Bismillah,
Kisah ini sekuel dari Pengobat Luka Hati Sang Letnan (Kisah Maslahat).
Ikuti FB Lina Zascia Amandia
WA 089520229628
Patah hati karena cinta dan hampir saja bunuh diri. Nyawa Aika hampir saja melayang, kalau saja tidak ada seorang pria arogan dan kasar menolongnya.
"Gila, kamu mau bunuh diri? Patah hati karena lelaki. Lelaki mana yang telah menghamilimu, biar aku kejar supaya menikahimu?" Serka Lahat menarik tubuh gadis itu ke dalam mobil bututnya.
Mobil itu berlari kencang menuju sebuah klinik. Tidak disangka penemuan itu, benar-benar merubah hidup Maslahat yang monoton dan betah membujang.
Lalu apa yang membuat Maslahat berubah, menemukan jodohnya, atau justru menikahi gadis putus asa yang diduganya hamil oleh pacarnya atau mendapat jodoh lain yang lebih baik? Temukan jawababnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Sangkur Pora
"Ai, boleh mbak masuk?" Tanpa dipersilahkan, Aiko sudah masuk kamar Aika, ia menduduki bibir ranjang di samping Aika yang tengkurap memainkan Hp nya. Aika perlahan bangkit, ia berdiri lalu duduk di depan meja rias.
"Mau apa sih, Mbak, akhir-akhir ini hoby banget pengen masuk kamar dan bicara sama aku? Emang penting ya, ngobrolin pria itu terus, nggak bosan apa kalian?" dengus Aika.
"Mbak hanya ingin mengingatkan, kamu jalani saja dulu pernikahan ini. Siapa tahu pernikahan kamu dengan pria itu ada hikmah di baliknya. Allah itu tidak mungkin tidak ada maksud di balik setiap kejadian yang menimpa kamu."
Pertama, kamu ditolong Bang Lahat saat mau maaf~bunuh diri. Kedua, ketika kita sudah putus asa ingin mengorek pengakuan dari kamu tentang keadaan kamu, tiba-tiba pria itu ingin membantu dengan mengorbankan dirinya, menikahi kamu dengan tujuan ingin menutup aib keluarga kita. Lalu dengan cepat dia memproses pengajuan nikah ke kantornya. Mbak yakin, semua ini adalah campur tangan Allah, untuk menuju kehidupan kamu yang lebih indah dari sebelumnya," tutur Aiko, berusaha membujuk Aika yang hatinya masih keras.
Aika tidak membalas, ia sudah terlanjur pusing dengan masalah yang menimpanya kali ini. Terlebih mau mengungkapkan pendapat saja, rasanya percuma lagi.
Melihat sang adik tidak membalas apapun, Aiko bangkit, lalu pergi dari kamarnya, membiarkan sang sendiri berharap dia lebih tenang.
"Ting."
Pesan WA Aika berbunyi, sebuah pesan dari Lahat masuk, Aika terbelalak dan sebal ketika nama itu harus muncul.
"Sebentar lagi abang sampai di depan rumah orang tua kamu, bersiaplah, abang akan ajak kamu ke butik untuk mencoba baju pengantin."
"Ih ya ampun, maksa banget. Apa-apaan?" Aika kesal, bahkan dia tidak menggubris pesan itu.
"Ai, cepat keluar, itu Nak Lahat sudah datang untuk mengajak kamu ke butik." Tiba-tiba suara Bu Andini sudah menggema di luar pintu kamar. Aika tersentak, cepat banget pria itu datang, padahal baru saja kirim WA.
Aika bangkit lalu membuka pintu. "Ada apa dia datang terus, Bu? Kenapa Ibu selalu menyambut dia?"
"Sabar dong, Ai. Ini hanya demi kebaikan kamu. Dia yang bersedia membantu kita waktu ibu dan bapak merasa putus asa karena menduga kamu sedang hamil. Tapi, sekarang terlanjur, Nak Lahatnya juga tidak mau membatalkan pengajuan nikahnya di kantor. Dengan alasan, nanti ke depannya dia akan sulit lagi jika mengajukan nikah," jelas Bu Andini, seperti yang sempat Lahat bilang.
"Ibu dan Bapak sudah kemakan omongannya."
Bu Andini tidak berkata apa-apa lagi, dia tahu anaknya sedang dongkol dan tidak nyaman hati, untuk itu dia berusaha sabar menghadapi Aika yang hatinya masih dirasuki rasa kecewa oleh perlakuan mantan kekasihnya.
Dengan terpaksa, akhirnya Aika menemui Lahat dan mau diajak Lahat ke butik. Setelah Lahat berpamitan pada kedua orang tua Aika, mobil Lahat melaju meninggalkan halaman rumah orang tua itu.
Sepanjang jalan, tidak ada yang bicara, kecuali suara mesin mobil dan sesekali gesekan kantung kresek di jok belakang. Tidak ada lagi suara tabung gas yang beradu, atau mur dan baut yang terlepas.
"Kamu suka pakaian adat atau gaun yang nasional?" Lahat memulai bicara memecah keheningan diantara mereka.
"Terserah."
"Kok terserah sih, ini kan pernikahan kita."
"Ya terserah, ini kan bukan pernikahan yang aku mau." Aika memberi jawaban tidak kalah datar dan ketusnya.
"Baiklah, biar aku yang pilih sendiri. Jangan salahkan apabila nanti kamu tidak suka dengan baju pengantinnya."
Lahat memacu mobilnya dengan sedikit cepat, sehingga tidak lama kemudian mobil itu tiba di butik.
"Ayo kita turun." Aika tidak menjawab apa-apa, dia enggan turun karena sudah dia katakan bahwa dia tidak mau pusing-pusing mikirin gaun pengantin.
"Turunlah!" Lahat membukakan pintu mobil, tapi Aika ogah-ogahan tidak mau turun.
"Tadi aku sudah bilang terserah, terserah kamu saja mau pilih gaun yang mana, aku tidak mau pusing mikirin baju pengantin."
"Ok. Itu tidak masalah. Tapi, turunlah dulu, setidaknya Desainer butik bisa melihat seperti apa potongan tubuh kamu, tinggi, pendek, buntet, langsing atau kerempeng. Kan itu semua harus dikira-kira sama Desainer. Ayo, jangan seperti anak di bawah umur, merajuk kayak gini nggak baik," bujuk Lahat.
Aika terpaksa turun dan mengikuti Lahat ke dalam butik. Di dalam butik, mereka berdua bertemu salah satu Desainer butik yang akan memberi penilaian ketika baju pengantin itu dicoba oleh Aika.
"Bang Lahat, ayo silahkan. Calon pengantin perempuannya silahkan memilih warna gaun yang cocok sama modelnya mau yang seperti apa." Desainer itu menyambut Lahat dan Aika. Namun, Aika tetap tidak peduli ketika ia disuruh memilih gaun yang nanti akan dipakai saat pernikahan.
"Maaf Bu, karena calon istri saya saat ini sedang sariawan, jadi masalah baju pengantin, kami serahkan sama Ibu saja. Ibu pilihkan yang sesuai dengan postur dan keadaan calon istri saya, seperti ini." Lahat akhirnya memutuskan menyerahkan pemilihan baju pengantin dipilih sendiri oleh sang Desainer dengan melihat postur tubuh Aika.
"Oh begitu, ya. Baiklah, saya akan pilihkan yang sesuai dengan keadaan postur tubuh calon istrinya." Desainer itu manggut-manggut seraya mengamati seluruh tubuh Aika dari atas sampai ke bawah, di tangannya ada sebuah buku dan pulpen, lalu mencatat sesuatu di sana.
"Posturnya cukup bagus. Nanti saya kabarkan lagi setelah gaunnya siap," ujar Desainer butik itu.
"Baik. Kalai begitu kami pamit dulu. Kami tunggu kabarnya dari Ibu," ujar Lahat sembari berpamitan.
Mereka sudah di dalam mobil lagi. Aika tidak banyak cerita, dia diam saja. Lagipula menurutnya yang mau menikahinya adalah Lahat, buat apa dia harus repot-repot turun tangan ini itu mempersiapkan segala. Aika justru sengaja, biar Lahat kesal dan pada akhirnya Lahat menyerah.
"Abang sudah mengajukan pernikahan kita ke kesatuan. Kamu siap-siap saja, setelah resepsi pernikahan, besoknya kita akan melakukan sangkur pora di kesatuan," ucap Lahat seraya melajukan mobil dari halaman butik.
Aika menoleh, dia terkejut. Kalimat sangkur pora yang membuatnya terkejut, sebab setahunya sangkur pora merupakan sebuah upacara penyambutan pengantin di wilayah kesatuan TNI-AD jenjang Bintara.
"Sangkur pora? Apa pria sangar ini seorang tentara juga, di kesatuan mana?" tanyanya dalam hati.
"Gimana, kamu siap?" ujar Lahat lagi.
"Terserah."
"Ok. Kamu jangan komplen apa-apa apabila apa yang aku persiapkan atau aku lakukan tidak sesuai ekspektasimu." Aika tidak peduli, mau sesuai ekspektasi atau tidak, ia tidak peduli, toh pernikahan ini bukan kemauannya.
"Oh iya, setelah kita menikah, aku ...."
"Setelah menikah, aku tetap mau bekerja. Dan ingat, ya, Bang, jangan pernah campuri urusan aku, pekerjaan aku, dan hal pribadi aku lainnya. Dan satu lagi, kita tidur pisah kamar." Aika menyambar ucapan Lahat dengan cepat.
"Baik. Itu hal mudah, aku juga masih bisa terima. Tapi, selama menjadi istri aku, kamu tetap berada di bawah kendali aku. Kalau kamu tidak patuh perintah aku, maka aku akan bertindak. Kecuali kalau perintah aku jahat, kamu boleh memilih untuk tidak patuh. Sampai di sini kamu paham, calon istri?" tekan Lahat tidak mau kalah. Sebab ia laki-laki dan calon imam. Meskipun pernikahan ini dasarnya adalah rasa iba karena ingin menutup aib, tapi tetap saja Lahat dituntut untuk menjadi imam yang baik.
jangan bilang yg TLP Yoda bikin perang dunia ini ntar 😬😬😞😞
blaen blaen Ono wae ckckkkkk