NovelToon NovelToon
The Great General'S Obsession

The Great General'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Obsesi / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sungoesdown

Wen Yuer dikirim sebagai alat barter politik, anak jenderal kekaisaran yang diserahkan untuk meredam amarah iblis perang. Tetapi Yuer bukan gadis biasa. Di balik sikap tenangnya, ia menyimpan luka, keberanian, harga diri, dan keteguhan yang perlahan menarik perhatian Qi Zeyan.

Tapi di balik dinginnya mata Zeyan, tersembunyi badai yang lambat laun tertarik pada kelembutan Yuer hingga berubah menjadi obsesi.

Ia memanggilnya ke kamarnya, memperlakukannya seolah miliknya, dan melindunginya dengan cara yang membuat Yuer bertanya-tanya. Ini cinta, atau hanya bentuk lain dari penguasaan?

Namun di balik dinding benteng yang dingin, musuh mengintai. Dan perlahan, Yuer menyadari bahwa ia bukan hanya kunci dalam hati seorang jenderal, tapi juga pion di medan perang kekuasaan.

Dia ingin lari. Tapi bagaimana jika yang ingin ia hindari adalah perasaannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sungoesdown, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyusup

Langit sudah gelap, Namun Zeyan dan pasukannya masih belum kembali. Sepertinya pertempuran tak terelakkan. Di taman utama dengan hanya ditemani cahaya lentera yang Yuer letakkan di samping kakinya, ia berdiri sendirian di tepian kolam. Gaunnya berkibar pelan, tertiup angin.

Yuer mengangkat satu tangannya ke udara, menggerakkannya perlahan mencoba mengurai sendiri kejadian yang dia alami.

"Apakah aku berhalusinasi?" gumamnya, pada dirinya sendiri.

Sebelumnya tak pernah seperti ini, segala keanehan yang ia alami terjadi setelah dia datang ke benteng ini. Mengingat ia juga bisa melihat sosok wanita yang tak bisa dilihat orang lain pun, Yuer tahu dia tidak berhalusinasi.

Namun sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, sebuah teriakan memecah keheningan malam dari arah bangunan utama.

"AARGH!"

Yuer menoleh tajam, seorang perempuan. Ia memungut lenteranya dan sudah melangkah cepat menuju sumber suara.

Jantungnya berdetak tidak karuan begitu dia menyadari dia sedang berjalan menuju ruangan Mingyue. Langkahnya terhenti saat ia mendapati seorang pelayan wanita tergeletak bersimbah darah, napasnya pendek. Tubuhnya gemetar, tangan berusaha meraih sesuatu di udara.

Bibirnya gemetar. "No.. na… Ming…yue…"

Mata Yuer melebar. Ia menunduk cepat, menggenggam tangan pelayan itu, namun tubuh gadis itu sudah dingin. Tanpa pikir panjang, Yuer berdiri dan berlari ke arah kamar Mingyue.

Hatinya berdetak keras saat ia menyadari ruangan Mingyue berada tampak sunyi. Terlalu sunyi.

Yuer segera bersembunyi saat pintu kamar Mingyue terbuka. Lima pria berpakaian serba hitam, setengah wajah mereka tertutup kain hitam. Mereka menyeret Mingyue yang memberontak, matanya berapi-api.

"Lepaskan aku!"

Yuer menahan napas. Ia segera bersembunyi di balik tirai kayu di lorong samping, menahan diri agar tidak bertindak gegabah. Ia tahu jika ia muncul saat ini, ia tidak akan bisa menyelamatkan siapa pun. Bagaimana Yuer akan melawan mereka? Dengan apa?

Di luar bangunan, ia mendengar dentingan pedang beradu.

Mereka tak hanya berlima.

Langkah lain terdengar berkejaran, Yuer menghela napas begitu melihat para prajurit datang. Bunyi senjata bertemu. Namun, dalam sekejap suara bilah pedang membelah daging terdengar dan terdengar teriakan kematian bersusulan.

Yuer menutup mulutnya dengan tangannya.

Orang-orang berpakaian hitam itu terlalu terlatih. Gerakan mereka cepat, nyaris tak terdengar. Mereka mengalahkan para prajurit seperti mematahkan ranting kering.

Saat suara langkah mereka menjauh, Yuer keluar dari persembunyian dan segera berlari mengikuti setelah mengambil pedang dari tangan salah satu prajurit yang sudah tergeletak tak bernyawa.

"Berhenti!" Serunya, dengan mata berkaca-kaca namun sorot matanya tajam. "Lepaskan dia!"

Salah satu pria itu tertawa kecil, sinis. "Kau ingin jadi pahlawan, pelayan kecil?"

Pria lain menyahut. "Bukankah pakaiannya terlalu bagus untuk ukuran pelayan?"

Pria yang sebelumnya tertawa kini menatapnya dari atas hingga kakinya, kemudian berganti menatap Mingyue yang dicekal oleh pria yang lain. Gadis itu menggeleng pada Yuer sambil menahan rasa sakit di sisi perutnya.

"Jenderal Qi Zeyan akan datang dan kalian akan dihabisi olehnya. Kalian tidak tahu siapa dia?" Meski dengan suara hampir bergetar, Yuer harap itu cukup untuk menggertak mereka.

Berharap nama Qi Zeyan akan membuat mereka ketakutan.

"Oh, begitu? Kau juga tahu nona, dia tidak ada disini untuk menyelamatkan kalian."

Kedua mata Yuer terbelalak. Pria itu melangkah lebih dekat pada Yuer. Ia mengeratkan genggamannya pada gagang pedang dan menghembuskan napas pelan.

"Mau menyerang kami? Coba saja, nona."

Ia menyerang. Gerakannya liar tak beraturan. Tapi justru itu yang membuat lawannya tidak langsung menyerang balik dengan serius. Pria itu menepis serangan Yuer dengan mudah, namun salah satu dari mereka menendangnya keras hingga tubuhnya terlempar ke pilar kayu.

"ugh!"

Yuer meringis. Darah mengalir dari sudut bibirnya, tapi ia tak mundur. Ia tetap bangkit lagi.

Saat salah satu dari pria itu hendak mengayunkan pedangnya.

Klang!

Sebuah serangan datang dari samping, menangkis serangan pria itu. Sosok berjubah putih berdiri di antara mereka.

Han Lin.

"Maaf aku sedikit terlambat," ucapnya cepat. Matanya menatap Yuer dengan khawatir, lalu Mingyue.

"Maju kalian semua!"

Pria berbaju hitam yang sepertinya pemimpin mereka menggeram dan menerjang Han Lin.

"Serang!"

Pria bertopeng dari luar berdatangan masuk dan mereka menyerang Han Lin. Beberapa prajurit datang membantu.

Han Lin mengambil beberapa langkah mundur sebelum menangkis serangan dari berbagai arah. Han Lin membalas dengan melancarkan serangan bertubi-tubi, kakinya menendang pria di sisi kanannya saat ia mengayunkan pedangnya ke depan.

Yuer beralih ke arah Mingyue, gadis itu masih dicekal kasar oleh salah satu pria berbaju hitam itu, kain penutup wajahnya bergerak sedikit karena napasnya yang berat.

Dengan napas terengah, Yuer berteriak,

"Lepaskan dia!"

Nada suaranya tajam dan tegas, meski tubuhnya masih setengah terhuyung karena luka di lengannya dan perutnya yang terasa nyeri. Matanya menatap langsung ke pria itu, tak gentar. Ia melangkah maju sedikit, darah menetes dari pelipisnya tapi dia abaikan.

Pria itu menoleh, hanya sedikit, menimbang. Tapi ia tak langsung bergerak.

"Kau ingin dia mati lebih cepat?" ujarnya datar, suara teredam oleh kain hitam yang menutupi wajahnya.

Yuer mengepalkan tangannya.

"Kalian datang bukan untuk membunuhnya, kan? Kalau tidak, kalian sudah membunuhnya sejak tadi," ucap Yuer pelan, nadanya lebih tenang, berusaha tetap berpikir jernih.

Mats Yuer terbuka lebar begitu melihat Mingyue yang hampir memejamkan matanya.

"Tidak, Mingyue! Tolong jangan pejamkan matamu! Mingyue, jaga kesadaranmu! Mingyue!"

Psattt!! Jleb!

Sebuah panah melesat dan pria yang memegangi Mingyue ambruk. Tubuh Mingyue limbung dan Yuer langsung menangkapnya.

Zichen muncul dari arah lorong utama. Lalu tak lama kemudian.

Zeyan.

Pria itu berjalan seperti badai. Sorot matanya gelap, tajam seperti bilah pedang dan begitu pandangannya jatuh pada tubuh Mingyue yang hampir tak sadarkan diri dengan gaun yang berdarah di pelukan Yuer, dunia seolah membeku.

Pandangannya beralih pada Yuer. Rambut Yuer berantakan, ujung bibirnya berdarah, dan gadis itu memeluk Mingyue dengan erat.

Nafasnya memburu dan rahangnya mengeras. "Dasar bajingan! Beraninya memasuki bentengku!"

Zeyan langsung menerjang pria bertopeng yang tersisa dengan amarah membara. Gerakannya brutal, tanpa ampun.

Han Lin Yu, Zichen, dan Zeyan bergerak serempak. Tiga siluet itu saling mengisi celah, bergerak lincah di antara bayangan. Menebas, melompat, beradu senjata dalam rentetan denting logam yang menyayat telinga.

...

Di sudut ruangan, Yuer duduk bersimpuh di sisi Mingyue yang tengah berbaring, tangannya gemetar saat membersihkan luka di pelipis Mingyue. Cairan herbal menetes dari kain basah yang ditekan pelan ke dahinya, sementara napas Mingyue masih tersengal tak stabil.

Zeyan berdiri di ambang pintu, napasnya berat, menatap diam-diam. Pandangannya tertuju pada Yuer.

Rambut gadis itu acak-acakan, sebagian menempel di wajah karena keringat dan darah. Tapi tetap, dia duduk tenang, merawat adiknya, seolah dirinya sendiri baik-baik saja.

Pandangan Zeyan perlahan turun ke lengan gadis itu.

Balutan kain yang tak selaras dengan warna bajunya sendiri. Rahang Zeyan mengeras. Ia menggertakkan gigi perlahan.

Ingatannya sekejap mengabur pada beberapa saat sebelumnya, saat Yuer yang tak memikirkan dirinya sendiri sibuk mengkhawatirkan Mingyue, Han Lin tanpa pikir panjang langsung merobek ujung jubahnya, lalu membalut luka Yuer dengan sigap. Tangan pemuda itu bergerak begitu cepat.

Zeyan menahan napas. Suaranya tak keluar, hanya matanya yang menajam, menyimpan sesuatu yang tak ia tunjukkan.

Yuer mengangkat kepala, menatap Zeyan sejenak. Pandangan mereka bertemu. Ia tak bicara, hanya mengangguk pelan.

Tapi Zeyan tidak membalas.

Ia hanya melangkah masuk pelan, lalu berlutut di sisi ranjang, di seberang Yuer. Tangannya terulur, mengusap rambut basah di kening Mingyue. Tapi matanya sesekali kembali melirik balutan kain di lengan Yuer itu.

"Kau juga perlu diobati, Wen Yuer."

1
lunaa
lucu!!
lunaa
he indirectly confessing to herr 😆🙈
lunaa
gak expect tebakan yang kupikir salah itu benar 😭
lunaa
yuerr lucu bangett
lunaa
damn zeyan, yuer juga terdiam dengarnya
Arix Zhufa
baca nya maraton kak
Arix Zhufa
semangat thor
Arix Zhufa
ehemmmm
lunaa
itu termasuk dirimu zeyan, jangann nyakitin yuerr
Arix Zhufa
mulai bucin nich
Arix Zhufa
cerita nya menarik
Arix Zhufa
Alur nya pelan tapi mudah dimengerti
susunan kata nya bagus
Sungoesdown: Makasih kak udah mampir🥰
total 1 replies
Arix Zhufa
mantab
Arix Zhufa
Thor aku mampir...semoga tidak hiatus. Cerita nya awal nya udah seru
Sungoesdown: Huhuuu aku usahain update setiap hari kak🥺
total 1 replies
lunaa
liat ibunya jinhwa, pasti yuer kangen sama ibunya 😓
lunaa
then say sorry to herr 😓
lunaa
suka banget chapter inii ✨🤍 semangat ya authorr 💪🏻
Sungoesdown: Makasih yaa🥰
total 1 replies
lunaa
yuer kamu mau emangnyaa 😭🤣
lunaa
dia mulai... jatuh cinta 🙈
lunaa
menunggu balasan cinta yuer? wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!