Diusianya yang relatif muda, Bunga. harus dihadapkan pada pernikahan dengan sang majikannya yang lumpuh, atas permintaan dari istri pertama nya Bella. yang lebih memilih sibuk dengan dirinya sendiri dan Dunia modeling yang selama ini dia gelutinya.
Arya CEO Tampan Itu hanya bisa pasrah, ketika diminta untuk menikahi Bunga. yang selama ini begitu tulus merawat dan memberikan kasih sayang pada putra satu-satunya Cecilio.
Seiring berjalannya waktu, akankah cinta tumbuh diantara mereka? setelah Arya sembuh. mampukah penyesalan Bella untuk kembali merebut cinta Arya yang dulunya begitu besar kini sudah hilang. tergantikan dengan sosok Bunga yang jauh lebih muda, cantik dan enerjik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bercinta
Sampai di tanah Air, mereka langsung pulang menuju Rumah besar Arya, nampak mama Sinta. yang sudah tidak sabaran lagi menunggu Cecilio diteras Utama.
"Duh cucu kesayangan Oma," langsung menghampiri dan menggendong Cecilio, dan membawa bocah menggemaskan itu masuk kerumah, diikuti Arya dan kedua istrinya.
"Kalian bertiga, pasti capek karena sibuk mengurus Cecilio beberapa hari ini, sementara mami juga ibuk dirumah mengurus pekerjaan Arya terbengkalai. sekarang kalian bertiga istirahat lah dulu, biar Cecilio mama yang urus dulu," ucap mama pergi sambil menggendong Cecilio menuju kamarnya.
"Ayo sayang," ucap Arya.
Nampak kedua istrinya ingin menjawab, namun kedua nya kembali terdiam. karena bingung Arya bakal tidur bareng siapa? dan memilih siapa diantara mereka berdua.
"Bella kamu istrahat dikamar mu ya, begitu juga kamu Bunga, kalian berdua pasti ngantuk dan capek. " ucap Arya sambil memutar tubuhnya menuju kamar Cecilio.
"Mas mau Kemana?" ucap Bella.
"Aku mau menemani Cecilio, pasti dia membutuhkan ku sekarang." balas Arya.
Malam nya, Bella menarik tangan Arya, menuju lantai dua kamar tidur mereka. sampai dikamar tiba-tiba sifat mesum Bella yang dulu seolah-olah kembali kambuh. dia kembali bergairah setelah merasa aman dan berdua saja dikamar yang berukuran besar ini.
”Bella, ngapain sih." ucap Arya saat Bella tiba-tiba memeluknya erat dari belakang.
"Sayang, mas Arya ku , aku merindukanmu. kita mandi bareng ya." tangan Bella mulai beraksi menyelusup kedalam pakaian Arya. dan mulai gencar memainkan dan menautkan ciuman panas bibir mereka.
"Mulai sekarang, Aku tidak boleh kalah oleh Bunga, aku harus bisa memuaskan mas Arya. dan juga aku sudah lama tidak bermesraan dengan nya. aku begitu merindukan sentuhan mas Arya saat ini."
Gairah Arya mulai terpancing, dia langsung mengangkat tubuh Bella menuju kamar mandi, lalu membantu istrinya untuk melepaskan pakaiannya. mereka berdua berendam dalam air yang begitu sejuk menyentuh kulit tubuh mereka.
Arya merasa gairahnya menggebu kembali bersama Bella, sesuatu yang jarang mereka lakukan akhir-akhir ini.
"Sayang, kita mulai bikin adek untuk Cecilio ya." bujuk Bella.
Arya hanya mengangguk sambil tersenyum, dia tidak Ingin mengungkit-ungkit masalah lagi, yang akan membuat mood bercinta mereka menurun. malam ini, menjadi moment yang sangat membahagiakan keduanya. Bella mengajak bercinta berkali-kali tanpa merasa lelah dan capek mengingat rasa rindu dan Cinta yang terpendam yang dirasakan pada suaminya itu, setelah beberapa lama dan selalu bertengkar dan berdebat dengan Arya dan Bunga. Arya tertidur dengan pulas, begitu juga dengan Bella disebelah nya.
Suara burung yang saling sahut menyahut, dipagi yang cerah ini. ikut menemani Bunga yang tengah bersantai sambil menyuapi Cecilio sarapan.
"Ayo sayang dikit lagi."
Bunga dengan telaten menyuapi Cecilio, sambil sesekali ibu dan anak sambung itu tertawa ceria.
"Ma, kenapa Mami dan papi. belum turun dan sarapan?"
Bocah kecil itu kembali melirik kelantai dua, tempat posisi kamar orang tuanya.
"Cecilio sayang, Mami dan papi mungkin masih capek. Cecilio jangan sedih ya nak. kan masih ada Mama yang menemani Cecilio." Balas Bunga yang membuat senyum Cecilio kembali ceria.
Arya terbangun, diliriknya Bella masih tertidur pulas disamping nya, perlahan dia menyibak selimut yang menutupi tubuh polos mereka dan berjalan menuju kamar mandi.
"Ya Tuhan, perasaan apa ini? kenapa aku merasa bersalah terhadap istri ku Bunga. padahal perbuatan ku ini tidak salah. Bella juga berhak bercinta dengan ku. tapi kenapa aku merasa bersalah pada Bunga." Gumam Arya yang mempercepat mandi nya. dia ingin segera bertemu dengan Bunga.
Arya turun dengan pakaian rapi, dan aroma wangi dari farfum yang melekat ditubuhnya, membuat Bunga tahu jika suaminya melangkah mendekati nya. namun Bunga enggan untuk melirik dan masih ayik bercanda dengan Cecilio.
Arya menutup mata Bunga dari belakang, mendaratkan ciuman hangat dikedua belah pipinya.
"Pagi istriku sayang."
"Pagi juga kesayangan papi." Arya juga mencium sayang anak satu-satunya.
"Papi kok lama bangun nya?" ucap Cecilio.
"Maaf sayang, papi kecapean."
Bunga melirik rambut suaminya yang masih basah, dan wajah ceria Arya. terlihat seperti baterai yang sudah terisi daya penuh.
"Aku harus ikhlas dan terbiasa untuk berbagi suamiku." Gumam Bunga tersenyum.
"Mas, nanti aku mau pulang kerumah kita, berhubung mulai besok aku juga sudah kuliah. karena beberapa hari ini izin." terang Bunga, mengingat buku-buku nya tertinggal dirumah mereka, dan dia juga merasa lebih nyaman tinggal disana.
"Baiklah sayang nanti mas antar." membelai rambut Bunga dengan penuh kasih sayang.
Bella ikut turun kebawah, dia terlihat sangat cantik dan seksi, bahkan bibir tipis Bella tidak luput dari senyum manisnya. mereka menikmati sarapan mereka masing-masing.
***
"Mas, jadi ngak ngantar Bunga pulang?"
"Ooooya, hampir mas lupa. mengingat ini Rumah kita juga sayang."
Setelah berpamitan dengan Mama, Cecilio dan Bella. Bunga pulang kerumah nya. bagaimana pun juga dia merasa bahagia dan nyaman setelah tinggal terpisah dari Bella.
"No ponsel ini lagi."
Dikamar Bella, menghempas ponselnya Kedinding, hingga ponsel itu retak dan jatuh kebawah, namun ponsel itu masih menyala dan bergetar tanda panggilan masuk dari No ponsel yang sama menghubungi nya sewaktu dirumah sakit.
Dengan kesal Bella menginjak-injak ponselnya hingga mati, dia benar-benar marah. belum sempat Bella bernafas lega salah satu ponselnya kembali bergetar. mau tidak mau Bella akirnya mengangkat panggilan dari orang yang terus menerornya tersebut.
"Hallo siapa kamu dan apa maumu bresengsek?" teriak Bella dengan emosi yang sudah memuncak.
"Hallo juga wanita cantik dan seksi, jangan marah-marah nanti Aura kecantikanmu bisa hilang." terdengar Suara serak laki-laki.
"Aku tidak mengenalmu, jadi jangan pernah menerorku lagi sebelum kamu menyesal berhadapan denganku." teriak Bella.
"Santai...santai sayang, aku tidak pernah menyesal berhadapan denganmu, malahan aku begitu ketagihan dengan permainan dan manis tubuh indahnya mu. ha..ha....," ucap Dani.
"Bresengsek kamu," Bella mengeluarkan semua umpatan nya termasuk melampiaskan kemarahan dan kekesalan nya pada pria yang belum dikenalnya sama sekali itu.
Dani hanya tertawa renyah, dia tidak tersinggung sama sekali dengan makian dan umpatan Bella. bahkan dia begitu menikmati suara Bella yang seakan membangkitkan kembali gairah nya.
Bella bertambah kesal, Karena laki-laki itu, hanya tertawa dan meminta nya selalu bersabar sebelum dia datang menjemput Bella. membuat Bella kembali berteriak histeris untuk meluap kan kekesalannya.
"Aku tidak akan pernah bersabar untuk menghadapimu, aku minta kamu jangan pernah muncul dihadapanku lagi. perlu kamu tahu tidak baik laki-laki seperti mu mengganggu istri orang lain. apa kamu saking tidak lakunya hingga memilih wanita yang sudah bersuami." ucap Bella berharap pria misterius itu akan berhenti mengganggunya setelah mengetahui jika dirinya sudah menikah.