Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 [ Akankah Adara bisa terlepas?]
Beberapa menit kemudian setelah Adara menginjakkan halaman dari apartemen yang ditempati Elgar, kode masuk sudah ia ketahui hal ini akan memudahkan Adara melancarkan aksinya.
BEBERAPA MENIT SEBELUMNYA.
Dua orang telah bermesraan di sofa ruang tamu dari apartemen ini, tak lupa pula mereka berpelukan. Dimeja pula sudah ada dua minuman yang siap seduh tak henti-hentinya Sandra selalu berpaling dari minuman tersebut.
"Ayo minumlah."
Diambilkan minuman itu kini diminum oleh El sampai titik penghabisan.
"Bagus! Setelah berhasil meminumnya maka lihatlah tinggal menunggu kurang beberapa menit lagi pasti reaksinya akan sangat sungguh memukau,"batin Sandra dengan sinis nya.
"Pertemuan kita kali ini kamu benar-benar memberikan aku kesempatan agar kita bisa kembali kan?"
Sandra mulai mendekatkan wajahnya, El yang tadinya masih biasa, ia dikejutkan dengan adanya tangan yang melingkari tubuhnya dari belakang, disusul tangan itu mulai memegang dada kekar yang dimilikinya.
"Jangan bertindak diluar batas kalau tidak mau hal lain akan terjadi, kamu tau betul menggodaku sangatlah mudah, jadi berhati-hatilah."
Tak takut akan ancamannya sebaliknya Sandra malah melingkari leher El.
"Sudahlah El, aku tahu kamu sebenarnya tidak masalah kan kalau aku berbuat seperti ini sama kamu? Bilang saja kalau kamu juga senang kan kalau aku bersikap seperti ini? Ingat El, aku tahu kamu masih mencintaiku, sama halnya seperti diriku aku juga masih sangat-sangat mencintaimu, jadi gimana kalau kita memulai hubungan kita dari awal lagi? Bahkan kalau bisa layaknya hubungan suami-istri?"pinta Sandra mulai memberikan rayuan mautnya.
"Maksud kamu?"tanya El.
"El sayang sudah aku katakan aku masih sangat-sangat mencintaimu, jadi tidak ada salahnya kan kalau kita mencoba memulai hubungan ini dari awal? Aku tahu kamu pasti akan menyesal karena telah menolak ajakan ku ini, mau kan?"bisik Sandra semakin mengundang perhatian El semakin tak fokus.
El terlihat mulai terjerat kata-kata manis dan rayuan Sandra, belum lagi perilaku El yang terlihat aneh dan sedikit kepanasan semakin menunjukkan ekspresi kepuasaan dalam diri Sandra.
"Bagus! Reaksinya sudah mulai terlihat,"batin Sandra.
Sandra secara perlahan melepaskan kemeja pada El hingga terlihat tubuh kekar itu nampak sangat memukau.
Tangan Sandra mulai nakal memegang dada kekar yang dimiliki El, semakin nakal akan sampai pada titik paling berharga El, tangan Sandra seketika ditangkap oleh El, ditarik tubuh Sandra kini bertambah keduanya saling berhadapan dengan sangat dekatnya.
El memegang pipi Sandra seperti ada sesuatu yang menyentuh dirinya untuk melakukannya dan tanpa sebuah larangan.
Ditarik tubuh Sandra hingga pandangan keduanya sangatlah dekat, sedetik hampir akan menyentuh bibir sang wanita ketukan pintu apartemen seketika membuyarkan h4srat keduanya.
"Sial! Siapa sih yang datang,"gerutu Sandra dengan kesalnya
"Biar aku buka!"ucap Elgar ia pun bangkit dari sofa.
"Kau?"ucap El sehabis ia membuka pintu apartemen.
"Tidak disangka disini kalian rupanya sedang berselingkuh! Ngomong-ngomong gimana rasanya niat kalian telah dipergoki seseorang?"tegur Adara.
"Adara ...bagaimana mungkin Adara bisa ada disini? Ada hubungan apa pula Adara dengan Elgar?"batin Sandra cemas.
"Darimana kamu tau tempat ini siapa yang memberitahumu?"tegas El.
"Tidak penting darimana aku tau tempat persembunyianmu, yang aku herankan kenapa bisa seseorang berpendidikan. Bahkan memiliki gelar besar akan terjerat dalam rayuan bahkan godaan dari wanita licik seperti dia? Sungguh sangat membangongkan."
"Adara? Ini sungguh kamu? Aku sedang tidak lagi bermimpi kan?" Lagi-lagi acting wanita itu ia mainkan.
"Omong kosong! Telingaku rasanya ingin pecah mendengar omongan manis mu itu, kira-kira jika Hendra tau perselingkuhan kalian kira-kira apa yang akan terjadi?"
Mimik wajah Sandra nampak berbeda setelah ada sepatah kata nama Hendra yang disebut.
"Alangkah baiknya kamu pergilah soal wanita ini biar aku yang urus!" Kini Elgar memerintahkan Sandra.
"Baiklah, Adara aku harap kamu pulang Mama dan Papa menginginkanmu untuk kembali, jika aku bercerita aku bertemu denganmu disini mereka pasti akan sangat bahagia, aku permisi."
Perginya Sandra meninggalkan kamar dari apartemen El, entah apa maksudnya El tiba-tiba menguncinya dari dalam, lalu kunci itu lalu ia sembunyikan dari saku celananya.
Tatapan mata yang tak enak dipandang kini tak bisa Adara hindari, mencoba bersikap berani, tapi jika disuruh jujur hati terdalamnya tidak ada rasa seberani itu.
Jika entah pada Adara ataupun Elgar yang sama-sama diam mematung tanpa bertindak.
Lain halnya dengan kekesalan Sandra yang menyayangkan rencana yang sudah ia atur gagal total akibat datangnya Adara.
"Sial rencanaku gagal untuk menjebak laki-laki itu, tapi ada baiknya juga Wanita itu datang biar dia yang jadi pelampi4san obat per4ngsang yang aku berikan tadi, aku sudah tidak sabar apa yang akan terjadi pada mereka? Aku juga lega didalam sana aku berhasil memasang kamera pengintai, kamu akan tamat Adara ...kamu akan tamat!"
Adara masih terdiam tak bertindak ketika Elgar memandangnya dengan tatapan yang sangat aneh tak seperti biasanya.
"Kenapa disini tiba-tiba panas?"
EL berkata sendiri sambil mengibaskan sesuatu pada tubuhnya, ia merasa tak nyaman, tapi tak mengerti apa terjadi pada dirinya sendiri.
Matanya tersorot tertuju pada arah dihadapannya, memandang sejenak wajah cantik Adara yang tidak bisa dibohongi g4dis itu memiliki kecantikan yang amat sempurna.
Lalu terlihat pandangan mata El teralihkan pada bibir cantik dan mungil Adara, El meneguk air ludahnya seolah-olah menginginkannya.
Adara yang sedari tadi mematung didepan El lantaran tak mengerti apa-apa, ia masih tak sadar lelaki dihadapannya sudah terpengaruh ob4t.
Mata Adara seketika terbuka lebar setelah Elgar yang tiba-tiba melangkahkan kaki mencoba mendekatinya.
"Jangan mendekat! Aku bilang jangan mendekat!"tegur Adara, ia pun ikut mundur perlahan.
Tak mendengarkan larangan dari Adara, tak se'ucap kata terucap tiba-tiba El menarik tubuh Adara sontak tubuh keduanya kini berada sangatlah dekat, menangkap blblr manis itu, melum4tnya dengan manja Adara sontak mendorong tubuh sang lelaki tak segan-segan ia melayangkan tamparannya, namun dasarnya sudah terpengaruh tindakan itu tak membuahkan hasil.
BERSAMBUNG
lanjut thor