NovelToon NovelToon
Crazy Wife (Transmigrasi)

Crazy Wife (Transmigrasi)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Time Travel / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Transmigrasi / Balas dendam pengganti
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: queen_

Gwen, seorang pembunuh bayaran kelas kakap, meregang nyawa di tangan sahabatnya sendiri. Takdir membawanya bertransmigrasi ke tubuh Melody, seorang istri yang dipandang rendah dan lemah oleh keluarga suaminya. Parahnya, Melody bukan meninggal biasa, melainkan korban pembunuhan di tangan salah satu anggota keluarga.

Bersemayam dalam tubuh barunya, Gwen bersumpah akan membalas semua derita Melody dan membuat suaminya tunduk padanya. Saat ia mulai menelusuri kebenaran di kediaman utama keluarga suaminya, satu per satu rahasia mengejutkan terbongkar. Dendam juga menyeret sahabat lamanya yang telah mengkhianati dirinya.

Ketika semua pembalasan tuntas, Gwen menemukan kebenaran yang mengguncang tentang suaminya. Marah, namun pada akhirnya ia harus mengakui, cinta telah mengalahkannya. Merasa suaminya tak mencintainya, Gwen memilih ingin menyerah, akankah dia benar-benar melepaskan segalanya? Apakah ia akan berakhir bahagia?


Penasaran?! Yuk baca👆👆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queen_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PhotoShoot Dadakan

...Selamat Membaca...

.......

.......

"Damian! Sebenarnya kau berniat membantu apa tidak sih?!" Melody menoleh ke belakang Dimana Damian berada. Ia sangat kesal dengan Damian yang terus saja menghancurkan bentuk Gerabahnya yang sudah hampir jadi.

"Aku selalu berada di perusahaan, aku tak pernah menyentuh kerajinan seperti ini!" balas Damian ketus.

Keduanya saling mendengus kesal satu sama lain.

Tidak lama setelah kepulangan Bella, Mama Audrey pun pulang bersama si kembar. Namun ketiga orang itu malah mengajak Damian dan Melody untuk pergi ke sesuatu tempat. Karena tak tega menolak mereka, Damian dan Melody pun menuruti.

Mama Audrey membawa mereka ke tempat seorang pemilik dari pengrajin gerabah yang cukup terkenal. Selain menghasilkan kerajinan-kerajinan yang memang berkualitas, gerabah di tempat ini juga sudah sering dipamerkan di galeri.

Pemiliknya adalah teman Mama Audrey. Selain menjadi tempat produksi, mereka juga menyediakan kelas untuk orang-orang yang ingin belajar. Namun ternyata, kelas tersebut malah sering dikunjungi oleh sepasang suami-istri atau sepasang kekasih untuk belajar bersama dan berkencan.

Awalnya Melody maupun Damian menolak dengan berbagai alasan. Mulai dari tidak bisa, tidak tahu, alergi dengan tanah, tidak mengerti dan berbagai alasan lainnya yang sayangnya dibantah oleh Mama Audrey.

Dan berakhirlah mereka di sini. Dengan posisi Damian yang duduk belakang dan Melody duduk di depannya. Tampak sangat romantis. Mama Audrey tersenyum lebar melihat anak dan menantunya itu.

"Kalian romantis sekali," puji Mama Audrey.

"Kau benar Audrey, menantu dan putramu sangat romantis. Bisakah aku memotret mereka untuk dijadikan promosi?"

Mama Audrey mengangguk Antusias. "Tentu saja. Kenapa tidak?"

"Damian!"

Damian terkejut. Ia menunduk melihat Melody yang menatap jengkel padanya. "Apa yang terja-" Damian terdiam, melihat tangannya yang tak sengaja menekan bentuk gerabah yang sudah hampir jadi itu. Tatapan istrinya seperti hewan buas yang siap menerkam lawannya. "Em, maaf aku tidak sengaja."

"Astaga! Kau menghancurkannya lagi Dami!" Melody merengek. "Kapan ini akan selesai jika kau terus saja menghancurkan gerabahnya?"

"Tidak perlu khawatir sayang, kalian akan diberi bahan yang sudah hampir selesai untuk pemotretan," ucap Mama Audrey yang datang dengan temannya. "Kalian akan melakukan photoshoot untuk promosi tempat ini."

"APA?" Melody spontan berdiri. "Photoshoot? Promosi? Sekarang?"

Mama Audrey mengangguk. "Pokoknya kalian harus mau. Ini permintaan mama, kalian tidak boleh menolak." Mama Audrey melihat temannya lalu tersenyum. "Jadi persiapan diri kalian karena sebentar lagi fotografernya akan datang."

Setelah mengucapkan itu, Mama Audrey meninggalkan Melody dengan keterkejutannya dan Damian dengan diamnya.

"Kau sudah tahu?"

Damian menatap Melody lalu menghela nafas. "Aku baru dengar tadi."

"Jadi kita akan melakukan photoshoot dadakan?"

.......

.......

Ckrek

Ckrek

Ckrek

"Ya bagus, lebih dekat lagi. Nyonya tolong menoleh ke belakang menatap tuan, dan tuan melihat nyonya."

Melody melakukan apa yang dikatakan oleh fotografer itu. Ia menoleh ke belakang menatap wajah Damian. Begitu pun Damian yang menatapnya. Hidung mereka saling bersentuhan membuat keduanya bisa merasakan deru nafas masing-masing. Tangan keduanya masing saling bersentuhan di gerabah dengan tangan Damian yang berada di atas.

"Ya, pertahankan posisi itu, tolong tahan ...1 ...2..."

Ckrek

Ckrek

"Bagus, cut."

Instruksi Fotografer itu sepertinya tak dihiraukan oleh mereka. Sampai kini keduanya masing dengan posisi yang sama. Lampu remang-remang yang sangat mendukung suasana, di tambah keheningan yang tercipta karena semua orang malah diam memperhatikan mereka-membuat keduanya tak terganggu sedikitpun.

"Sampai kapan kalian akan terus bertatapan seperti itu?"

Celetukan Mama Audrey berhasil membuat keduanya salah tingkah. Melody langsung berbalik menghadap ke depan sementara Damian berdehem menetralkan ekspresi wajahnya.

Mama Audrey senyum-senyum melihat tingkah keduanya. Ia melirik cucu kembarnya dan mengedipkan sebelah matanya. "Berhasil," ucapnya tanpa suara. Ini baru awal, mama akan buat kalian semakin dekat nantinya.

.......

.......

Kini Melody berada di ruang ganti, memperbaiki penampilannya yang sedikit berantakan. Setelah mengembalikan apron ke tempatnya, ia menatap dirinya di cermin. Banyak perubahan yang terjadi ketika ia berada di tubuh Melody. Kehangatan keluarga dan pelukan seorang ibu dapat ia rasakan. "Huft, aku tidak boleh terpengaruh oleh perasaan. Setidaknya sampai balas dendamku selesai."

Cklek

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang laki-laki membawa dus besar. Ia memakai masker dan sebuah topi bewarna hitam. "Permisi nona, saya ingin meletakkan barang ini."

Melody hanya mengangguk. Ada sedikit rasa curiga melihat laki-laki itu. Bertahun-tahun menjadi agen, membuatnya peka akan bahaya. Tubuhnya langsung waspada ketika sebuah bahaya mendekat. Mencurigakan. Kenapa dia harus menutupi wajahnya seperti itu?

Melody kembali memperhatikan dirinya di cermin. Sesekali matanya melirik ke arah si laki-laki untuk melihat apa yang dia lakukan. Mata tajam milik Melody berkilau tajam ketika melihat sebilah pisau di saku celana laki-laki itu. Diam-diam tangannya berusaha mengambil vas bunga yang ada di atas meja.

"Siapa kau?"

Melody maju perlahan mendekati pria itu. "Siapa kau dan kenapa kau ada di sini? Apa tujuanmu?"

Sreet

"Aakh ..." Melody meringis kecil memegang lengannya yang terkena lemparan pisau dari laki-laki itu. "Sialan! Beraninya kau membuatku terluka! Hiyaak!" Melody menendang perut laki-laki itu.

bug ...

bug ...

bug ...

"Aaaagrh!" Pria itu terlempar ke tumpukan benda-benda di sana. Namun ia mencoba bangkit kembali sebelum akhirnya Melody kembali menyerangnya dengan sekali tendangan.

gedebuk ...gedebuk

Pukulan demi pukulan Melody berikan pada laki-laki itu. Beberapa barang di sana menjadi jatuh dan berantakan akibat laki-laki itu terdorong oleh Melody. "Siapa yang menyuruhmu?"

Bug ..bug ..bug

"Katakan siapa yang menyuruhmu?!" Melody mencengkram kerah laki-laki itu. menatap tajam pria yang sudah babak belur di bawahnya. "KATAKAN SIALAN!"

"A-aku tidak akan mem-memberi-"

Cklek

"Melody/Mami!"

.......

.......

"Awh ...mama." Melody meringis saat Mama Audrey mengobati sudut bibirnya.

Mama Audrey menatap khawatir pada menantunya itu. Rasa bersalah kian hinggap di hatinya melihat Melody yang terluka seperti ini. Ia jadi menyesal dengan rencana yang ia lakukan. "Maafkan mama, tak seharusnya mama membawamu ke sana."

"Aku baik-baik saja-"

"Dokter sudah datang," ucap Damian yang datang membawa seorang dokter wanita yang tampak seumuran dengan Mama Audrey.

Melody beralih menatap Damian kemudian menghela nafas. Apa dia curiga? Dia menyadari sesuatu? Ia menatap punggung Damian yang menghilang dari pandangannya.

"Suamimu akan mengurus pria itu, jangan khawatir," ucap Mama Audrey memberitahu Melody.

Melody tersenyum paksa. Siapa yang khawatir padanya?

"Luka Nona tidak fatal, namun untuk seminggu ke depan perbannya harus selalu di ganti dengan teratur. Oh ya satu lagi, jangan biarkan lukanya terkena air agar cepat mengering," jelas dokter panjang lebar.

Melody hanya mengangguk. Sejujurnya luka ini bukan masalah besar baginya. Dikehidupan sebelumnya ia sudah sering mendapatkan luka yang lebih besar dari pada ini.

"Terima kasih dok," ucap Mama Audrey.

"Sama-sama nyonya, ini sudah kewajiban saya."

Mama Audrey tersenyum, "Mari saya antar."

Sepeninggal Mama Audrey, Melody bangkit dari kasurnya. Mencari dimana Damian berada. Putra kembarnya pun sama sekali tak terlihat sejak tadi.

"Kemana semua orang?"

Melody menghampiri salah satu pelayan di dekat tangga. "Kau melihat putraku?"

"Tuan muda sudah tidur di kamar masing-masing nyonya."

"Suamiku?" tanya Melody lagi.

"Tuan besar sedang berada di ruang bawah tanah."

"Ruang bawah tanah? Dimana itu?" tanya Melody penasaran. Apa Damian berniat menghabisi orang itu?

"Ruang bawah tanah berada di bagian belakang kediaman ini nyonya. Pintu berwarna hitam."

Melody mengangguk, "Terimakasih," ucapnya.

.

.

"Kenapa kau mencelakai istriku?! Katakan!!"

Damian berjongkok menatap laki-laki yang sudah babak belur di hadapannya. Tangannya memegang belati tajam yang siap menebus kulit laki-laki itu.

"Katakan sialan!"

Jlep

Jlep

"Aaaagrh! Ma-maafkan saya tuan. Saya ha-hanya disuruh."

"Oleh siapa?"

"Melody?!"

Damian terkejut melihat kehadiran Melody di ambang pintu. Tatapan wanita itu sangat datar, berbeda jauh dengan Melody yang selalu menunduk ketakutan ketika melihat darah.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Melody melihat sekilas ke arah Damian. Kemudian kembali fokus pada laki-laki yang sudah sekarat di depannya. "Siapa yang menyuruhmu untuk menghabisi ku?" tanya Melody dengan penuh penekanan.

Damian mencekal tangan Melody. Manik katanya bertemu dengan manik coklat milik Melody. Tatapan yang tidak asing, tatapan yang sepertinya sering ia lihat. "Kita kembali ke kamar."

Damian menarik Melody agar pergi dari sana.

"Daniella."

Damian berhenti tepat di ambang pintu. Memastikan pendengarannya. "Katakan sekali lagi."

"Daniella Miranda Adelard."

.......

.......

1
vj'z tri
nakal ih author ,kebiasaan ngegantung perasaan penasaran kuh , gemesss loh 🤭🤭🤭🤭
Puutrh_: rasa penasaran kamu bkl terjawab di next part ya beb😉
total 1 replies
vj'z tri
wew Dami menang bayakkk 🤭🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 jebakan masuk pak ekoo.... target malah ngumpet di kamar mayat 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
ya kalau gitu hush hush jauh jauh sana 🤣🤣🤣
vj'z tri
nonton live drama romantis kalian ,Damian 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
dah sembuh bearti ,Dami dia menggoda mu tanda nya dah sembuh gak usah khawatir 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
😅😅😅😅😅dah deg deg ser aku loh bisa ajj author ini kasih prank akuh 🤭🤭🤭
🍏A↪(Jabar)📍
Melisa = Melody
Puutrh_: makasii udah nandain kak🤗
Puutrh_: makasii udah nandain kak🤗
total 2 replies
vj'z tri
aaaaaaa tidakkkkk bersambung lagi 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
vj'z tri
ulah siapa lagi ini 😱😱😱😱😱
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 terkapar sudah singa betina
vj'z tri
Dami cukup jangan mengganggu singa betina lebih jauh 😅😅😅😅😅
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣liat cogan langsung kumat penyakit play girl nya 🤭🤭🤭🤭 suami?minggir bentar 🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣apa yang kau harapkan dari es kutub 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
terus haruskah menjawab "iya sayang ada apa ?" 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤭🤭🤭🤭🤭 Oma luarrrr biasa 🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
Weh dah hadiah kalung ngalamat gak bisa tidur senyam senyum mesam mesem 🤭🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
aku ikutan ketawa 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Wulan Sari
lanjut Thor semangat 💪 salam sehat selalu 👍❤️🙂🙏
Wulan Sari: cip 👍 trimakasih 🙏
Wulan Sari: iya sama2 Thor cip
total 3 replies
vj'z tri
jangan jangan gadis kecil yang Damian suka adalah melody yang sekarang 🤔🤔🤔🤔🤔🤩🤩🤩🤩🎉🎉🎉🎉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!