"Aduh.... sakit woi! turun ga kamu!" ucap seorang gadis cantik dengan pakaian sederhana dan tingkah yang bar bar nya, menghadang seorang pengendara motor yang baru saja menyerempet nya hingga jatuh ke sawah.
"Sorry." ucap seorang pria dengan wajah yang tertutup helm mahal, dan mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tertegun.
wajah nya yang kotor, akibat terjatuh di sawah, membuat nya seakan lupa, bahwa dia baru saja di senggol oleh orang di depan nya. tapi gadis itu malah melamun dan tak sadar untuk bersikap tegas.
Pria itu menatap heran, dan langsung pergi tanpa berkat apa apa lagi, sepertinya memang pria itu memiliki urusan yang lebih penting saat itu.
"Aisshh, dasar goblok, apa yang kamu pikirkan Selin, dia yang nabrak kamu, malah dia yang pergi. woi, liat ya kalau kamu balik lagi, tak cincang kamu jadi gulai!" pekik nya yang mencak mencak seperti seekor monyet. untung saja kondisi di sawah begitu sepi, dan kebetulan saat itu tengah hari, jadi aman tak membuat Selina malu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.24
"Selin, sama siapa kamu pulang nak?" tanya Dimas yang tak begitu mengenali Aksa.
Dengan bergegas Selin menghampiri ayah nya, dan memeluk ayah dan buna nya secara bergantian.
"Ayah, maaf sebenarnya tadi aku dan Desi pulang bersama. Tapi di perjalanan motor nya mogok. Dan kebetulan ada 2 preman yang ingin mengganggu kami.untung ada mas Aksa dan mas Romi yang nolongin."
Dengan pelan dia menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada ayah nya itu. Takut bila terjadi salah paham nanti nya.
"Kamu gpp kan sayang?" tanya Buna dengan raut wajah cemas nya.
"Gpp Bun, untung ada mas Aksa tadi. kalau ga entah gimana nasib aku."
Dimas langsung menghampiri Aksa yang masih berdiri di depan pagar. Dan langsung mengucapkan terima kasih, telah membantu putri nya, dan menolong nya. Kalau tidak, entah seperti apa nasib nya itu.
"Terima kasih banyak nak Aksa. Sudah mau menolong Selin. kalau tidak ada kamu, saya tak tau akan seperti apa nanti nya."
"Sama sama om,kebetulan saya dan juga asisten saya lewat, dan kami melihat selin dan teman nya di cegat saat itu." ucap Aksa dengan tatapan datar nya.
Pria itu benar benar bersikap tegas, dan berwibawa saat menjelaskan kejadian nya kepada Dimas. bahkan Dimas sendiri saja, kagum dengan ketegasan dan juga kharisma pria di hadapan nya itu.
"Ayo Selin masuk sayang, nak Aksa mampir dulu, ayo." ajak buna dengan ramah nya.
"Maaf Tante, om. Saya harus pamit, Oma sendirian di rumah."
"Oh, baiklah. saya ucapkan terima kasih banyak, hati hati di jalan." ucap dimas dengan suara tegas nya.
"Iya om, kalau begitu saya pamit, Om Tante, Selin."
"Hati hati ya, nak Aksa." ucap Buna dengan penuh pengertian.
Dimas langsung membawa istri dan anaknya masuk, karena kebetulan hari sudah larut malam.
****
di dalam kamar, Selin menatap ponsel nya, karena beberapa hari ini, ada produk baru yang harus dia kerjakan. Kebetulan baru saja berkerja sama dengan brand yang akan mempromosikan nya.
Saat melihat isi DM dari sosial media nya, Selin cukup kaget, karena Aksa mengirim nya sebuah pesan di sana.
"Bantuan tadi ga gratis!"
Begitulah isi pesan yang pria itu tuliskan di chat room DM nya. Selin langsung mengetik balasan untuk memastikan apakah pria ini hanya bercanda atau tidak.
"halo mas, maaf sebelumnya. Maksudnya apa ya?' Ting!" terkirim.
Ga lama kemudian, aksa sudah melihat isi pesan yang baru saja Selin kirimkan, dan langsung saja ada balasan yang tak terduga di sana.
"Saya perlu bantuan kamu!'
"Mas, apakah kamu ga ikhlas nolongin aku?" tanya Selin dengan emot kesal nya.
"Tidak, karena itu saya perlu bantuan kamu. Dan kamu harus bersedia membantu saya."
"Itu namanya pemaksaan! Dasar pria kutub." pekik nya dengan nada kesal.
tringg......tiba tiba pria itu menelpon nya, membuat Selin langsung kaget
"Halo." ucap Aksa dengan suara berat nya membuat Selin langsung terpaku mendengar nya.
Padahal tadi, gadis itu sudah begitu kesal, dan siape memaki pria itu, tapi tiba tiba terdiam saat mendengar suara nya.
"Halo Selin?"
"Heh, i-iya mas."
"Kamu harus bantuin saya. Dan saya anggap kamu setuju!"
"Kenapa tiba tiba mas, kok jadi minta bantuan ke aku sih!" pekik gadis itu dengan nada kesal nya.
"Kalau tidak kamu, saya bingung harus minta bantuan kepada siapa." pekik pria itu dengan menghembuskan nafas berat nya.
Selin terdiam kaku, tak menyangka pria itu meminta bantuan darinya. Entah apa yang akan terjadi, dia sendiri kebingungan.
"Apakah kamu mau?"; tanya Aksa dengan nada memohon.
Selin yang tadinya ingin kesal, merasa iba dengan suara pria itu yang seperti nya, benar benar membutuhkan nya.
"Baiklah, tapi boleh dijelaskan saya harus membantu apa ya mas, sebab ini terlalu tiba tiba sekali."
"Besok saya jemput kamu, dan akan saya jelaskan di luar."
"Ha jemput!"
"yaudah, saya masih ada urusan lagi, sebaiknya kamu tidur tidak baik terlalu malam." pekik nya dengan nada lembut membuat jantung Selin berdetak lebih kencang.
"Tut....
panggilan telepon tiba tiba dimatikan, membuat Selin terpaku. "Gila suara nya, ganteng banget. Tapi memang ganteng sih, aiss apaa yang kamu pikirkan Selin, dia ganteng tapi dingin!" pekik gadis itu dengan berusaha tetap waras.
"Iss, kenapa aku jadi begini sih. Tadi kan niat nya mau marahin tuh cowo, biar ga seenaknya sendiri. Tapi kenapa jadi tiba tiba ngefreez." gumam nya dalam hati berusaha tetap tenang.
"Ting!"
Pesan masuk Kembali terdengar, membuat gadis itu langsung membuka isi pesan nya.
"Jam 10 besok saya jemput." disana Aksa langsung mengirimkan pesan untuk Selin sehingga masih membuat gadis itu shock.
"Dasar menyebalkan!' pekik nya dengan nada sedikit kesal.
bagaimana bisa pria itu seenaknya saja dengan nya. apalagi tiba tiba meminta bantuan, membuat nya langsung merasa tambah kesal.
"Huft, sudahlah. Liat besok apa yang ingin dia lakukan." pekik nya dalam hati, dan harus kembali tidur sebab mata nya terasa begitu ngantuk.
****
Pagi harinya, gadis itu sudah bangun dan seperti biasa, olahraga pagi agar tetap sehat. Apalagi tadi sudah sempat sarapan bubur di langganan nya.
kebetulan ayah dimas sudah berangkat pagi pagi buta, karena ada jadwal operasi pasien.
"Bun, ayah udah berangkat ya?"
"Udah sayang, kamu gimana olahraga nya tadi. Ga ada yang ganggu kan?" tanya Buna yang masih khawatir dengan anak gadis nya itu, apalagi tadi Selin berusaha menyakinkan Buna nya, bahwa dia akan baik baik saja.
"Assalamualaikum." ucap Aksa yang tiba tiba sudah sampai di depan rumah Selin.
Buna yang sedang menyapu halaman kaget, dengan kedatangan pria tampan itu.
"Eh ada nak Aksa. Ayo masuk, ada Perlu apa ya?" tanya Buna yang masih heran dengan kehadiran pria di hadapan nya itu.
"Saya meminta izin, membawa putri Tante pergi jalan-jalan." ucap nya dengan nada yang masih tetap datar itu.
Buna yang mendengar ucapan dari Aksa, langsung kaget dan terdiam sesaat. kenapa tiba tiba mengajak putri nya pergi, apakah kedua nya Udah dekat. Dia langsung tersenyum girang, berharap cepat memiliki seorang menantu. Apalagi menantu nya seperti Aksa.
"Eh, bentar ya nak Aksa. Tante liat dulu Selin nya. bentar ya, ayo duduk duduk dulu."
"Iya Tante, terima kasih."
Dengan bergegas buna langsung masuk ke dalam kamar putri nya, melihat apakah Selin sudah siap atau belum.
tanpa dia duga, ternyata putri nya masih berpenampilan seperti gembel, yang masih acak-acakan. Buna langsung berkacak pinggang menatap putri nya itu.
"Kamu kenapa belum siap selin!'
"Astaghfirullah Buna, Selin kaget. Kenapa ga ketuk pintu dulu Bun."
"Udah dari tadi Buna ketuk pintu. Kamu aja telinga nya di Sumbat dengan handset."
"Heheh, Selin lupa."
