Transmigrasi Menjadi Figuran Posesif Para Raja

Zamora tertidur pulas. Setelah hukuman draco sang tunangan. Draco mengelus pipi zamora. Draco memandang wajah zamora yang tertidur pulas. wajah cantik yang imut dan mata yang terlihat menantangnya saat terjaga, kini bertransformasi menjadi kanvas ketenangan. Napasnya teratur, terdengar seperti irama paling menenangkan. Wajahnya terlihat sangat cantik tanpa polesan apapun, kecantikannya terlihat begitu nyata di mata draco.

Draco mengecup bibir zamora lembut. "Setelah ini aku akan bertindak, tetapi jika kau minta sayang, tanpa permintaan darimu, aku tidak akan pernah turun tangan membantu mereka semua." Gumamnya dengan nada menusuk.

Draco bangkit dari kasurnya membiarkan zamora tertidur lelap. Draco mengambil laptopnya dan duduk di pojok ruangan di sofa empuknya. Dia menatap laptopnya senyuman seringai kejam terlihat di sudut bibirnya. "Raja Arsen dan Kinsey kembali ke negaranya. Aku hanya ingin memberikan mereka pelajaran. Karena telah menyentuh kekasih ku tanpa izin begitu juga kamu Gabriel dan kaiser. "Gumamnya dengan mata tajam penuh rencana.

Krek... Pintu terbuka. "Maaf tuan muda, raja gabriel sedang dalam perjalanan ke mansion ini." Ucap Arion dengan nada tegas.

"Hmm, biarkan dia datang." Jawabnya dengan nada santai.

"Tuan muda, apa aku harus memberikan pelajaran kepada margaretha dan senna?" Tanya Arion menatap draco lekat.

"Tidak perlu, aku yang akan menemui mereka, besok." Jawabnya dengan nada dingin.

"Lalu, bagaimana dengan negaraku, Arion? Aku belum sempat mengecek negara ku. Aku akan membawa kekasih ku kesana tiga hari lagi. Aku akan menikahinya di negara ku." Jawabnya dingin dan datar penuh rencana.

"Istana dan negara anda semua baik-baik saja. Jendral dan Devon sahabat anda menghandle semuanya dengan baik." Jawab arion menjelaskan.

"Bagus, sudah kuduga mereka memang bisa di andalkan."

***

Sedangkan raja kaiser sedang pergi menuju mansion draco. Tatapannya tajam dan auranya sangat dingin. Erick yang merasakan aura raja kaiser bergidik ngeri.

"Mudah-mudahan tidak akan terjadi apa-apa nantinya, aku juga penasaran dengan tuan muda alaska yang setara dengan raja gabriel. Aku ingin sekali melihat wajahnya. Aku penasaran." Batin Erick.

***

Sedangkan di negara A, raja arsen sedang mengurus perusahaannya yang mengalami krisis akibat ulah seseorang. Raja Arsen dengan santai memaksimalkan perusahaannya kembali.

"Sepertinya, orang ini sangat ahli dalam mencuri data-data. Pekerjaannya sangat rapi." Gumamnya menatap laptopnya dengan wajah serius dan dingin.

***

Sedang di negara C. Raja Kinsey dengan keseriusan, memulihkan beberapa perusahaan yang telah mengalami krisis. Dia dengan lihai menggunakan laptopnya untuk memulihkan data perusahaan miliknya, yang terkena krisis akibat ulah seseorang.

"Aku tahu, orang ini sengaja untuk membuat aku balik ke negaraku. Agar aku, Kaiser dan gabriel tidak mengusik kebersamaan dia dengan kekasih ku. Tetapi itu salah. Karena aku akan tetap kesana. Mencegah kamu berlama-lama dengan kekasih kami juga." Ucapnya dengan sorot mata tajamnya.

***

Raja kaiser tiba di mansion yang sangat besar. Dia dan erick keluar dari dalam mobil. Tiga orang pelayan wanita menyambut kedatangan mereka dan menunjukkan jalan untuk menemui tuannya.

Raja kaiser melangkah dengan tatapan dinginnya. Dia berjalan dengan ketegasannya dan tanpa rasa takut. Sampai akhirnya, dia tiba di sebuah ruang tamu dan sudah di tunggu seorang pria menggunakan topeng kacamatanya.

Aura mereka hampir sama. Sama-sama dingin dan membekukan. Tetapi aura dari pria bertopeng lebih terlihat berbeda.

Mereka berdua saling tatap satu sama lain. Tatapan yang menyiratkan pertarungan. Erick merasakan ketegangan yang terjadi. Erick merasakan ciut berada diantara keduanya. Mereka seakan diselimuti aura sedingin baja, tatapan tajam keduanya bagaikan es Artik yang membekukan. Membuat tulang-tulang erick bergetar seolah di terpa badai salju.

"Duduklah." Sambutnya dengan nada datar dan dingin, seperti gesekan kristal es. Jika berada di dekatnya seolah-olah berada di pucuk gunung bersalju tanpa pakaian hangat dan terisolasi.

Raja kaiser dengan aura dinginnya, duduk begitu juga erick. Erick masih merasakan ketegangan yang terjadi antara keduanya.

Raja kaiser duduk menatap lekat dan tajam draco. "Di mana kekasih ku?" Tanyanya dengan nada sangat dingin membekukan.

Draco tersenyum menyeringai, senyumannya terasa dingin bagaikan es. Senyuman menyimpan arti tersembunyi. "Hmm, kekasih mu raja kaiser, mungkin kamu salah. Dia adalah kekasih ku sekaligus tunangan ku secara resmi.." Jawabnya dingin menggetarkan dan membekukan.

Raja kaiser menatap santai, tetapi menusuk." Tatapi, dia kekasih kami juga, bukan hanya milikmu." Jawaban tegas.

Bola mata draco sedikit bergeser. Mengamati dari balik topeng keramahan yang seakan palsu. "Milik kalian, hmm. Bukankah tunangan mu senna mahendra." Ucapnya dengan nada mengejek.

Raja kaiser menatap draco dalam. Entah kenapa ada rasa familiar dengan suaranya. Dan juga merasa sesuatu yang dekat dan rindu melihat pria di hadapannya. Tetapi dia menepis semua. Karena itu sesuatu yang mustahil pikiran raja kaiser.

"Kamu tahu, Senna adalah zamora dan zamora adalah senna." Jawabnya dingin mulai muncul kemarahan yang tersembunyi.

Draco menatap raja kaiser santai, namun masih membekukan. "Kalian telat menyadarinya." Jawabnya sangat tajam.

Deg..

"Sebenarnya apa maumu, Alaska? Jika ingin membalas dendam dengan ku atau gabriel silahkan, lakukan kepada kami, jangan kepada kekasih kami. Tetapi sebelum itu, aku ingin tahu kesalahan ku apa?" Tanyanya dengan nada tersirat penasarannya.

Draco tersenyum dingin. "Kamu tidak pernah berubah kaiser, jika tidak ada gabriel kamu bisa hancur. Hancur karena tidak pernah mencari tahu semuanya. Bisa di artikan kamu terlalu bodoh." Ucapnya dengan nada sangat sinis dan dingin.

Raja kaiser marah dia bangkit dari duduknya. Mata mereka saling tatap. Erick sudah sigap untuk melarai mereka berdua.

***

Zamora terbangun dari tidurnya. Dia memandang sekitar kamar. Dia menatap dirinya yang naked. "Benar-benar si draco sangat buas, melebihi raja gabriel. Terlihat tidak ada capek-capeknya. Malah terlihat sangat menikmatinya. " Gumam zamora geleng-geleng kepala. mengingat momen hukuman draco yang berkali-kali di lakukan nya.

Zamora berusaha mengingat draco.

Deg..

Zamora berpikir dan teringat. Draco memiliki dendam dengan raja kaiser karena kesalahan raja kaiser. Hingga hidup draco terkucilkan. Seharusnya draco pewaris pertama yang di tuju mendiang ayahnya. Tetapi raja kaiser terhasut dan mengambil alih kekuasaan draco. Hingga draco di kabarkan tewas jatuh ke jurang karena frustasi.

zamora langsung bangkit dari kasurnya dia langsung menuju ruang walk-in closet dan terlihat pakaian pria dan wanita yang banyak. Zamora memakai kemeja putih milik draco. Karena jika memakai gaun, tanda merahnya banyak sekali terlihat.

Zamora akan keluar tetapi tidak bisa pintunya terkunci. Zamora tersenyum menyeringai. Dia mencari klip yang ditempel di pakaiannya. Dia mengambilnya dan mencoba membobol pintunya dengan klip tersebut.

Klik.. Krek.. Akhirnya pintu berhasil di buka.

"Aku harus berbicara dengan draco." Gumam zamora. Dia berjalan mencari draco. Hingga dia mendengar suara pertarungan di luar mansion.

Zamora melihat draco dan gabriel saling bertarung. Tetapi terlihat kekuatan raja gabriel kalah dengan draco yang terlihat terlatih. Raja kaiser sudah menjadi raja gabriel. Mereka sama-sama memegang sebuah pistol. Hingga mereka berdua berada di posisi, raja gabriel di todong keningnya menggunakan pistol oleh draco.

"Hentikan." Teriak zamora lantang.

Mereka berdua menatap zamora lekat. Mata mereka terbelalak melihat zamora berpakaian seksi seperti itu. Terlihat paha mulusnya. Draco langsung membuka jasnya dan mendekati zamora dengan tatapan tajam menusuk. Begitu juga hal yang sama di lakukan raja gabriel walau agak terlambat sedikit.

Draco langsung memakaikan jasnya di pinggang zamora. "Kenapa keluar?" Tanya draco dengan tatapan tajam.

Raja gabriel mendekati zamora. "Sayang, pakai ini juga." Raja gabriel melilitkan jasnya di depan.

Zamora menghela napas panjang. Dia menyilangkan tangannya di dadanya. "Kalian kenapa bertengkar, kalian sebenarnya tahu, ada musuh yang ingin membuat kalian terpecah belah." Ucap zamora menatap dalam mereka berdua.

"Kalian bersaudara, Hidup hanya sekali. Lebih baik kalian saling memberi dukungan dan menyayangi, bukan seperti ini. Aku tahu kemarahan mu hubby draco. Tetapi dia adikmu dan aku tahu di lubuk hatimu kamu menyayanginya." Ucap zamora menatap intens draco.

Deg..

"Kak draco." Ucap Gabriel lirih.

Draco menghela napas kasar, dia membuka topengnya.

Deg..

Raja gabriel terkejut. "Kak draco" Ucapnya ingin memeluk draco.

Tetapi draco menahannya dengan pistolnya menodongkan di keningnya. "Menjauh lah dari ku gabriel, jika tidak ingin mati." Ucapnya dingin dan datar.

Raja gabriel menatap draco dengan perasaan campur aduk. "Kak, kaiser sangat menyayangi, mendengar kematianmu. Dia sangat terpuruk, hingga berpikir ingin menyusul mu mati. Dia pernah dalam masa terpuruk atas berita kepergian mu kak." Ucap gabriel dengan mata penuh kejujuran.

Draco menatap dingin raja gabriel. "Kesalahan kaiser begitu dalam, aku belum bisa memaafkannya. Gabriel pergilah. " Usir draco.

Gabriel menatap zamora. " Sayang, aku pergi dulu. Aku percaya kak draco akan menjagamu." Ucapnya mengecup bibir dan kening zamora. lalu pergi dengan erick.

Raja Gabriel akan memberikan waktu kepada draco. Raja Gabriel ingin raja kaiser meminta maaf kepada draco. Karena walau bagaimanapun raja kaiser pernah salah.

Zamora menatap draco intens. Draco menatap zamora. Mereka saling tatap. Hingga akhirnya draco mendekati zamora dan mengangkatnya ala bridal style. "Draco. Turunkan aku." Ucapnya dengan suara menantang.

"Hmm, lupa aku suruh panggil apa sayang? Aku akan melepaskan kamu, setelah kita sampai di atas kasur. Dan aku juga akan melepaskan pakaianmu juga, tenang saja." Jawabnya dengan seringai tajam dan mengancam.

"Sialan! Aku tidak mau. Turunkan aku." Ucapnya tegas.

"Kita olahraga sayang, hukuman mu lupa memanggil apa, hmm?" Ucapnya dengan nada santai.

"Aku tidak mau hubby." Jawabnya ngegas.

"Tetapi tubuhmu merespon, sangat suka sayang." Jawabnya dengan nada menggoda.

Zamora menatap draco. Draco tidak marah dengan dirinya dan raja gabriel. tetapi untuk marah dengan raja kaiser wajar menurut zamora. Dia melihat sifat dewasa draco dan sejujurnya merasa nyaman.

Draco membawa zamora ke kamarnya dan menurunkannya di kasurnya. Draco mengukung tubuh zamora. "Satu hukuman, karena tidak memanggilku hubby. Dua hukuman, karena keluar dengan pakaian seksi seperti ini. Dan tiga hukuman, karena kamu menggodaku sayang. jadi, kita akan lakukan enam ronde hukuman mu sayang, Setelah itu, kita makan. " Sarkasnya penuh rencana mutlak.

Deg..

Zamora bergidik ngeri tetapi dia tahu dia tidak bisa lari dari draco. Dan ucapan draco tidak main-main. " Aduh, tubuh ku bisa remuk ini. kenapa tubuh ku merespon seperti ini sih? memalukan. Zamora jika aku bertemu kamu, habis kamu zamora Calvin aku tumbuk kamu." Batinnya kesal.

***

Teman-teman terimakasih banyak ya atas dukungan kalian yang like dan memberi dukungan lainnya kepada ku. Love you sekebon untuk kalian semua😘😘😘