NovelToon NovelToon
Mas Kapten, Ayo Bercerai!

Mas Kapten, Ayo Bercerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:84k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Lima tahun lalu, malam hujan hampir merenggut nyawa Kapten Shaka Wirantara.
Seorang wanita misterius berhelm hitam menyelamatkannya, lalu menghilang tanpa jejak. Sejak malam itu, Shaka tak pernah berhenti mencari sosok tanpa nama yang ia sebut penjaga takdirnya.

Sebulan kemudian, Shaka dijodohkan dengan Amara, wanita yang ternyata adalah penyelamatnya malam itu. Namun Amara menyembunyikan identitasnya, tak ingin Shaka menikah karena rasa balas budi.
Lima tahun pernikahan mereka berjalan dingin dan penuh jarak.

Ketika cinta mulai tumbuh perlahan, kehadiran Karina, gadis adopsi keluarga wirantara, yang mirip dengan sosok penyelamat di masa lalu, kembali mengguncang perasaan Shaka.
Dan Amara pun sadar, cinta yang dipertahankannya mungkin tak pernah benar-benar ada.

“Mas Kapten,” ucap Amara pelan.
“Ayo kita bercerai.”

Akankah, Shaka dan Amara bercerai? atau Shaka memilih Amara untuk mempertahankan pernikahannya, di mana cinta mungkin mulai tumbuh.

Yuk, simak kisah ini di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Cucu kami masih hidup?

Ruang tunggu rumah sakit terasa tenang tapi tegang.

Lampu putih di langit-langit memantulkan bayangan samar di wajah Amara yang duduk di kursi panjang, tangan lembutnya menggenggam jari kecil milik Azril. Bocah itu bersandar di bahunya, sesekali menatap pintu ruang perawatan dengan wajah penuh cemas.

Zico datang beberapa menit kemudian. Langkahnya tenang tapi sorot matanya tajam, membawa aura kepercayaan diri seperti biasanya. Ia berhenti di depan Amara dan menunduk sedikit.

“Semuanya sudah dibereskan, Nona Amara.” Katanya pelan.

“Arif dan istrinya sudah saya serahkan ke pihak berwenang. Mereka akan mendapat hukuman atas tindakannya. Anak mereka sudah diurus oleh keluarga pihak istri.”

Amara mengangguk tanpa suara. Napasnya perlahan keluar, seperti menahan banyak beban yang tiba-tiba runtuh sekaligus.

“Terima kasih, Zico,” ucapnya lirih.

“Kamu selalu datang di saat yang tepat.”

Zico hanya tersenyum tipis. “Tugas saya menjaga kalian, Nona.”

Keheningan sempat turun sesaat sebelum suara kecil memecahnya.

“Ma…”

Azril menatap ibunya, wajah polosnya dipenuhi rasa bersalah.

“Maafin Azril, ya. Gara-gara Azril, Mama jadi berantem sama orang. Terus Om itu … Om itu jadi terluka.”

Amara menatap putranya lama. Mata lembut itu memantulkan bayangan kecil dari masa lalu, masa ketika ia sendiri sering dituduh, disalahkan atas hal yang tidak pernah ia lakukan. Luka lama itu bergetar di dasar hatinya, tapi kini ia tahu harus berhenti di dirinya. Ia berlutut di hadapan Azril, memegang pipi kecil itu dengan kedua tangannya.

“Dengar, Sayang,” ucap Amara lembut tapi tegas.

“Itu bukan salah Azril. Kamu sudah minta maaf, kan? Itu yang paling penting.”

Azril mengangguk pelan, mata mungilnya mulai berkaca-kaca.

“Iya, Ma … tapi Om itu berdarah…”

Amara menggeleng pelan, menenangkan.

“Om itu orang yang kuat, Nak. Dia akan baik-baik saja.”

Anak itu memeluk ibunya erat. Amara memejamkan mata, membalas pelukan itu sambil menahan gejolak di dadanya perasaan asing yang muncul tiap kali nama 'Om' itu terlintas di benaknya.

Zico berdiri tidak jauh dari mereka, menatap pemandangan itu dalam diam. Ia tahu betul siapa 'Om' yang dimaksud Azril. Dan ia tahu, cepat atau lambat, Shaka Wirantara akan kembali berdiri bukan hanya di depan mereka, tapi juga di antara kedamaian yang telah Amara bangun selama enam tahun ini.

Pintu ruang perawatan terbuka perlahan. Seorang dokter keluar dengan wajah serius, diikuti dua perawat yang masih sibuk mencatat sesuatu. Amara langsung berdiri, menatap penuh cemas.

“Bagaimana kondisinya, Dok?” tanyanya cepat.

Dokter menghela napas sebelum menjawab,

“Syukurlah tidak ada luka fatal. Namun, ada benturan cukup keras di kepala dan beberapa jahitan di pelipis akibat pecahan benda tumpul. Untuk sementara, pasien butuh istirahat total sampai kondisinya stabil.”

Amara mengangguk pelan, jari-jarinya menggenggam tas kecil di tangannya. Rasa lega dan bersalah bercampur menjadi satu.

Sementara itu, Zico hanya menatap dokter itu dengan tatapan tegas seolah memastikan bahwa keamanan di sekitar ruangan benar-benar dijaga. Namun, ketenangan itu seketika pecah ketika langkah tergesa-gesa terdengar dari ujung koridor.

Tuan Wirantara dan Nyonya Merlin tiba bersama dua pengawal keluarga. Wajah mereka cemas, namun masih membawa wibawa khas keluarga besar itu.

"Amara," bisik keduanya bersama.

“Bagaimana keadaan Shaka?” tanya Tuan Wirantara dengan suara berat, napasnya sedikit tersengal.

“Dia akan pulih, Pak,” jawab dokter sopan. “Hanya perlu waktu.”

Sebelum siapa pun sempat menenangkan suasana, suara langkah lain terdengar lebih cepat, lebih nyaring, dan membawa aroma parfum mahal yang menusuk.

Karina datang, gaunnya elegan, wajahnya menegang, dan begitu melihat Amara berdiri di sisi Zico, amarah langsung menyala di matanya. Tanpa berkata sepatah pun, tamparan keras mendarat di pipi Amara.

Suara itu menggema di lorong yang hening.

“Kamu puas sekarang?! Kamu bikin Mas Shaka terluka! Selalu saja kehadiran kamu membawa sial buat dia!”

Beberapa perawat spontan menoleh, suasana menegang. Namun Amara hanya memegang pipinya yang memerah, bibirnya melengkung sinis tanpa sepatah kata. Tatapannya dingin dan tajam, tapi tidak marah.

“Kau masih seperti dulu,” ucap Amara lirih, tapi jelas terdengar.

“Selalu menyalakan orang lain untuk menutupi kesalahanmu sendiri.”

Zico yang sejak tadi menahan diri, akhirnya melangkah maju dan mencengkram lengan Karina kuat.

“Mulutmu sebaiknya dijaga, Nona Karina,” suaranya rendah dan mengancam.

“Kalau bukan karena kondisi Kapten Shaka, aku pastikan kamu sudah menyesal menodai nama keluarga Marvionne di tempat umum.”

Karina terperanjat, tapi berusaha melepaskan diri.

“Lepaskan! Aku hanya...”

“Cukup!” suara berat Tuan Wirantara memotong tajam.

“Kau bukan siapa-siapa dalam keluarga kami lagi. Jangan ikut campur dalam urusan ini.”

Karina menatap Tuan Wirantara tak percaya.

“Tapi, Ayah … aku hanya ingin...”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Merlin menatap tajam dengan air mata yang ditahan.

“Kau dengar apa kata ayah, Karina? Kau bukan bagian dari keluarga kami lagi. Untuk apa datang ke sini?”

Nada suaranya penuh kekecewaan, bukan amarah. Karina menelan ludah, matanya memerah. Ia memegang lengan Merlin, mencoba mencari empati terakhir yang mungkin tersisa.

“Ibu, aku cuma … aku cuma ingin menjenguk Mas Shaka, aku khawatir.”

Merlin menarik tangannya perlahan, menatapnya datar.

“Khawatirmu sudah tak berarti apa-apa.”

Keheningan kembali jatuh. Amara hanya berdiri memandangi mereka, tanpa sepatah kata. Sementara Zico berdiri di sisinya, tatapan matanya tajam ke arah Karina yang kini mulai gemetar oleh tekanan suasana.

Karina berdiri tegak, matanya menyala dengan amarah yang belum padam.

“Aku tidak akan pergi sebelum melihat Mas Shaka!” katanya keras, nadanya penuh penekanan. “Selama ini Mas Shaka selalu membiarkanku berada di sisinya. Aku punya hak untuk...”

“Hak?” potong Tuan Wirantara dingin, suaranya membuat udara seolah berhenti bergetar. “Kalau anakku itu tidak sebodoh sekarang, kau tidak akan pernah punya ruang di hidupnya, Karina.”

Karina tertegun, bibirnya sedikit bergetar, tapi egonya menolak untuk mundur. Ia melangkah maju, menatap tajam ke arah Amara.

“Jadi ini sebabnya kau muncul lagi setelah enam tahun? Mau merebut semuanya yang sudah aku perjuangkan? Kau pikir semua orang akan menyambutmu begitu saja setelah kau kabur dulu, Amara?”

Amara menatap Karina tanpa ekspresi. Tapi saat bibir Karina terus mengeluarkan kata-kata menyakitkan, tatapan itu berubah menjadi tajam dan menusuk.

“Cukup.” Satu langkah maju, lalu,

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Karina, membuat wanita itu terpaku.

“Kalau bukan karena kamu,” ucap Amara pelan namun jelas, “mungkin aku masih berada di keluarga Wirantara. Tapi kamu … kamu yang membuat semua orang menilainya salah. Kamu yang menanamkan racun itu, Karina.”

Karina terdiam, tangannya menyentuh pipinya yang memerah. “Kau berani menamparku...”

Amara menatap lurus ke matanya. “Kali ini aku tidak akan diam. Kamu sudah cukup merusak hidupku sekali. Aku tidak akan biarkan kamu menghancurkan apa yang sudah dibangun oleh Kapten Shaka.”

Karina menghentakkan kakinya dengan kesal, wajahnya memerah karena malu dan marah. Zico yang sejak tadi berdiri di belakang Amara, akhirnya maju satu langkah.

“Pergilah, Nona Karina,” ujarnya datar namun tajam.

Karina mendengus. “Kau pikir bisa mengusirku begitu saja?”

Zico menatapnya dingin. “Kalau aku sampai kehilangan kesabaran, aku pastikan kamu menyesal datang ke sini.”

Tatapan itu cukup membuat Karina terdiam. Dengan rahang mengeras, ia akhirnya berbalik dan melangkah pergi, diiringi tatapan dingin dari semua orang di ruang tunggu itu. Begitu suasana sedikit tenang, Merlin melangkah mendekati Amara dengan tatapan lembut bercampur rasa bersalah.

“Amara … aku minta maaf atas semua ini. Seandainya aku tahu...”

Namun, kalimatnya terhenti ketika suara kecil terdengar di belakang Amara.

“Mama!”

Semua kepala serempak menoleh. Azril berdiri di ambang pintu ruang tunggu, menatap Amara dengan wajah cemas.

“Azril…” gumam Amara, mendekat untuk memeluknya.

Tapi Merlin dan Tuan Wirantara terpaku di tempat pandangan mereka jatuh pada bocah itu. Tatapan mata, bentuk wajah semuanya begitu mirip dengan Shaka saat kecil.

“M-Mas,” bisik Merlin nyaris tak terdengar, “anak itu…?”

Tuan Wirantara menatap lekat ke arah bocah kecil itu, suaranya pelan namun berat.

“Jadi … cucu kami masih hidup.”

1
Dianra Malakut
klo aku lebih suka Amara cari pendamping lain ga ush balikan sm mantan, mantan itu masa lalu. Amara hrs hidup tuk masa depan. klo kesalahan shaka krn ada kesalah pahaman, sma2 d jebak hingga hubungan terpisah wajar klo mau balikan lagi tp faktanya dlm cerita ini shaka laki2 yg ga tegas, sdh mngabaikan bertahun2, gmpang d tipu org, lebih percaya sm org lain drpda istrinya sndri tnpa mncari tau kebenarannya ngpain d harapkan. mski shaka sdh menyesal & brubah mnjdi lebih baik atau sekali pun dia berubah jd Superman pun amara ga hrs balikan lg, tuk berdamai sih aku ist's ok krn ada anak d antara mereka tp tuk balikan aku kurang setuju. maaf Thor tu pendapat ku saja, selebihnya kak Thor yg tau...
Nurul Hilmi
seru, ikut terbawa dengan suasana thor🤭...
jangan kasih cepat kesempatan Amara. biarin shaka berjuang lebih keras lagi. jangan cepat goyah yee Amara.
biar ga dipermainkan lagi.
lanjut thor
Aisyah Alfatih: 🙊🙊🙊lama kali nggak nanti kak
total 1 replies
Mundri Astuti
minta kesempatan tapi nenek lampir masih gentayangan gimana konsepnya
Naufal Affiq
lanjut thor
𝕙𝕚𝕜
lanjutkan thorrrr💪💪💪💪
Noveni Lawasti Munte
ahhh Amara kecintaan kirain udah move on🙄🙄 bisa hidup berdampingan dengan damai
siti maesaroh
shaka km tuh ngasih nya bukti bukan pke bunga" kek gitu amara dah bosen dg rayuanmu sprti itu, yg dia butuh kn itu perhatian yg tulus dan kasih syg yg tiada terbagi sm prempuan lain .dasar 00n km shaka🤭
Esther Lestari
Amara menguji seberapa besar tekad dan cinta Shaka kepadanya
Fera Susanti
asal jgn ada c Karin lagi..aman
Ma Em
Shaka cemburu melihat Amara dipeluk Arya , dulu saja Amara diacuhkan dan tdk dianggap sekarang baru menyesal setelah Amara sdh tdk peduli lagi dgn cintanya pada Shaka .
Nanik Arifin
dr kebijakan Marvionne yg membuka jalur internasional untuk Wirantara Air, harusnya Shaka peka klo jarak dg Amara tak sejauh yg ia pikirkan. Amara hanya menjaga jarak agar tak terluka lagi. klo kau bisa buktikan Amara takkan tersakiti lagi, Amara pasti kembali pdmu Shaka. Amara g butuh uang, jabatan bahkan keamanan, Krn dia sudah memilikinya. Dia hanya butuh perlindungan dr orang yg ia cintai
siti maesaroh: shaka apa prnh peka kk model tak tik kyak gitu,,, modelan shaka ini apa" harus nyta didepan mtanya dia heran.aku .
total 1 replies
*^Ciput Cantik^*
Aroma2nya akan kembali jd suami istri lagi ini
𝕙𝕚𝕜
lanjutkan thorrrr💪💪💪💪
siti maesaroh
panas ya km shaka, trus dulu amara jg ngerasain kyak gini ketika km sllu bela sikunti, gimana pnas g panaslah pastinya
Esther Lestari
Sama2 ego tinggi....
siti maesaroh
yg antara suami dn.ipar , yg Lin yi aku suka kk thor 🤗🤗🤗brondong manis tuh🤭
siti maesaroh: eehh samaan dong🤭🤗
total 4 replies
siti maesaroh
pisah segitu lamanya to blum cerai ntar klo balikkan apa harus ijab lg g kk thor,,apa lg amara dh kasih surat pisah ke shaka
siti maesaroh: oo, kirain blm pasalnya shaka ttp nguber" tu amara🤭
total 2 replies
Muchamad Ridho
ko kyk lambat bngt..udh 6thn berlalu Karin msh biasa aja Thor..orng tua Shaka SM Shaka cm ngediemin doang..ko jadi males baca Thor..🙏🙏🙏😞😞😞
aku
boleh gk sih amara biar happy dlu sm arya. lagian pada gk tegas sm karin yg msh bs kliaran d sekitar. depresot lama2 amaranya 😭😭
Fera Susanti
up lagi..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!