalagi itu dengan melibatkan dirinya.
Setelah sarapan bersama, William pun mengangarkan Alnorld ke sekolahnya sebelum berangkat ke kantor.
"Om, kau menyukai mommy ku ya?" tanya Alnorld yang tetap memandang ke depan.
"Emm, apakah begitu terlihat?" tanya William kikuk.
"Ya." jawab Alnorld singkat.
"Apakah kau mau mengijinkan om untuk mendekati mommy mu?" tanya William tersenyum.
"Itu urusan kalian, aku tidak akan ikut campur. Dan selama mommy bahagia aku tidak akan melayangkan protes." jawab Alnorld dengan ekspresi datar.
"Kau anak yang baik." puji William mengelus lembut kepala Alnorld.
Sesampainya di kantor, William segera membuka handphonenya yang sedari tadi sangat berisik.
"Ternyata dia yang menelpon." kata William begitu melihat nama Renata di riwayat panggilannya.
Tak lama kemudian, handphonenya pun kembali berdering. Renata menghubunginya lagi.
William : Hallo?
Renata : Kemana saja kau, berengsek. Kenapa teleponku baru kau angkat.
William : cerewet sekali kau ini, cepat katakan saja apa yang ingin kau bicarakan.
Renata : Soal rencana kita, harus berjalan besok. Anak buahku akan beraksi terlebih dahulu. Kau juga bersiap-siaplah.
William : Ya, kau atur saja semua.
William pun menutup teleponnya begitu saja kemudian mengusap kasar wajahnya.
"Haruskah aku melakukan ini?" tanya William pada dirinya sendiri.
###############
Selamat malam, readers yang budiman.
Terima kasih untuk komentar-komentarnya. Jujur komentar-komentar kalian sedikit membantu author untuk lebih semangat untuk melanjutkan novel ini.
Jangan ragu untuk menulis komentar ya, walau author tidak membalas tapi yakinlah author membacanya satu-persatu dengan bahagia.
Oh iya, jangan lupa setelah membaca klik jempolnya yaa...
See you next chapter.
Mmmmmmuach 😘
bikin baper