Yumna tiba-tiba saja diculik oleh seseorang yang ternyata adalah kakak dari sahabat baiknya sendiri. Yumna lantas dikurung di villa milik Zayn, kakak dari sahabat baik Yumna, Zunia, yang baru saja meninggal karena sebuah kecelakaan mobil. Dan kenyataan bahwa ternyata Zayn sudah resmi menikahi Yumna membuat Yumna sangat syok.
Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Kenapa Zayn ( kakak Zunia ) sampai menculik dan mengurung Yumna, bahkan sampai menikahi Yumna secara paksa? Dan ada rahasia apa sebenarnya dibalik kecelakaan yang sudah menewaskan Zunia itu?
Bahkan rahasia dari identitas Yumna yang sesungguhnya pun akhirnya diungkap secara mengejutkan oleh Zayn. Bagaimana Yumna menjalani takdir hidupnya yang tiba-tiba berubah drastis ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Ponsel Baru
Hari ini Zayn pulang larut malam. Tadi sore Zayn sudah menghubungi Mbok Sum dan Yumna, mengatakan kalau dirinya akan pulang terlambat karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika Zayn membuka pintu kamarnya. Dan di luar dugaan Zayn, ternyata Yumna masih belum tidur saat ini. Yumna terlihat sedang menonton drama pada salah satu saluran televisi berbayar melalui home theatre yang terpasang di dalam kamar mereka berdua tersebut.
"Kenapa belum tidur?" tanya Zayn setelah menutup kembali pintu kamarnya.
Zayn kemudian berjalan memasuki kamar dan mendudukkan dirinya di sofa yang terdapat di dalam kamar mereka berdua tersebut.
"Sengaja nungguin Kak Zayn pulang," jawab Yumna.
Zayn sedikit mengerutkan keningnya, tidak menyangka kalau Yumna akan menunggu dirinya pulang seperti ini. Yumna mematikan drama yang sedang ditontonnya tadi. Turun dari tempat tidur, Yumna pun kemudian menuangkan air putih ke dalam gelas yang ada di atas meja nakas di samping tempat tidur. Yumna lalu berjalan menghampiri Zayn.
"Minum dulu, Kak," kata Yumna seraya menyodorkan gelas berisi air putih tersebut kepada Zayn.
"Hmm. Makasih," ucap Zayn.
Zayn menerima gelas berisi air putih dari tangan Yumna kemudian meminum isinya sampai tandas. Yumna kembali mengambil alih gelas yang sudah kosong itu dari tangan Zayn.
"Kak Zayn mau mandi? Kalau iya, biar aku siapin air hangatnya," tawar Yumna.
"Boleh," balas Zayn.
"Oke. Aku siapin air hangat buat kakak mandi dulu sebentar," kata Yumna.
Yumna meletakkan kembali gelas yang sudah kosong tersebut ke atas meja. Yumna pun kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi, hendak mempersiapkan air hangat untuk Zayn mandi.
Zayn kembali mengerutkan keningnya. Sedikit merasa heran, kenapa sikap Yumna hari ini sangat berbeda sekali dengan biasanya. Tidak lama kemudian Yumna pun akhirnya keluar dari dalam kamar mandi
"Air hangatnya udah siap, Kak. Kak Zayn bisa mandi sekarang. Baju gantinya juga udah aku siapin di dalam," kata Yumna seraya berjalan menghampiri Zayn.
Zayn bangun dari duduknya.
"Tumben hari ini kamu baik banget. Ada apa?" tanya Zayn begitu Yumna sudah berdiri di depannya.
"Hmm, nggak ada apa-apa kok," jawab Yumna.
"Ada sesuatu yang mau kamu minta? Atau ... jangan-jangan kamu udah tau ya kalau aku mau ngasih sesuatu sama kamu?" tanya Zayn lagi, penuh selidik.
"Hah, enggak kok. Eh, Kak Zayn mau ngasih sesuatu sama aku? Mau ngasih apaan emangnya, Kak?" tanya balik Yumna setelah mencerna dengan baik perkataan dari Zayn tadi.
"Ck," Zayn berdecak kesal.
Bukannya mendapat jawaban dari keheranannya tetapi Zayn justru malah termakan dengan perkataannya sendiri. Zayn kemudian berbalik dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kerjanya. Ternyata itu adalah sebuah ponsel baru yang masih lengkap dengan boxnya. Zayn lalu memberikan box berisi ponsel baru tersebut kepada Yumna.
"Ini buat aku?" tanya Yumna, merasa sangat terkejut.
"Hmm," jawab Zayn dengan bergumam.
Yumna lalu menerima box berisi ponsel baru tersebut dari tangan Zayn. Senyum lebar seketika menghiasi wajah cantik Yumna.
"Di dalamnya udah ada nomor kamu yang baru. Email baru sama password-nya juga udah ada. Jadi kalau kamu mau main sosmed, pakai email baru yang udah aku buatin itu. Aku juga udah masukin nomor aku, Dennis, Ayah, sama Bunda juga," kata Zayn menjelaskan.
"Iya. Makasih banyak, Kak," ucap Yumna dengan tersenyum senang.
"Jangan dipakai buat macam-macam, atau aku akan ambil kembali ponsel itu," peringat Zayn.
"Iya, Kak. Enggak kok," balas Yumna.
"Dan jangan hubungi kakak kamu. Ingat itu baik-baik. Aku masih belum puas lihat dia kebingungan cari kamu," peringat Zayn dengan sangat tegas.
"Ck. Baru juga bersikap baik, eh udah balik lagi ke mode iblisnya. Dasar," gerutu Yumna di dalam hatinya.
"Iya-iya, Kak. Aku janji deh, aku nggak bakalan hubungin Kak Yusuf," janji Yumna, serius.
"Bagus," ucap Zayn, puas.
"Tapi kalau aku mau menghubungi Vio sama Wanda boleh kan, Kak?" tanya Yumna penuh harap.
Zayn nampak berpikir sejenak.
"Boleh. Tapi peringatkan kedua sahabat kamu itu untuk bisa menjaga rahasia. Terutama dari kakak kamu," jawab Zayn dengan tegas.
"Oke, Kak. Beres itu mah," ucap Yumna dengan tersenyum sumringah.
"Ya udah, aku mau mandi dulu," kata Zayn kemudian.
"Iya Kak, silahkan," balas Yumna, mempersilahkan.
Zayn kemudian melangkah ke arah kamar mandi. Sementara Yumna juga langsung membawa box berisi ponsel baru itu ke atas tempat tidur. Yumna duduk di atas tempat tidur dan langsung mengeluarkan ponsel barunya itu dari dalam boxnya. Yumna pun kemudian langsung asyik mencoba mengoperasikan ponsel barunya tersebut.
Beberapa saat kemudian.
Zayn sudah selesai mandi. Dan ketika Zayn keluar dari dalam kamar mandi ternyata Yumna masih juga asyik bermain dengan ponsel barunya itu. Zayn mengesah pelan seraya menggelengkan kepalanya beberapa kali.
Zayn mencoba memahami. Sudah lebih dari satu bulan Yumna tidak memegang ponsel, jadi sangat wajar kalau ketika dia mendapatkan ponsel yang baru maka Yumna pun langsung asyik dengan ponsel barunya tersebut.
"Udah malem, besok lagi main ponselnya," tegur Zayn, pelan.
Yumna langsung mengalihkan perhatiannya kepada Zayn. Yumna tidak menyadari kalau ternyata Zayn sudah keluar dari dalam kamar mandi saat ini.
"Eh, iya, Kak," balas Yumna. "Kak Zayn nggak makan dulu?" tanya Yumna kemudian.
"Enggak. Tadi udah makan sama Dennis," jawab Zayn seraya berjalan menghampiri tempat tidur.
"Oh, gitu," ucap Yumna.
Zayn lalu ikut naik ke atas tempat tidur, bergabung dengan Yumna.
"Taruh ponselnya, besok lagi mainnya. Ini udah malem, ayo kita tidur," kata Zayn.
"Iya, Kak," balas Yumna.
Menuruti perkataan Zayn, Yumna pun kemudian meletakkan ponsel barunya itu ke atas meja nakas di samping tempat tidurnya. Zayn sudah lebih dulu membaringkan tubuhnya. Menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua, Yumna pun lalu ikut membaringkan tubuhnya bersama dengan Zayn.
"Kak Zayn," panggil Yumna dengan menoleh ke arah Zayn.
"Hmm," balas Zayn dengan bergumam, seperti biasanya.
"Terima kasih untuk ponsel barunya. Dan terima kasih banyak untuk semua yang udah Kak Zayn lakukan untuk aku," kata Yumna, mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan tulus.
Zayn langsung menolehkan kepalanya ke arah Yumna. Sedikit merasa terkejut ketika mendengar ucapan terima kasih dari Yumna itu tadi. Tetapi kemudian Zayn pun mengulum senyum kecil.
"Sama-sama," balas Zayn. "Udah malem, buruan tidur," lanjut Zayn kemudian.
"Iya. Selamat malam, Kak Zayn. Selamat beristirahat," ucap Yumna dengan tersenyum.
"Hmm. Selamat malam, Yumna," balas Zayn.
Sepasang suami istri itu pun kemudian mulai menutup kedua mata mereka masing-masing dan bersiap untuk tidur.