NovelToon NovelToon
Our Baby Twins

Our Baby Twins

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:691.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Hamil atau tidak, Danesh dengan tegas mengatakan akan menikahinya, tapi hal itu tak serta merta membuat Dhera bahagia.

Pasalnya, ia melihat dengan jelas, bagaimana tangis kesedihan serta raungan Danesh, ketika melihat tubuh Renata lebur di antara ledakan besar malam itu.

Maka dengan berat hati Dhera melangkah pergi, kendati dua garis merah telah ia lihat dengan jelas pagi ini.

Memilih menjauh dari kehidupan Danesh dan segala yang berhubungan dengan pria itu. Namun, lagi-lagi, suatu kejadian kembali mempertemukan mereka.

Akankah Danesh tetap menepati janjinya?

Bagaimana reaksi Danesh, ketika Dhera tetap bersikeras menolak lamarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#31. Kamar Pengantin Baru••

#31

Danesh menarik selimut setelah Dhera merebahkan tubuhnya dengan nyaman, akhirnya mereka bisa berduaan lagi, setelah sepanjang hari menghabiskan waktu berbincang hangat dengan seluruh keluarganya. 

“Tidurlah, setelah matamu terpejam, aku akan pindah.” Kedua mata Dhera kembali terbuka usai mendengar kalimat suaminya. 

“Kok gitu?!” protes Dhera. 

“Jadi gimana dong? kan Kamu yang pengen kita tidur terpisah.” Sejujurnya Danesh hanya ingin menggoda Dhera, karena ini hal baru yang cukup menyenangkan. 

Dhera merengut, ia bergeser dari lengan Danesh yang semula ia jadikan bantal yang nyaman. “Ya sudah, kenapa harus menunggu nanti, kalau Kamu bisa pergi sekarang!” Dhera mendorong tubuh Danesh menjauh darinya. 

“Aduh duh duh, Aku hampir jatuh, wajah dan tubuhku saja masih kesakitan, tega-tega nya kau tambah dengan mengusirku keluar dari pembaringan,” ringis Danesh ketika tubuhnya berada di tepi pembaringan. Sementara tangannya berpura-pura menggapai mencari pertolongan. 

“Rasain!” Bukannya memberi pertolongan Dhera justru kembali berbaring, kali ini ia membelakangi Danesh, karena lagi-lagi suaminya berulah. 

Cup

Danesh kembali merapatkan tubuhnya, “Jadi Gimana?” bisiknya, sambil mengecup tengkuk Dhera. 

“Terserah!” jawab Dhera ketus. 

“Kok terserah?” 

“Lagi pula … kenapa masih bertanya?”

“Baiklah, Aku gak tanya, tapi tolong katakan Kamu maunya gimana?” 

“Itu sama saja Kamu nanya,” cebik Dhera. 

“Serius nih, kalau gak jawab Aku beneran pindah,” gurau Danesh sedikit mengancam. “Selama Kamu gak ngomong, Aku akan menganggap keputusanmu tetap sama dengan kemarin.” 

Danesh melepas pelukannya, kemudian memutar tubuhnya serta mulai menurunkan kakinya. Sejujurnya dalam hati Danesh berteriak lantang serta memohon agar Dhera menghalanginya. 

Tapi Dhera bergegas menarik lengan Danesh ketika pria itu hendak berdiri. “Tetaplah di sini.” 

Danesh tersenyum, bahkan dalam hati ia sudah guling-guling salto tak karuan, saking senangnya. “Jangan … tidur di sofa, sejujurnya kemarin aku tak bisa memejamkan mata, maaf.”

Danesh berbalik, kemudian memeluk Dhera. “Aku juga minta maaf, karena sengaja membuatmu mengatakannya.”

Dhera mencebik, namun wajahnya merona. “Dasar, iseng banget sih,” cebik Dhera, seraya mencubit pinggang Danesh. 

“Hahaha … geli, Sayang.” 

“Oh, cuma geli, Aku akan membuatnya lebih sakit.”

“Aaaaa!!“ Danesh menjerit, wajahnya meringis, sementara telapak tangannya menggosok bekas cubitan Dhera, “sakit beneran,”  adunya dengan wajah cemberut. 

Namun sungguh tak terduga, tiba-tiba Dhera memberikan ciuman kecil di rahangnya, “Aku juga minta maaf.” 

Mendadak Danesh lupa akan rasa sakitnya, karena ia segera membalas ciuman tersebut, bahkan lebih panas berlipat-lipat kali dari ciuman Dhera. 

Keduanya semakin ahli setelah beberapa kali melakukannya, bahkan tanpa sadar Danesh membawa Dhera duduk pangkuannya dengan kedua kaki terbuka, hingga kedua tangannya bebas mengusap dan mer^emas pinggang istrinya yang kini sedikit berisi. 

Dhera sendiri bingung, kenapa bisa begitu mudah luluh bahkan pasrah saja ketika Danesh melakukan hal ini padanya, sepertinya hormon kehamilan membuat fungsi otaknya mulai bergeser.

Kadang marah, kadang judes tak mau ikut aturan, tapi setelah kejadian pagi tadi, kini tubuhnya seolah kembali rindu ingin merasakan belaian. 🤭

Ciuman mereka terjeda, karena sama-sama kehabisan nafas, namun dahi dan hidung mereka masih menempel, kedua lengan Dhera pun masih melingkar di leher Danesh. Sepasang insan itu sama-sama tersenyum, karena geli dengan kelakuan mereka sendiri. 

Salah satu tangan Danesh berpindah mengusap perut Dhera, tempat kedua bayinya sedang tumbuh, “Sayang, Kalian senang kan kalau Daddy datang berkunjung.” 

Blush, wajah Dhera semakin merah padam, namun mendadak ia pun panik, “Aku yang tidak senang.”

Danesh kembali menatap wajah Dhera, bahkan wanita itu bermaksud turun dari pangkuannya, namun Danesh menahannya. “Hei … kenapa lagi?” 

“Sebaiknya Kita tunda dulu,” Dhera menepis telapak tangan Danesh yang sedang menahan pinggulnya agar tak bisa bergeser. 

“Alasannya?” 

“Masih ada Mommy dan Daddy di sini, bagaimana kalau mereka dengar suara Kita lagi,” jawab Dhera. 

Danesh tersenyum simpul, “Mau ke Hotel?” sungguh pertanyaan tak terduga. 

“Itu akan membuat Kita terlihat seperti dua remaja mesum.” 🤣

“Heh! Apa Kamu bilang!?” 

“Salah yah? Terus apa istilahnya?” 

“Kita masih pengantin baru, Sayang. Apa salahnya menginap di hotel, lagi pula Kita punya privilege khusus, di Twenty Five Hotel.” Danesh coba meyakinkan, lagi pula keduanya memang belum berbulan madu, jadi hitung-hitung pemanasan sebelum bulan madu sungguhan. 😌

“Ah … nggak ah,” tolak Dhera, ia tak sanggup lagi jika menjadi bulan-bulanan ayah dan ibu mertuanya. Rasanya sungguh memalukan, bahkan kalau bisa lebih baik menghilang selamanya. 

“Padahal, Kamu tinggal tunjuk mau menempati kamar yang mana,” gerutu Danesh. 

“Ah, sudahlah ayo tidur.” Dhera menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya. 

“Lalu bagaimana nasibku??” ringis Danesh ngilu karena dirinya kini harus menahan keinginannya yang terlanjur memuncak. Namun juga tak ingin terlalu memaksa sang istri menuruti kehendaknya.

•••

Seperti layaknya pasangan suami istri pada umumnya, Danesh mengecup kening Dhera sebelum pergi meninggalkan rumah. Kali ini ia tak sendiri karena Daddy Andre pun ingin melihat perkembangan proyek terbaru Danesh. 

“Hari ini, Kamu temani Mommy di rumah, yah?” pamit Danesh. 

“Aku ingin segera kembali mengajar,” cicit Dhera yang hingga detik ini belum mendapat izin kembali mengajar di Taman Kanak-kanak. 

“Dirumah saja, ingat kondisimu," tutur Danesh lembut.

"Sebentar saja, setidaknya sampai kontrak kerja ku berakhir beberapa bulan lagi." Dhera memohon dengan wajah memelas.

Danesh menelisik wajah Dhera, "Bukan karena ingin mencari kesempatan bertemu Adrian, kan?" tuduhnya.

Dhera mengusap dada suaminya, "Ya Tuhan, kenapa masih berpikir kesana? Aku bahkan tak pernah berniat mengenal Tuan Adrian lebih jauh," bujuknya dengan suara merayu manja.

Cup, kecupan singkat mampir di bibir Dhera yang sedikit mengerucut, tak lupa Danesh juga mengusap kepala Dhera dengan lembut. "Baiklah, nanti Kita bicarakan lagi bagaimana baiknya."

Sang wanita tersenyum senang, ketika sang suami tak lagi melulu memaksakan pendapatnya, membuat wajah Dhera bersemu kemerahan. Setelah mengusap kepala Dhera, Danesh pun berlalu bersama daddy Andre yang sudah menunggunya di mobil.

Dhera kembali masuk ke dalam rumah, melihat mommy Bella pun sudah rapi dengan style pakaian formal ala kantoran. “Mommy mau pergi juga?” 

“Bukan hanya Mommy, tapi kita.” Mommy Bella menaik turunkan alisnya. “Hari ini Mommy akan mengenalkanmu dengan dunia yang selama ini Mommy geluti.”

“Heh?” 

“Oh ayolah, kelak Kamu yang akan melanjutkan perusahaan Mommy, jadi sejak saat ini Kamu harus mulai berkenalan dengannya.” 

“ ??? “

1
Adis Riea Rusmono
bagus
Retna Tri Tunjung
novel yg bagus
Anisatul Azizah
lha trs ngopoooo hajar anak orang smp babak belur
Anisatul Azizah
mereka benar2 tdk peduli dg putrinya, padahal sblm pergi jg pamit dan tau kondisi putrinya hamil
Anisatul Azizah
Mau nyembelih Danesh😂
Anisatul Azizah
uhui... pak Duda ada celah dikit langsung trobosss
Anisatul Azizah
se blak"an itu obrolan dlm ambulance😂
Anisatul Azizah
ini bukan sembunyiii😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tetap semangat 💪
endang nastusil
Luar biasa
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semangat neng othor🥰🥰
Setyowati Setyowati
semangat thor ...fokus satu" dulu kalau di paksakan takutnya GK sesuai ekspetasi...kalau bisa bikin secita baru ..Marina contohnya ..di babnya di tambahi lagi ..semoga sehat selalu dan dapat ide lagi untuk buat karya lagi 💪💪
Endang Ardian: yaahh.. padahal q sangat penasaran c
Setyowati Setyowati: gak pa" thor ..di tekuni dan di nikmati kehidupan nyata sama dunia halu ..
di bawa seimbang ya thor..biar seneng semuanya 💪💪
total 3 replies
Bunda Aish
ok deh Mbak bulan apapun itu terimakasih ya dan tetap semangat dalam berkarya 🫰
Rahmawati
tetep semangat Thor nulisnya, di tunggu ceritanya yg baru
yellya
oke lah kak, 💪🤗🥰
Heri Achmadi
tetap semangat Thor...
moon: /Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Yayuk Bunda Idza
tetap semangat berkarya Thor.... semoga selalu sukses
Yayuk Bunda Idza: sama2 Thor
moon: amin terima kasih kak
total 2 replies
Nik momRiz&Ga
Terimakasih thor, gpp. d tunggu krya selanjutnya, tetep semangat n semoga sehat selalu.
aamiin,,
moon: terima kasih kak/Determined/
total 1 replies
Sh
ok..ga apa apa..tetap semangat... sekarang pikiran ga terbagi 2 judul....Ayo gebrak di judul baru Marina...biar hasilnya bisa bagus... Geraldy juga udah cukup banyak...Jerih payah boleh dibilang udah sangat bagus sekali...Aku lanjutkan dalam dunia halu aja ...Kenzo dan Leon..
Hasanah Purwokerto
Tamat ya kak...jane sedih sich,,tp mau gimanaa lagi...
Mksh ya kak,,sdh menemani hari" gabutnya emak...😂😂😂

Sll ditunggu kabar karya terbarunya...
Semangat kakak....💪💪💪💪💪
Love you....😘😘😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!