NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam / Tamat
Popularitas:634k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku di sini

Dengan gerakan cepat namun lembut, Ha Joon menarik selimut tebal yang tadi di ambilkan Jin Young, lalu menutupi tubuh Ruby dengan hati-hati. Ia mengambil handuk dan mengeringkan rambut Ruby yang basah kuyup, jemarinya menggigil karena dingin dan kecemasan yang belum juga reda.

Meski hujan masih mengguyur deras di luar, dunia di dalam tenda terasa hening, hanya ada suara nafas berat Ruby yang mulai kembali teratur dan detak jantung Ha Joon yang perlahan mereda.

Melihat Ruby masih menggigil, Ha Joon menggertakkan giginya. Ia harus bertindak cepat. Dengan tangan gemetar, ia membuka jaket tebal miliknya yang masih melekat di tubuh Ruby, lalu menarik kain tipis basah yang membalut tubuh gadis itu. Sesaat ia berhenti, menatap wajah pucat yang masih setengah sadar.

"Maaf, tidak ada perempuan lain di sini dan bajumu harus segera di ganti." gumamnya lirih.

Ia lalu mengambil pakaian hangat milik Ruby dari dalam tas gadis itu yang ada di sudut tenda. Untungnya ada sweater dan celana panjang longgar di sana. Dengan penuh kehati-hatian dan menjaga batas, ia memakaikan pakaian kering itu pada Ruby, sambil menutup mata.

Ini pertama kalinya Ha joon membantu seorang wanita mengganti baju, danpengalaman pertama ini benar-benar tidak akan pernah ia lupakan.

Setelah selesai, ia membuka matanya perlahan dan bernafas lega. Ha Joon menarik selimut hingga menutupi leher Ruby, lalu duduk di sampingnya. Matanya tak lepas menatapi wajah gadis itu. Ha joon selalu merasa Ruby berubah, tidak seperti dulu lagi.

Ruby yang dulu selalu tersenyum cerah, cerewet, dan tampak sangat bahagia, seperti tak pernah ada beban dalam hidupnya. Berbeda dengan gadis yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya lagi sekarang. Sekarang gadis itu jauh lebih pendiam, sering bersikap misterius dan kadang matanya sendu, seperti ada banyak beban dalam hidupnya.

Tiba-tiba tangan Ruby bergerak lemah, seperti mencari sesuatu dalam ketidaksadarannya. Ha Joon langsung menggenggam tangan itu erat.

"Aku di sini," katanya lembut.

Mata Ruby terbuka perlahan, basah dan buram, tapi kali ini lebih fokus. Ia menatap wajah Ha Joon yang kini hanya berjarak beberapa sentimeter darinya.

"Kau…" bisiknya serak.

"Kau menyelamatkanku?"

"Jangan banyak bicara dulu. Kau perlu istirahat." balas Ha Joon.

Ia beranjak ke sisi lain tenda, menuangkan air hangat dari termos ke dalam cangkir kecil, lalu kembali duduk di samping Ruby dan menyuapkan beberapa teguk.

"Aku bisa sendiri …" Ruby berusaha bangkit tapi tubuhnya masih lemas.

"Jangan keras kepala, Ruby. Minumlah." ujar Ha Joon datar tapi menyimpan kegelisahan yang nyata dalam matanya. Ruby bodoh kalau tidak menyadarinya.

Gadis itu menatapnya dalam, tapi hanya membiarkan dirinya disuapi. Beberapa menit berlalu dalam keheningan yang hangat, hanya suara hujan di luar yang menemani mereka. Ruby perlahan tertidur dengan tubuh menggigil yang mulai mereda.

Ha Joon masih duduk di sampingnya, mengamati wajah yang kini lebih tenang. Hujan masih turun, tapi di dalam tenda, ada kehangatan yang berbeda. Sebuah perasaan yang dulu dipendam dalam-dalam, kini muncul lagi ke permukaan seperti air yang akhirnya mendidih setelah terlalu lama ditahan.

Saat Jin Young akhirnya kembali masuk ke tenda setelah hujan mulai reda, ia melihat Ha Joon masih berada di sisi Ruby, tak bergerak. Jin Young hanya tersenyum mengangguk-angguk, lalu menutup kembali pintu tenda dan berjaga dalam diam, membiarkan dua manusia itu larut dalam keheningan yang entah mengapa terasa lebih dekat dari sebelumnya.

Sementara itu, di luar sana, kabar tentang insiden Ruby jatuh ke danau sudah tersebar ke seluruh karyawan dan model perusahaan. Beberapa wanita mulai membicarakan hal itu, tentu dengan berbagai spekulasi.

"Ya ampun, kok bisa pak Ha Joon sendiri yang menyelamatkannya," kata salah satu dari mereka.

"Dan pak Ha joon juga memeluknya seperti tak mau melepaskan," timpal yang lain dengan nada iri.

So Min hanya duduk diam, wajahnya tetap tanpa ekspresi, tapi di balik matanya ada gejolak. Sementara Minji, yang sejak tadi tak bisa duduk tenang, akhirnya berdiri dan berkata,

"Aku ingin ke tenda Ruby."

"Untuk apa?" tanya Somin.

"Melihat kalau dia baik-baik saja atau tidak." jawab Minji singkat, walau dalam hatinya ada rasa tak rela yang tak bisa ia sembunyikan. Alasannya ke tenda Ruby sebenarnya adalah untuk melihat apa yang di lakukan bos besar seperti Ha Joon dan Jin-young di sana. Dia tidak rela melihat Ruby diperlakukan istimewa.

"Kalau begitu aku ikut." kata So-min ikut berdiri. Perempuan itu tidak menunjukkan ekspresi apapun. Marah, cemburu, iri, atau pun khawatir pada Ruby. Yang pasti, raut wajahnya tampak misterius.

Somin dan Minji berjalan cepat menuju area tenda, menyusuri tanah becek yang masih basah oleh hujan. Langkah mereka terhenti sejenak di depan tenda Ruby. Somin menoleh pada Minji, tatapannya datar namun menyimpan sesuatu yang sulit ditebak.

"Kau yakin ingin masuk?" tanya Somin pelan.

Minji menggigit bibir bawahnya, ragu sesaat, namun akhirnya mengangguk.

"Kita hanya memastikan perempuan itu baik-baik saja," katanya setengah meyakinkan diri sendiri.

Namun sebelum tangan Minji sempat membuka pintu tenda, suara Jin Young terdengar dari samping.

"Ruby sedang tidur. Jangan ganggu dulu."

Keduanya menoleh kaget, mendapati Jin Young berdiri dengan tangan terlipat dan wajahnya serius.

"Kalau hanya ingin tahu kabarnya, dia baik-baik saja. Bos besar ada di dalam menemaninya. Kalian kembali saja, cuaca malam ini tidak baik, sebaiknya jangan berkeliaran sembarangan." lanjut Jin Young.

Minji ingin membantah, tapi lidahnya terasa kelu. Ia tahu ini bukan saat yang tepat, tapi rasa tidak sukanya pada Ruby membuatnya enggan menyerah begitu saja.

"Tapi, aku penasaran Ruby baik-baik saja atau tidak. Pak

Jin young tolong ijinkan kami masuk ya." kata Minji. Somin yang berdiri di sebelahnya ikut menganggukkan kepala.

"Penasaran? Ku kira kalian tidak sedekat itu? Penasaran pada Ruby atau penasaran dengan sosok lain yang berada di dalam sana?"

Jin young menyindir halus.

Dia tidak bodoh. Minji jelas sekali suka menjelek-jelekkan Ruby tadi, bagaimana tiba-tiba bisa khawatir sekarang. Mau membodohi siapa?

Minji sendiri terdiam. Dalam hati dia kesal pada Jin young, tapi dia bisa apa coba.

"Sudahlah Minji, biarkan Ruby beristirahat. Kita bisa datang lagi besok pagi." ucap Somin dengan nada yang halus, meski dalam hati ia juga penasaran sekali ingin lihat keadaan Ruby. Bukan karena khawatir, tapi ...

Minji mengepalkan tangan, lalu menghembuskan napas panjang.

"Baiklah," gumamnya, menahan rasa tidak terima yang membuncah di dada. Ia dan Somin pun akhirnya membalikkan badan, meninggalkan tenda Ruby dengan langkah berat.

Jin Young mengawasi mereka hingga bayangan keduanya lenyap di balik pepohonan. Ia menghela napas, lalu melirik sekilas ke arah tenda, memastikan segalanya masih tenang. Hujan benar-benar telah berhenti, namun aroma tanah basah dan sisa embun masih tersisa.

1
LANY SUSANA
up donk Thor extra part nya/Angry//Angry/
anonim
happy ending - terima kasih Author ceritanya bagus - ditunggu extrapartnya
anonim
kejutan - mama dan eomma sudah berada di dalam apartemen Ha Joon.
Menikah tanpa orang tua ini dua sejoli memang dah ngebet bikin anak
anonim
Ha Joon memandikan istrinya dan berusaha menenangkan hati istrinya dengan kata-kata yang diucapkannya
anonim
Ha Joon berhaail menyelamatkan Ruby.
Semoga semua akan baik-baik - hubungan kembali baik seperti sebelum kedatangan Daniel
anonim
Ruby putus asa rupanya sampai pingin bunuh diri kah ? semoga tidak terlambat Ha Joon segera bisa nenolong Ruby
anonim
Ruby yang telah mengalami peristiwa demi peristiwa yang sangat menyakitkan hatinya di masa lalu - di malam kebakaran apartemen yang ditinggali - beberapa hari terpisah dari suami yang masih marah kepadanya - suami yang baginya adalah tujuan akhir - tempatnya pulang - tapi serasa hancur karena seorang Daniel pria di masa lalunya hadir.
anonim
Ha Joon pridasi yang baik - cepat sadar atas kesalahannya sendiri yang kurang peka terhadap permasalahan yang Ruby alami - tahunya Ruby hanya berubah lebih pendiam - siapa tahu ternyata Ruby sampai mengkonsumsi obat anti depresan.
anonim
Sebenarnya Ruby menanggung beban yang tidak ringan ketika masih tinggal di Amerika - maka Ruby pindah ke Negaranya Ha Joon.
Dwi Retno
aaaahhhhh kenapa cepat sekali tamatnyaaaaaa
anonim
Ruby ternyata sudah di selamatkan dan kini berada di rumah sakit dalam perawatan. Berarti Ruby mengkonsumsi obat anti depresan lagi setelah di campakkan Ha Joon karena peristiwa berpasangan dengan Daniel ketika shooting iklan.
anonim
semoga Ruby aman dari amukan si jago merah. Ruby baru berduka atas musibah perkawinannya dengan Ha Joon yang sedang tidak baik-baik saja - kini mendapat musibah kebakaran di apartemennya.
anonim
Ruby - harusnya kok paksa peluk Ha Joon - seberapa dia berontak tetap peluk - kuat gak badanmu ketika Ha Joon tetap berontak
anonim
baguslah Jin Young menghubungi Ruby.
Ruby kurang sat set menjelaskan masa lalunya - jadi Ha Joon sangat kecewa
anonim
ya memang kau bodoh Ribyỳ
anonim
salah paham terus ini Ha Joon - Ruby bodoh bodoh bodoh dan bodoh tidak segera jujur kepada Ga Joon apa yang pernah terjadi
anonim
akhirnya perjelahian terjadi - biar puas tersalurkan rasa sakit Ha Joon yang sudah mendarah daging marasuk ke tulang - hajar terus Daniel - jangan kasih kendor /Facepalm/
anonim
Ruby bodoh mau menemui Daniel tanpa minta persetujuan Ha Joon yang sudah menjadi suaminya. Bodoh bin tolol ini Ruby - jelas suami masih marah malah cari masalah lagi
anonim
Ruby lebih baik kamu terus terang sama Ha Joon - bagaimana hubungan kamu sama Daniel.
wiemay
akhirnya happy ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!