NovelToon NovelToon
Dikhianati Suami Dicintai Pangeran Dubai

Dikhianati Suami Dicintai Pangeran Dubai

Status: tamat
Genre:Janda / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Miliarder Timur Tengah / CEO / Tamat
Popularitas:237.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Alena Prameswari percaya bahwa cinta bisa mengubah segalanya.

Tapi setelah tiga tahun menikah dengan Arga Mahendra, ia sadar bahwa kesetiaan tak akan berarti bila hanya satu pihak yang berjuang.

Saat pengkhianatan terbongkar, Alena memilih pergi. Ia menerima proyek desain di Dubai... tempat baru, awal baru.

Tanpa disangka pertemuan profesional dengan seorang pangeran muda, Fadil Al-Rashid, membuka lembaran hidup yang tak pernah ia bayangkan.

Fadil bukan hanya pria miliarder yang memujanya dengan segala kemewahan,
tetapi juga sosok yang menghargai luka-luka kecil yang dulu diabaikan.

Namun cinta baru tak selalu mudah.
Ada jarak budaya, gengsi, dan masa lalu yang belum benar-benar selesai. Tapi kali ini, Alena tak lari. Ia berdiri untuk dirinya sendiri... dan untuk cinta yang lebih sehat.

Akankah akhirnya Alena bisa bahagia?

Kisah ini adalah journey untuk wanita yang tersakiti...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 10.

Senja di Dubai memiliki warna yang tidak pernah sama dua kali. Hari itu langit terbakar jingga muda di tepi cakrawala, berangsur keemasan lalu perlahan berbaur ungu di ujung langit. Dari balkon apartemen lantai 21, Alena menatap hamparan gedung kaca yang memantulkan cahaya seperti lautan api.

Di kejauhan, menara Burj Khalifa menjulang tenang seolah ikut menyaksikan perempuan itu menata ulang hidupnya setelah badai yang panjang.

Sudah lebih dari tiga bulan sejak langkah pertamanya di kota ini, tiga bulan sejak ia meninggalkan segalanya. Rumah, suami, dan semua luka yang terlalu dalam untuk diceritakan.

Hari-harinya kini dipenuhi dengan rutinitas sederhana. Bekerja di perusahaan desain interior, menikmati udara gurun di pagi hari.

Namun, hari itu sedikit berbeda.

Fadil mengetuk pintunya sore-sore, biasanya mereka hanya bertemu di kantor. Pria itu datang tanpa jas, hanya mengenakan kemeja putih yang digulung di lengan, celana linen krem, dan sepatu sederhana. Penampilannya tidak seperti CEO, lebih seperti pria biasa yang baru selesai menikmati sore di taman.

Alena menatapnya dengan sedikit bingung dari balik pintu.

“Tuan Fadil?” suaranya ragu.

“Maaf kalau tiba-tiba datang, aku baru selesai dari pertemuan dekat sini. Boleh aku masuk sebentar?”

Alena mengangguk, menyingkir memberi jalan. Fadil berjalan ke arah tempat duduk.

“Maaf, Tuan. Saya hanya punya teh melati, saya belum sempat belanja bahan lain.”

“Itu sudah cukup.“

Mereka duduk di ruang tamu kecil yang hangat. Tidak ada dekorasi berlebihan, hanya tanaman lidah mertua di sudut, tirai putih tipis yang menari-nari karena angin, dan aroma teh yang lembut.

Keheningan terasa menenangkan, bukan kecanggungan. Fadil memutar cangkir di tangannya, menatap cairan hangat itu seolah sedang mencari keberanian di sana.

“Aku ingin jujur,” katanya pelan.

Alena menatap pria itu, menunggu.

“Aku tidak sepenuhnya seperti yang kau kira, Alena. Aku bukan hanya pemilik perusahaan arsitektur itu, aku juga... bagian dari keluarga kerajaan Al-Qamar.”

Fadil berhenti sejenak, menatap reaksi Alena.

Alena tidak langsung bicara. Ia menatap pria di hadapannya itu, mencoba menyesuaikan informasi itu dengan sosok yang dikenalnya selama ini. Fadil selalu sederhana, ramah, selalu memuji karya karyawan, dan tak pernah meninggikan diri.

“Jadi… Anda seorang pangeran?” tanya wanita itu akhirnya, setengah tak percaya.

Fadil tersenyum bukan dengan kesombongan, tapi dengan sedikit rasa lelah di sudut matanya.

“Secara gelar, mungkin begitu. Tapi aku meninggalkan semua itu bertahun-tahun lalu. Aku lebih suka hidup sebagai diriku sendiri, bukan sebagai nama keluarga.”

“Kenapa Anda memberitahu saya?”

“Karena aku tidak ingin ada kebohongan di antara kita, bahkan hal kecil sekalipun. Aku menghormati setiap kejujuranmu, dan aku... ingin kau tahu siapa aku sebenarnya.”

Alena masih kebingungan, kenapa Fadil memberitahunya. “Saya… tidak tahu harus bilang apa.“

“Tak perlu bilang apa-apa, aku tidak ingin kau bersikap berbeda setelah tahu ini. Aku tetap orang yang sama, aku tetap pecinta kopi.“

Itu membuat Alena tertawa kecil.

“Jadi pangeran juga bisa ketergantungan kopi?”

“Percayalah... bahkan di istana, orang-orang masih manusia biasa. Mereka hanya punya pakaian lebih mahal dan lebih mewah.”

Keheningan kembali hadir, tapi kini lebih hangat.

Angin sore berhembus melalui jendela balkon, membawa aroma pasir dan gaharu dari kejauhan. Alena memandangi wajah Fadil, caranya bicara. Cara pria itu menunduk ketika berpikir, dan ketenangan yang selalu memancar darinya.

“Saya tak pernah menyangka, bahwa seseorang yang punya segalanya seperti Anda bisa begitu… rendah hati.”

Fadil menatap Alena dengan mata yang teduh. “Kau tahu kenapa aku begitu, Alena? Karena... aku belajar dari kehilangan. Kekuasaan bisa mengajarimu banyak hal, tapi kehilangan mengajarkanmu segalanya.”

Kata-katanya membuat hati Alena menghangat, ada kesamaan yang tak perlu dijelaskan di antara mereka. Dua orang yang sama-sama pernah kehilangan sesuatu yang berharga, entah itu cinta, kepercayaan, atau ketenangan.

“Dan kau?” tanya Fadil setelah beberapa saat. “Apa yang paling kau pelajari dari kehilanganmu?”

Alena menatap ke luar jendela, di mana matahari hampir sepenuhnya tenggelam. “Bahwa tidak semua perpisahan adalah akhir. Kadang, itu cuma cara kehidupan... memintamu untuk memulainya lagi dari awal.”

Mereka terdiam lagi, tapi hening itu terasa seperti percakapan panjang tanpa kata. Lalu Fadil berdiri, berjalan mendekat ke balkon.

“Kau tahu, Alena,” katanya sambil menatap langit, “Tuhan punya cara unik mempertemukan dua orang. Bukan untuk saling menggantikan, tapi untuk saling menyembuhkan.”

Kata-kata Fadil membuat dada Alena bergetar, ia merasa ada sesuatu yang bergeser di dalam dirinya. Sesuatu yang lama tertidur, kini mulai hidup lagi.

Ketika Fadil berpamitan ia menunduk sedikit, dengan sikap sopan khas pria Timur Tengah.

“Terima kasih untuk teh-nya, dan... untuk waktunya.”

Alena mengangguk, senyumnya lembut. “Kapan pun Anda ingin datang, saya akan siapkan teh melati lagi.”

“Lain kali… biar aku yang bawakan teh Arab untukmu. Dan Alena… kalau kita hanya berdua, jangan terlalu formal padaku. Aku tak ingin ada jarak diantara kita.“ Ucap pria itu pelan namun penuh makna, tatapannya menembus lembut ke arah wanita itu.

Alena tersentak pelan, dia menebak-nebak maksud dari perkataan Fadil.

Pintu apartemen tertutup perlahan, meninggalkan kehangatan diantara keduanya yang belum sepenuhnya hilang.

Alena lalu duduk di sofa, menatap dua cangkir yang masih hangat di meja. Satu sudah kosong, satu masih setengah. Lalu, Ia tersenyum tanpa sadar.

Untuk waktu yang lama, kini dadanya terasa ringan. Bukan karena cinta yang menggebu-gebu, tapi karena kehadiran seseorang yang menenangkan. Tanpa tuntutan, tanpa janji-janji. Hanya ada rasa yang tumbuh dengan perlahan, dan nyata.

Dan mungkin... di bawah langit Dubai yang keemasan, hidupnya benar-benar mulai berjalan ke arah yang baru.

*

*

*

Gaesss... romantisan dulu 🙈 Tapi btw, ini emang tema romantis ya🤭

1
Lia Afriani
perebutan kekuasaan sudah bukan hal baru, itu bahkan termasuk budaya turun temurun
Lia Afriani
trs apa yang km takutin Dil
Lia Afriani
ya Alloh adaaa aja jlnx orng jahat mo jhatin org
Lia Afriani
suka kata2x 😍
Lia Afriani
nah kata3 ini pernah sy dengar
Lia Afriani
dari kata2 yg dh diungkapin mereka benar2 menenangkan
Lia Afriani
Fadil so sweet
Yulinar Yulinar
ini pasti anak buah si layla biang kerok yg sok cantik,
Yulinar Yulinar
itu pasti kerjaan nenek lampir dang pelakor leendaris yg gatalnya minta ampunn
Yulinar Yulinar
aku suka jawaban yg diberikan disidang kerajaan yg mengutamakan tentang masalah kaum ibu.
Yulinar Yulinar
karena keserakahan pangeran azis, khalid rela meminta maaf atas kesalahan yg doperbuat oleh ayahnya sama fadil.
Yulinar Yulinar
pede sekali layla jemput ammar, emang enak dipermalukan sm putri yumna dan ammar
Yulinar Yulinar
dlm suatu hubungan lebih baik dimulai dengan saling jujur.
Yulinar Yulinar
tahta, harta dan kedudukan bisa membuat ambisi orang yg serakah saling membunuh.
Nur Ila
ceritanya bagus unik tp syng autharnya blm update lanjutannya digantung ceritanya pdhl udh greget penasaran
Yulinar Yulinar
dasar laki2 nggak malu, muka tembok iingin kembali lg sama alena, muak aku liatnya.
Yulinar Yulinar
saling memperebutka kekuasaan makanyaterjadilah pembunuhan berencana.
Yulinar Yulinar
dua2nya pelakor yg nggak ada aklak sama busuknya, nadin yg bodoh diperala sm layla tuk menyabotase kineja alena dlam bidang interior ruang
Yulinar Yulinar
semoga alena slmt sampai ke indonesiadan bisa menjenguk ibunya yeng sakit sambil membicarakan rencana lamran dr fadil pd keluaganya.
Yulinar Yulinar
seneng aku bacanya, lanjut thiur.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!