NovelToon NovelToon
Cinta Cucu Sang Konglomerat

Cinta Cucu Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ichi Gusti

Jika sebelumnya kisah tentang orang miskin tiba-tiba berubah menjadi kaya raya hanyalah dongeng semata buat Anna, kali ini tidak. Anna hidup bersama nenek nya di sebuah desa di pinggir kota kecil. Hidupnya yang tenang berubah drastis saat sebuah mobil mewah tiba-tiba muncul di halaman rumahnya. Rahasia masa lalu terbuka, membawa Anna pada dunia kekuasaan, warisan, dan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichi Gusti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Nyari Perhatian

Anna duduk di kursi penonton di tepi lintasan lari atletik ditemani Vita dan Gadis. Vita yang merupakan sekretaris senior yang sudah berkeluarga adalah orang yang terlihat paling baik dan paling tulus kepada Anna. Sementara Gadis, hingga saat ini masih terlihat netral dan bahkan cenderung dekat dengan Anna.

Mereka sudah terpisah dari rombongan para sekretaris, karena mereka bertiga mendapat jatah untuk mengikuti lomba lari estafet. Sudah ada tiga pemenang dari tiga gelombang pertandingan yang nantinya akan masuk babak final. Untuk lomba estafet putri, pada babak penyisihan ini ada enam kelompok yang bertanding dalam satu gelombang. Nantinya akan ada enam kelompok yang akan masuk babak final dari total 36 kelompok peserta.

“Sebentar lagi giliran kita. Pemanasan yuk, Ann!” Vita berdiri, mengajak Anna melakukan pemanasan.

Anna mengangguk lalu mengambil botol minum di sebelah nya. Sebelum pemanasan, minum dulu, pikirnya.

Anna pun menegak air mineral itu dan hampir tersedak saat kebetulan pandangan nya mengarah ke pintu masuk lapangan dan William muncul menuju arena lomba lari estafet itu.  Laki-laki tampan itu tak segan melambai ke arahnya.

Tentu saja hal itu membuat Anna menjadi sasaran tatapan cemburu puluhan bahkan hampir ratusan wanita yang ada di arena itu.

“Pangeran mu datang!” sindir Gadis saat William tampak melangkah menuju mereka diikuti para dayang-dayang yang makin lama, tampak makin banyak. Mereka adalah para karyawati yang ingin mendapat perhatian ataupun hanya sekadar ingin bersalaman dengan direktur utama yang jarang-jarang dapat ditemui secara langsung.

Perlombaan yang sedang berlangsung di dalam arena itu tak lagi jadi fokus perhatian orang-orang yang ada di sana. Sebagian besar perhatian telah diambil oleh William.

Anna hanya menghela nafas, memulai melakukan peregangan pada otot lengan nya, sementara pandangan nya tidak lepas dari William yang makin mendekat.

Apaan sih! Gerutu Anna dalam hati. Hari ini tak henti-hentinya jantung Anna menerima kejutan. Terutama dari pria itu. Ia merasa lelah bahkan sebelum bertanding.

Mulut Anna sudah gatal ingin melabrak pria itu. Coba aja ke dekat sini, biar gue semprot lo! maki Anna dalam hati.

Dan benar saja, William sudah berada hanya berjarak satu meter dari Anna.

“Pak William! An-” ucapan Anna terhenti saat ternyata William hanya lewat di depan nya tanpa sedikitpun menyapa Anna. -Da jangan sok cakep! Anna hanya bisa melanjutkan ucapan dalam hati. Sementara banyak yang menyaksikan hal itu.

BLUSH!

Darah seperti memenuhi wajah Anna yang mulai memerah. William telah membuat Anna kecele dan hal itu membuat gadis-gadis yang tidak suka akan keberuntungan Anna terlihat bahagia bahkan ada yang jelas-jelas memperlihatkan wajah mengejek Anna.

Sialan! Bangsat si William itu! Dia sengaja seperti mau membuat gue ditertawakan anak-anak itu!  maki Anna dalam hati.

Anna tak sadar menggigit bibirnya.

“Sudah… sudah! Jangan diambil hati!” Vita menepuk pundak Anna. Pengalaman mengajarkan Vita untuk menyimpulkan bahwa tingkah laku Dirut barusan telah melukai harga diri Anna. Vita pun sempat melihat senyum mengejek dari Gadis yang sebenarnya akhir-akhir ini terlihat dekat dengan Anna. Sementara Anna tidak memperhatikan.

Anna menghela nafas, mengangguk lalu melanjutkan peregangan, melemaskan otot-otot kakinya. Tak lagi memperhatikan William yang akhirnya duduk di salah satu penonton di tribun arena lari itu.

Mereka telah selesai melakukan pemanasan saat akhirnya panitia memanggil nomor lot peserta berikutnya.

Anna, Vita dan Gadis melakukan tos sebelum menempati posisi masing-masing. “Gadis duluan, habis itu aku, lalu Anna terakhir.” Vita membagi tugas sesuai kekuatan masing-masing. Gadis terlihat agak lebih lemah dibanding Vita dan Anna, sedangkan Anna sudah mengatakan bahwa dia dulunya juga sering menang lomba lari jarak pendek.

Ketiganya mengangguk lalu menempati posisi masing-masing.

Anna melangkah menuju track untuk peserta terakhir, lalu tak sengaja bertatapan dengan William yang duduk di kursi penonton. William tampak memberikan semangat dengan bertepuk tangan. Sementara Anna ingin memberi simbol jari tengah ke arah pria itu, namun hanya senyum terpaksa yang mampu dikeluarkannya mengingat ia sedang di bawah tatapan gadis-gadis karyawati Wijaya Group.

Terdengar peluit start bagi peserta lomba lari estafet itu. Anna pun mulai bersiap.

Dari kejauhan, tampak Gadis memimpin di antara enam orang yang berlari membawa tongkat estafet. Anna tersenyum. Sepertinya ini lebih mudah dibanding yang ia bayangkan.

Tak lama, tongkat estafet sudah berpindah ke tangan Vita yang juga terlihat memimpin pertandingan itu.

Anna pun mengambil posisi.

Tap. Tongkat estafet sudah berpindah ke tangan Anna. Gadis itu melesat mengeluarkan seluruh tenaganya menuju garis finish.

Anna pun berakhir sebagai pelari pertama yang melewati garis finish membawa kelompok mereka menuju final.

Hore!!!

Anna, Gadis dan Vita merayakan kemenangan mereka.

“Minum dulu!”

Anna langsung  berbalik saat mendengar suara pria itu di belakangnya.

William yang jarang tersenyum, tampak membuat garis senyum yang manis di bibirnya sambil menyodorkan air mineral ke arah Anna.

Mau tak mau, Anna menerima minuman itu, karena dilihatnya masih ada dua lagi di kantong yang berada di tangan William. Sementara wajahnya tidak menampakkan senyum sama sekali. Kejadian memalukan tadi masih membekas di kepala Anna.

“Buat Mba Vita satu, satu lagi buat Gadis!” William juga tidak menggubris ekspresi Anna yang tanpa senyum.

“Terimakasih Pak Dirut!” ucap Vita dan Gadis serempak.

“Silahkan istirahat dan makan siang dulu sambil nunggu babak Final. Saya permisi dulu!” William tak banyak basa-basi. Sempat melemparkan senyum ke arah Anna, William pun meninggalkan arena pertandingan estafet itu.

***

1
Juliana Pieter
thir mana lanjutannya
Ichi Gusti: lagi direview🤭
total 1 replies
&-miss chan-&
Bikin merinding! 😱
Mưa buồn
Aku setia menunggu, please jangan membuatku menunggu terlalu lama.
Ichi Gusti: terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!