seorang wanita misterius yang penuh ambisi dan kegilaan akan teknologi demi mencari jejak orang tercintanya hingga hal terduga terjadi menghidupkan jiwanya yang hilang ditelan kegelapan.
Pelatihan hidup dengan penuh tekanan dan kejamnya dunia, dia menjadi wanita yang kejam dan hidup penuh sandiwara dalam menghadapi orang-orang yang penuh topeng permainan.
Yuk baca karyaku, mohon dukungannya yah 🤗🥰
Terimakasih🤗☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khoerun Nisa14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinner
Di bawah rindangnya Pepohonan besar, udara yang sejuk di tengah-tengah kota mati yang menyeramkan akan kegelapan malam, kini berubah dengan pernak-pernik lampu di sekitar pohon-pohon yang berdampingan menjadi nuansa kehidupan yang terang, bulan dan bintang-bintang yang bertebaran di langit, seolah-olah mereka menyaksikan kedekatan Abella bersama sang ayah angkat untuk pertama kalinya di temani Api unggun menambah suasana kehangatan mereka.
Mereka yang di sibukkan dengan kerja sama yang baik, sang ayah menyiapkan fasilitas alat-alat masak untuk memanggang sedangkan Abella menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan mereka gunakan untuk memasak bersama, sambil menikmati sepoi-sepoi angin diiringi suara musik yang menenangkan seraya ingin menari-nari menikmati alunan iramanya.
“Hebat! Menyiapkan dan merancang semua ini! Ucap Abella meletakan daging segar di meja samping ayahnya yang dekat pemanggangan.
“Karena ayah sayang sama kamu. Ucap sang ayah dengan tersenyum ke Abella
“Ihhhh! Ucap Abella dengan mengusap-usap tubuh merinding seperti mendengar ucapan yang jijik hingga langsung meninggalkannya menuju ke api unggun sambil melirik-lirik ke sang ayah, ayahnya pun hanya senyum-senyum melihat reaksi Abella yang merasa geli mendengarkannya.
“Jangan duduk dulu! Mana tortillanya? Ucap ayah melihat Abella ingin duduk dekat di perapian.
“Ayah kan mau bikin steak kenapa pakai tortila? Ucap Abella berdiri kembali dan membalikkan tubuhnya mengarah ke ayahnya
“Iya tapi ayah mau bikin Shawarma khas timur tengah juga! Jelasnya
“Astaga! Kau sudah bikin bulgogi, beef, steak dan sekarang mau Shawarma ayah? Aku bisa mabuk daging ini! Seru Abella terkejut menghitung berbagai menu makanan yang ia masak dengan porsi Abella yang tidak terbiasa.
“Sudah ambil saja! Ucap sang ayah sambil melumuri daging dengan bumbu.
“Sungguh! selera makan mu sangat tinggi ayah! Ucapnya sambil melangkah masuk ke dalam rumah mengambil tortillanya di dalam kulkas.
“Dimana? Teriak Abella yang beberapa menit kemudian Abella mencari-cari di kulkasnya tak di jumpainya.
“Di atas kulkas paling belakang di sisi kanan! Teriak ayahnya yang sedang memanaskan teflon.
“Ini aku sudah cari! Tak ada juga! Teriak Abella
Ayahnya merasa heran, sambil memanggang dagingnya ia mencari-cari di sekitar bahan-bahan lainnya dan ternyata tortillanya di samping minuman yoghurt beserta bumbu lain di meja khusus bahan makanan yang di siapkan Abella.
“Sudahlah! Ambil saus barbeque saja! Teriak sang ayah
“Hah! Memang kurang. Gerutu Abella dengan kesal yang sudah tiba di luar pintu harus kembali lagi masuk mengambil saus barbeque. Melihat hal itu sang ayah yang sedang memanggang daging sambil membolak-balikkan tertawa sendiri melihat perubahan Abella dalam dirinya yang mulai berdamai.
Ketika Abella telah mengambil Saus barbeque, tiba-tiba Zyalix menghampiri Abella dengan memberikan informasi terkait keamanan sekitarnya, Zyalix sang robot pengintai kota mati melaporkan ada seseorang yang sedang mengamati mereka melalui tampilan hologramnya, di dekat gedung yang terbengkalai dari jarak 210 meter.
“Bahaya pengintai! seorang Pengintai dari jarak 210 meter.
“Sudah cek keseluruhan? Sambil melihat data laporan keamanan yang di tampilkan Zyalix melalui hologram di hadapannya.
“Hasil keseluruhan, seorang Pengintai berada di gedung. Seru Zyalix memperjelas dan memperbesar tampilan pengintai.
“Cari informasi terkaitnya setelah itu buat illusi untuk melabuhinya! Jangan beri dia kesempatan mengetahui pembicaraan kami! Uruslah dia mengerti! Jelas Abella sambil memegang saus.
“7 15 Ucapnya sambil pergi meninggalkan Abella.
Abella kembali melangkah membawa saus barbeque, Langkah demi langkah menuruni beberapa tangga sambil memandangnya, ia meletakan saus di meja dekatnya dan kembali duduk santai dengan Bean Bag triangel sambil melihat bintang-bintang di langit yang bertebaran.
“Mengapa lama sekali mengambilnya! Ucap sang ayah melihat sebentar ke arah Abella ketika meletakkan saus di dekatnya sambil pandangannya di sibukkan dengan daging yang akan mulai matang.
“Ayah! di mana kau meletakkan mobilmu,? Ucap Abella yang heran karena tak melihat kendaraan sang ayah setelah duduk menikmati keindahan malam sambil melihat-lihat sekitar terutama gedung tua yang terbengkalai di arah timur dengan sembunyi-sembunyi.
“Ayah meletakkannya di garansi rumah tua itu! Ucap sang ayah sambil menunjukkan ke rumah kosong di seberang pohon-pohon besar yang menjalar menutupinya.
“Why? Tanya Abella yang heran
“Hmm... seharusnya kau tahu itu! Ucap singkat ayahnya memandang ke arah Abella kemudian pandangnya di sibukkan kembali dengan steak yang akan di sajikan.
Abella kembali diam sambil menghangatkan tubuhnya sembari menunggu makannya matang dan memandang langit-langit yang indah dan cerah di penuh bintang-bintang yang berkelap-kelip.
“Mengapa kau tak menerbitkan mata uang tanpa hutang! Jadi kau bisa mencetak dan mengedarkannya sesuai kemampuan belanja dari pemerintah dan daya beli masyarakatnya, maka uang itu akan menjadi pelayan manusia bukan majikannya” Ucap Abella yang duduk santai memandangi bintang-bintang nan indah dengan alunan musik yang tenang.
“Jika itu di terapkan propaganda akan datang menghancurkan, mungkin salah satunya nyawa ayah sudah tidak lagi menginjaki bumi ini! Itu tak semudah untuk di ucapkan. Ucap Singkatnya sambil di sibukkan dengan makanan steak yang akan siap.
“Apa bedanya? Rakyat mempercayakan kekuasaannya padamu tapi kau malah takut mati dan mengorbankan rakyatmu atas keputusanmu itu! dan begitu juga para bankir akan terus mencari kesempatan meraup keuntungan dengan misi rahasianya, mencari masalah kemudian mengatasinya demi mendapatkan kepercayaan dan dukungan akan keberadaan yang penting untuk memosisikan ketepatannya. Ucap Abella yang masih menatap sang bulan dan bintang-bintang.
“Kau memang Ada benarnya tetapi itu tak semudah yang kau persepsikan, dalam hal ke desakan kebutuhan atas musibah yang ada depan matamu, kau harus memutuskan dengan cepat, memberanikan tekad dan di situlah setan-setan mulai datang membisiki hingga kau akan di ambang keraguan ketika itulah kau akan memilih jalan yang mereka tentukan atas penilaian bersama. Jelas detailnya dengan tenang.
“Dasar pembohong patologis! bukankah itu tatanan dunia baru! Agar negara menerimanya, harus melalui krisis besar yang tepat di situlah kita berada di ambang transformasi global. Seru Abella menatap bintang yang membentang sudut membentuk segitiga sambil mengangkat jari telunjuknya ke arah bintang untuk menyatukan bintang satu ke sudut bintang lainnya yang membentuk segitiga.
“Ketika kau pemimpin rombongan dari sebuah kapal, bertanggung jawab atas keselamatan semua orang. Tepat di tengah laut badai datang dengan membawa tentaranya yaitu gelombang besar dan kilatan petir yang menyambar, di situlah kau akan mengerti bagaimana situasi kacau saat itu ketika di hadapi berbagai pilihan dan desakan. Perdebatan di antara mereka, teriakan, rasa sakitnya, dan Kau tak bisa melihat arah mana yang benar untuk kau tuju, sedangkan pikiranmu juga ikut tertekan dan kacau melihat yang semestinya tak di lihat. Jelas sang ayah terlihat ucapan Abella yang begitu kecewa dengan keputusannya akan kebijakan inflasi yang di terapkan di negaranya.
Abella termenung sebentar, diam memainkan jari-jari ke arah langit-langit melihat bintang-bintang yang bertebaran hingga Abella terbawa imajinasi menggambar pola dengan Tyson Polygon yang menghubungkan satu bintang ke bintang lainnya yang saling terbentuk.
“Itu terjadi karena sebuah kesalahan Awal, sebagai pemimpin seharusnya dapat memprediksi bagaimana keadaan cuaca dan perubahan iklimnya, mengecek segala persiapan dan mengatur bagaimana perjalanan itu berjalan aman sehingga itu dapat menentukan nasib mereka. Jelas Abella melirik ke ayahnya yang sedang membuat Shawarma kemudian kembali menatap bintang-bintang.
“Baiklah! Kau benar! apa yang kau ucapkan kau benar! kau memang sulit untuk ditaklukan selalu mencari celah untuk pembelaan! Seru sang ayah melihat lirikan tajam Abella.
“Ayah ingin makan malam bersamamu dengan tenang jangan membawakan negara di waktu yang tak tepat ini! seharusnya ayah masak dengan kasih sayang kini atas ucapan pedasmu tak pada tempatnya membuat masakan ayah menjadi lampiasan luapan emosi yang hilang selera!
“Haha kau seperti ini karena ingin melarikan diri dari masalah negaramu ayah! Ucap Abella sambil tersenyum lebar
“Diamlah! kau tak henti-hentinya membalas ucapan ayah! tegasnya
“Oke, oke Maafkan aku yang selalu kurang ajar! Seperti inilah aku, lidahku belum bisa aku kendalikan. Ucap Abella sambil tersenyum lebar
“Hah? Apa ayah tidak salah dengar? Seru ayahnya dengan terkejut
“Itu hal mengejutkan kah? Ucap Abella yang heran dengan ekspresi kejut sang ayah angkatnya.
“Pengakuan maafmu terasa aneh, kau yang batu bisa melontarkan kata maaf itu dengan mudah! Tak ayah duga! Jelas sang ayah.
“Lupakanlah jika kau tak mau memaafkanku! Ucap Abella yang merasa menyesal mengungkapkan maaf.
“Sebagai ayah aku selalu memaafkanmu, dan ayah sekarang bangga denganmu akan perubahan dalam dirimu semoga kau selalu memperbaiki kebiasaan burukmu dan sifat batumu!
“Entahlah, bagaimana aku akan menangani masa depan nanti, itu tergantung kondisi duniaku nanti! Ucapnya melihat hidangan yang akan siap!
“Janganlah di lihat saja! Kemarilah bantu ayah ikut menyajikan biar cepat selesai! Ucap sang ayah
“Siapa suruh membuat masakan yang banyak! Ucap Abella sambil bangun dari tempat lesehannya.