NovelToon NovelToon
Tubuh Suci

Tubuh Suci

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur
Popularitas:642
Nilai: 5
Nama Author: Reina

Yun Xiao, putra keluarga Yun terlahir dengan tubuh Suci, salah satu dari 7 tubuh yang mendominasi. Apakah Yun Xiao akan membawa kemakmuran yang belum pernah keluarga Yun lihat, atau pada akhirnya Yun Xiao akan sama seperti para leluhur tubuh Suci sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#16 Berlatih

Yun Xiao tiba di kediamannya, tetapi ibunya, Luo Luoshi, tidak ada di sana.

Dia ingin mencarinya, tetapi tubuhnya terasa begitu berat. Lelah, secara fisik dan jiwa.

Meskipun tubuh sucinya terus melakukan penyembuhan, rasa letih yang menumpuk akhirnya menundukkan nya.

Yun Xiao tertidur di kursi taman, di bawah cahaya bulan yang lembut.

Waktu berlalu. Perlahan, tubuh sucinya bekerja, menyembuhkan luka-luka yang tak terlihat. Keesokan harinya, Yun Xiao membuka matanya.

Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah ibunya, Luo Luoshi.

Dia duduk di sana, tenang, dengan Yun Xiao tertidur di pangkuannya. Tangan lembutnya membelai rambut Yun Xiao, seakan ingin menyapu semua luka dan beban yang ia pikul.

"Xiao'er akhirnya bangun." Suaranya mengalun pelan, penuh kasih.

Yun Xiao bangkit perlahan. Rasanya seperti ia telah tidur selama bertahun-tahun, meskipun hanya sebentar.

Tubuhnya kini segar kembali, tetapi hatinya terasa berat.

"Apakah rasanya melelahkan?" Luoshi bertanya, suaranya hangat, tetapi matanya menyimpan kesedihan yang dalam.

Dia telah melihat pertarungan antara Yun Xiao dan Luo Yan. Itu bukan pertarungan, melainkan dominasi sepihak.

Meskipun Luo Luoshi tidak menyaksikan langsung malapetaka yang dialami Yun Xiao, dia mendengar banyak hal.

Sebagai ibu, dia ingin segera merangkul anaknya, tetapi saat itu, Luo Luoshi tidak berada di kediaman keluarga Yun.

"Itu cukup melelahkan," jawab Yun Xiao singkat.

Tubuh sucinya telah menyembuhkan fisiknya, tetapi hatinya masih dipenuhi banyak pertanyaan.

Luo Luoshi menatapnya dalam diam sebelum akhirnya berkata, "Xiao'er, kau tahu… tidak masalah jika kau tidak ingin menjadi hebat. Jika kau ingin hidup sebagai orang biasa, ibu akan tetap mendukungmu."

Itu bukan kebohongan.

Keluarga Yun selalu menghormati pilihan para penerusnya. Mereka tidak akan memaksa Yun Xiao untuk menapaki jalan kekuatan jika dia tidak menginginkannya.

Namun, Yun Xiao tahu…

Harapan itu tetap ada.

Sejak kecil, dia melihat kilauan di mata para tetua saat mereka berbicara tentang tubuh sucinya.

Mereka berharap, bermimpi, menunggu hari ketika Yun Xiao membawa kejayaan bagi keluarga Yun.

Dan kini, untuk pertama kalinya, dia bertanya, "Ibu… jika aku menyerah sekarang, apakah ibu akan kecewa?"

Luo Luoshi tersenyum, mengulurkan tangan dan menyentuh lembut kepala putranya. "Tidak, Xiao'er. Ibu hanya ingin kau bahagia."

Yun Xiao menatap mata ibunya. Ia menarik napas dalam, lalu berkata, "Aku ingin menjadi orang yang bisa mencapai tujuan itu, Ibu."

Luo Luoshi tersenyum kecil, tetapi suaranya mengandung kesedihan yang dalam. "Maka, Xiao'er akan melewati jalan yang sangat sulit."

Dia tahu apa tujuan keluarga Yun. Itu adalah sesuatu yang telah dikejar selama beberapa era. Namun, meskipun banyak orang berbakat lahir, tak satu pun yang berhasil mencapainya.

Dan kini, Yun Xiao telah memutuskan untuk menapaki jalan itu.

Lalu setengah tahun berlalu.

Dalam keheningan tempat latihannya, Yun Xiao menciptakan sesuatu yang baru.

Dia tahu, tubuh sucinya kuat. Namun, dia masih membutuhkan teknik yang kuat.

Jadi, dia menggabungkan pemahamannya tentang pedang dan kekuatan tubuh sucinya.

Dia ingin setiap gerakan menjadi sempurna, setiap serangan membawa esensi keseimbangan sejati.

Malam ini, dia berdiri di tengah arena keluarga Yun. Cahaya bulan menyelimuti tubuhnya yang kini tampak lebih ramping, lebih terkendali, tetapi jauh lebih kuat.

Di hadapannya berdiri sebuah patung batu raksasa.

Bukan batu biasa, melainkan material yang hanya bisa dihancurkan oleh para tetua tingkat tinggi. Benda ini sering digunakan sebagai alat uji para pendekar besar.

Yun Xiao menghela napas, merasakan energi mengalir melalui tubuhnya.

"Satu tebasan."

Langkahnya maju. Tubuh sucinya mengaktifkan kekuatan tanpa ledakan atau cahaya mencolok. Tidak ada gemuruh, tidak ada aura dahsyat. Hanya ketenangan.

Lalu, pedangnya bergerak.

Tebasan itu tampak sederhana. Hening. Tidak ada suara gemuruh atau angin yang menderu. Namun, dalam keheningan itu....

Patung batu itu terbelah sempurna. Tidak ada puing, tidak ada pecahan kasar. Potongannya begitu halus, seolah-olah diiris oleh pisau dewa.

Yun Xiao menatap hasilnya. Jari-jarinya sedikit bergetar. Bukan karena lelah, tetapi karena sesuatu yang baru lahir dalam dirinya.

"Ini… berhasil."

Dia belum memberi nama pada tekniknya, tetapi satu hal yang pasti, ini adalah awal dari sesuatu yang besar.

Namun, sebelum ia sempat menikmati keberhasilannya, suara langkah kaki terdengar dari belakang.

"Kau sudah sejauh ini, Yun Xiao?"

Yun Xiao berbalik.

Seorang pria paruh baya berdiri di sana. Matanya tajam, penuh kebijaksanaan, tetapi juga keterkejutan. Dia adalah Yun Tianqing, salah satu tetua paling kuat di keluarga Yun.

"Kau menciptakan teknik sendiri… dan berhasil menyatukan tubuh sucimu dengan pedang?"

Nada suaranya bukan hanya kagum, tetapi juga penuh penilaian.

Yun Xiao mengangguk perlahan.

Yun Tianqing membuat senyum tipis, matanya menyipit sedikit saat mengamati Yun Xiao.

"Kalau begitu, aku ingin melihat seberapa jauh kau bisa membawa teknik ini."

Dia melangkah maju dengan tenang. Meski gerakannya sederhana, tekanan yang menyelimuti udara seketika berubah.

Aura kuatnya terpancar, menciptakan rasa berat yang seolah menekan seluruh area di sekitarnya.

"Serang aku dengan tebasan yang sama."

Yun Xiao menatap pria di depannya. Yun Tianqing bukan hanya seorang tetua keluarga Yun, tetapi juga salah satu pilar yang menopang kejayaan keluarga ini. Menghadapinya bukanlah hal yang bisa dianggap remeh.

Perlahan, Yun Xiao menggenggam pedangnya lebih erat. Tidak ada perubahan besar yang terlihat, tetapi bagi mereka yang peka terhadap energi, pedangnya mulai memancarkan sesuatu yang samar, energi suci yang murni, dikendalikan dengan presisi tinggi.

Yun Tianqing menyipitkan mata sedikit. Meskipun energi itu hampir tidak bisa dirasakan oleh orang biasa, ia dapat melihat betapa padat dan terkendali energi suci yang mengalir di sepanjang bilah pedang Yun Xiao.

Tanpa peringatan, Yun Xiao mengayunkan pedangnya.

Tidak ada suara ledakan. Tidak ada riak energi yang menyebar. Tidak ada cahaya yang meledak-ledak.

Itu hanya tebasan sederhana, begitu sederhana hingga tampak seperti seorang anak kecil yang mengayunkan pedang secara sembarangan.

Namun, mata Yun Tianqing yang tajam menangkap sesuatu. Ruang di antara mereka bergetar sejenak, lalu terbelah dalam garis halus yang hampir tidak terlihat oleh mata biasa.

"Menarik."

Dengan ketenangan mutlak, Yun Tianqing mengangkat tangannya, mencoba menghentikan serangan itu dengan satu jari. Gerakannya ringan, seolah-olah dia hanya sedang menangkap angin yang berhembus.

Namun, sebuah suara nyaring terdengar.

Mata Yun Tianqing sedikit membesar saat ia merasakan getaran halus di jarinya. Saat dia melihatnya, luka tipis tampak di ujung telunjuknya, setetes darah mengalir sebelum sembuh dalam sekejap.

Sejenak, kesunyian menyelimuti mereka.

Lalu, Yun Tianqing tertawa pelan.

"Ini bagus. Sangat bagus."

Tatapannya penuh penghargaan saat melihat Yun Xiao. Bagi orang lain, mungkin ini hanya luka kecil.

Tetapi bagi seorang seperti Yun Tianqing, yang telah berdiri di puncak dunia ini, fakta bahwa Yun Xiao, yang masih berada di ranah Hidup dan Mati, bisa melukainya, sekecil apa pun, adalah sesuatu yang luar biasa.

"Teknik ini belum sempurna, tetapi potensinya besar. Kau bisa mengembangkannya lebih jauh."

Dengan satu gerakan ringan, Yun Tianqing mengeluarkan sebuah gulungan dari lengan jubahnya. Dia melemparkannya ke Yun Xiao, yang menangkapnya dengan refleks tajam.

"Ambil ini. Mungkin bisa memberimu referensi untuk menyempurnakan teknikmu."

Yun Xiao menatap gulungan di tangannya, lalu kembali menatap Yun Tianqing yang mulai berjalan menjauh.

Sebelum menghilang dari pandangan, Yun Tianqing menoleh sekali lagi, dengan senyum samar yang penuh arti.

"Aku menantikan perkembanganmu, Yun Xiao."

Lalu, dia pergi.

Yun Xiao berdiri di tempatnya, menggenggam gulungan itu dengan erat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!