Arumi tidak menyangka. Jika tawa Ibu mertua nya selama ini, hanya lah untuk menutupi lu-ka yang ada di dalam diri nya. Ibu mertua yang begitu baik, ternyata selama ini hidup tersik-sa di rumah nya. Beliau bukan hanya di sik-sa oleh kakak ipar nya Arumi. Tapi juga Abang ipar nya. Mereka berdua, benar-benar manusia yang tak punya hati.
Sanggup kah Ibu mertua nya Arumi bertahan dengan kelakuan anak dan menantunya? Atau, apakah Arumi bisa membawa Ibu mertuanya pergi dari neraka itu?
Ayo temukan jawaban nya langsung! Baca nya jangan lompat-lompat, ya. Biar author semangat nulis nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Sementara itu, Darma benar-benar pulang ke desa dan tidak di anggap lagi oleh keluarga nya. Semua fasilitas milik nya di cabut. Bahkan Darma pulang dalam keadaan seperti gembel.
Ia menumpang mobil bak terbuka, yang mengangkut sayur. Hanya dengan cara itu ia bisa kembali ke pelukan Ayu. Pujaan hati yang sedang menunggu nya.
Sedangkan Larasati dan orang tua nya, sudah membatalkan pernikahan nya dengan Darma. Hal itu bisa dilakukan karena mereka sama sekali belum melakukan hubungan badan.
Dan juga, keluarga Larasati merasa sudah di bohongi oleh keluarga nya Darma. Jadi lah mulai hari itu, mereka sudah bukan suami Istri lagi.
"Laras, kamu yakin mau ke desa? Kamu sih. Pakai cadar segala. Seandainya saja si Darma itu melihat wajah mu, pasti ia akan langsung jatuh cinta padamu."
"Ma, kecantikan itu adalah sementara. untuk apa wajah cantik jika tidak bisa memiliki sikap yang baik. dan Laras ingin mencari suami yang mau menerima Laras apa adanya dan bukan karena kecantikan semata."
"Ya sudahlah, terserah kamu saja. Apakah hari ini kamu akan ke rumah Pak Amin lagi?"
"Hhmm, Iya, Ma. sudah lama Laras tidak melihat Bik Inem dan Pak Amin. Entah apa kabarnya mereka saat ini."
Dengan mengendarai mobil mewah miliknya, Laras pun pergi ke sebuah desa yang selama ini sering ia datangi.
Desa yang sangat asri dan membuatnya jatuh cinta berkali-kali. Pertama kalinya Laras ke tempat itu ketika ia masih kecil.
Papa dan Mamanya memiliki beberapa aset di desa tersebut. Sawah dan ladang hampir semua milik orang tuanya Laras.
Bukan itu saja, Laras juga merupakan salah satu donatur terbesar untuk masjid yang ada di desa tersebut.
"Assalamualaikum, Pak Amin. Bik Inem. Apa kabar?"
"Nak Laras. Ini benarkan Nak Laras? Masya Allah. Udah bercadar sekarang, nak?"
"Insya Allah, Bik. Doakan Laras supaya tetap Istiqamah."
"Aamiin ya Allah. Senang bibik lihat nya."
"Oh ya, Pak Amin. Gimana keadaan mesjid sekarang?"
"Alhamdulillah, sudah ada pengurus baru yang menginap di sana. Bukan itu saja, berkat laki-laki itu, suasana mesjid di malam hari, sudah tidak terlalu menyeramkan lagi."
"Alhamdulillah kalau begitu."
Laras berdiri dan menatap pemandangan alam yang ada di hadapannya. Kebetulan rumah Pak Amin memang berada di dekat sawah.
Adapun Bik Inem adalah pengasuh Laras ketika kecil. Maka dari itu ia bisa dekat dengan Istri dari Pak Amin tersebut.
"Ada apa, nak? Apa ada yang membuat hati mu gusar?" Tanya Pak Amin.
Laras pun menceritakan apa yang telah Ia alami selama beberapa hari ini. Pak Amin yang juga bik Inem sama sekali tidak menyangka dengan apa yang telah menimpa anak asuhnya itu.
"Kamu menikah kok tega tidak mengabari bibi dan Bapak?"
"Bukannya Laras tidak mau memberitahu kalian berdua. Hanya saja semuanya terjadi begitu cepat. Papa dan Mama tiba-tiba saja menyuruhku menikah dengan anak dari rekan kerjanya."
"Memang sejak dulu Papamu itu tidak pernah berubah. Selalu saja memaksakan kehendaknya. Tahu gitu, aku culik saja kamu untuk kubawa ke desa ini dan tinggal selamanya bersamaku." Ucap Bik Inem kesal.
Baginya laras sudah seperti anak kandungnya sendiri. bahkan, mereka tidak pernah bisa melihat air mata di wajah gadis cantik itu.
Sejak dahulu, Mama dan Papa Laras begitu sibuk dengan perusahaan mereka. Bik Inem lah yang selalu ada di sisi Laras dan menjaganya siang dan malam.
Bahkan ketika ada acara di sekolah maupun ketika Laras sakit, Bik Inem lah yang selalu hadir dan ada untuk menjaganya.
"Kenapa bibi dan Pak Amin tidak menculik ku sejak dulu? Jika saja itu terjadi, pasti aku akan sangat bahagia tinggal di desa seperti ini dengan kalian berdua."
"Sudahlah tidak ada yang perlu disesali. Walau bagaimanapun, mereka tetap orang tua kandungmu Laras. tinggallah di sini kapanpun kau mau Bapak dan Bibi tidak akan pernah mengusir mu dari rumahmu sendiri."
Laras pun langsung memeluk Bik Inem. iya tumpahkan segala rasa tangisnya ke dalam pelukan dari pengasuhnya itu.
Selama ini, hanya Bik Inem lah yang mengerti Laras dan tahu apa maunya Laras. sedangkan kedua orang tuanya hanya tinggal beres saja.
"Terima kasih, Bik."
*****
Siang itu, Darma tiba di desa dalam keadaan acak-acakan. bau parfum yang ada di tubuhnya pun sudah menghilang entah ke mana.
"Sayang, ada Apa denganmu? mengapa pakaianmu ajak-acakan seperti ini?"
Darma pun memulai dramanya kembali. ia langsung menaiki sudut-sudut sambil memeluk Ayu istrinya itu.
"Ayu, Aku baru saja di begal. mereka mengambil semua milikku. aku sudah tidak memiliki apapun lagi saat ini sayang."
Huhuhuhuhu
Darma pun menangis di dalam pelukan Istrinya itu. Sedangkan Ayu, ia percaya saja air mata buaya milik Darma.
"Sudahlah, tak apa sayang. Nanti kita pikirkan lagi Bagaimana caranya untuk mendapatkan semua barang-barangmu kembali. masuklah dulu."
Ayu pun mempersilakan sang suami masuk dan duduk. perut Darma keroncongan karena sejak semalam ia belum makan.
Orang tuanya bahkan sangat tega mengusirnya dalam keadaan kelaparan. Sudahlah ia dimarahi habis-habisan, sarapan dan makan pun tak sempat.
Padahal orang tuanya juga ikut andil dalam drama yang mereka buat. Karena takut diketahui oleh keluarganya Laras, orang tua Darma malah menimpakan semua kesalahan mereka pada anak nya itu.
"Ayu sayang, aku lapar. Apa tidak ada makanan di rumahmu saat ini?"
"Sebentar ya sayang. Aku akan ke dapur dulu, kamu tunggulah di sini."
Darma kembali tersenyum karena ia yakin Ayu pasti akan memberinya makan. Dan Darma juga yakin jika lama-kelamaan Ayu pasti akan mengerti tentang keadaan dirinya.
"Sayang, ini makanlah makanan buatanku."
Darma pun melihat ke dalam sebuah mangkuk besar yang di dalamnya, terdapat makanan yang belum pernah ia lihat selama ini.
"Ini apa?"
"Ini bubur ayam. Tapi, ayamnya sudah habis. Tinggal lah buburnya saja." Ucap Ayu.
"Benarkah seperti itu?"
Darma mulai mengaduk makanan yang katanya adalah bubur ayam itu. Teksturnya bukan seperti bubur ayam.
Melainkan seperti bubur yang diberi banyak air. Darma yang sudah kelaparan pun, langsung memasukkan makanan aneh itu ke dalam mulutnya.
Ia pun langsung muntah seketika, karena makanan itu tidak mau melewati tenggorokan miliknya itu.
"Ayu, rasanya sangat aneh. aku belum pernah makan makanan seperti ini sebelumnya." Ucap Darma.
Sesaat setelah mereka berbincang, Ibu nya Ayu datang dan mencari anaknya itu.
"Ayu, kenapa makanan yang akan Ibu berikan pada ayam malah ada di sini?" Tanya Ibu nya Ayu.
"Hah! Apa maksud Ibu? bukannya ini bubur?"
"Ya ampun Ayu. Ibu tahu kamu sejak dulu tidak pernah masak. Tapi, apa kamu tidak pernah bisa membedakan, mana makanan ayam dan bubur? Lagian, makanan itu pun sudah basi."
"Apa? Basi?"
Darma pun, langsung muntah-muntah dan pingsan seketika, saat itu juga.
kira2 gimna nntinya yahhh
lnjut kk thor 1 mslh selesai 1 lgi ada dan utk dika klo emg bisa berubah ksih dia bahgia kk thor
ketauan bodohnya