YUWEN anak yang terlahir tanpa bakat, dan siapa sangka dia menemui pedang yang tak bertuan dan di situlah dia mendapatkan kekuatan, ikuti kisah nya YUWEN. selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Walau dalam peperangan itu, puluhan orang telah tewas. Namun, peperangan itu masih di menang kan oleh sekte naga neraka.
Sebalik nya, dari pihak musuh. Mereka kembali hanya membawa anggota sisa sebanyak ratusan orang saja. Melihat kegagalan dari pihak nya. Patriak sekte kapak merah benar-benar menjadi geram.
"Mau tidak mau! Sekarang kita harus bicara, dan minta bantuan pada sekutu kita! Baru kali ini sekte kita di permalukan seperti ini! Kita harus menyerang mereka dengan kekuatan penuh!". Ujar patriak sekte kapak merah dengan suara yang bergetar menahan amarah.
"Sekarang, apa kita harus berangkat ke sekte pedang darah, untuk meminta bantuan". Ungkap salah satu tetua kapak merah.
"Tentu saja! Karena kita tahu. Sekte aliran hitam seperti sekte naga neraka. Mereka itu memiliki kekuatan yang di sembunyikan. Kalau mereka tidak memiliki kekuatan besar, mana mungkin mereka sampai berani menaklukan sekte-sekte besar yang ada di dataran Utara". Ujar patriak sekte kapak merah menjelaskan.
Beberapa hari kemudian, patriak sekte kapak merah di dampingi beberapa tetua, langsung berangkat ke sekte pedang darah untuk meminta bantuan kepada mereka.
Sesampai nya di sekte pedang darah, mereka di sambut hangat oleh pihak sekutu nya itu. Kemudian patriak sekte kapak merah menceritakan segala sesuatu nya tentang yang terjadi dengan sekte naga neraka.
Mendengar sekte kapak merah sedang berseteru dengan sekte naga neraka, patriak sekte pedang darah jadi mengernyitkan dahi sambari berkata.
"Kenapa kalian harus ber urusan dengan sekte mereka!". Ujar patriak sekte pedang darah.
"Tapi, ini sudah terlanjur terjadi.Seandainya kalian tidak menyerang merekapun, sudah pasti mereka yang akan datang untuk menghabisi kalian."Ujar patriak sekte pedang darah, berkata dengan raut wajah seperti sedang kebingungan untuk mengambil sikap.
"Jadi! Sekte pedang darah tidak akan ikut andil dalam masalah ini ?!". Gumam patriak kapak merah bertanya.
Sebelum menjawab, patriak sekte pedang darah merenung sejenak.
"Baiklah! Rencana kalian bagai mana sekarang ?!". Ucap patriak sekte pedang darah.
"Rencana kami, seminggu lagi kami akan menyerang mereka dengan kekuatan penuh yang kami miliki. Tidak peduli sekuat dan sekejam apa sekte naga neraka itu. Tapi kami harus membalas kan dendam semua anggota kami yang telah tewas!". Ujar patriak sekte kapak merah dengan wajah penuh emosi.
"Ngomong-ngomong, anggota kalian seberapa banyak lagi sekarang?!". Tanya patriak sekte pedang darah.
"Anggota kami yang tersisa, kira-kira, kurang lebih tinggal tiga ribu anggota lagi. Dan kami akan mengerahkan nya semua. untuk menyerang sekte naga neraka Minggu depan !".Jawab patriak sekte kapak merah.
"Baiklah! Minggu depan kami akan mengirim kan anggota bantuan sebanyak dua ribu anggota. dipimpin oleh tiga tetua. Jadi kalian tidak usah khawatir. Karna kalian itu sekutu kami, jadi kami akan selalu ada di belakang kalian!". Ucap patriak sekte pedang darah. mengungkap kan kesanggupan nya untuk membantu.
Mendengar pernyataan dari sekte pedang darah yang siap membantu, patriak sekte kapak merah jadi sumringah.
"Kalau begitu! Minggu depan kami dari pihak sekte kapak merah, menunggu bantuan dari pihak anda dan di lain waktu, kami akan membalas kebaikan anda itu, walau entah harus dengan cara apa. Tapi kami berjanji akan membalas nya ". Ujar patriak sekte kapak merah. Kemudian mereka pamit untuk kembali pulang ke sekte kapak merah.
Di sisi lain, Yuwen yang mendengar kabar berita seperti itu. Langsung memasang wajah serius.
"Kalau permainan seperti itu yang kalian inginkan, aku juga punya permainan sendiri yang akan segera di jalan kan". Gumam Yuwen dalam hati.
"Yuwen ada apa kamu memanggil ku! Apa kamu kangen ?!". Ucap li mey, dengan wajah penuh dengan senyum canda.
Tapi Yuwen tidak merespon ucapan li mey barusan. Dia malah memalingkan wajah dingin nya ke arah lain sambil berkata.
"Seminggu lagi, sekte kapak merah, yang bersekutu dengan sekte pedang darah akan menyerang sekte kita". Gumam Yuwen lirih.
Mendengar kabar itu, li Mey langsung berdiri dari duduk nya.
"Apa! Mereka belum kapok juga! Setelah serangan pertama nya gagal!". Ujar li mey dengan nada suara tinggi.
"Sekarang bagai mana ?!"
"Bagai mana apa apa nya!". Tanya balik Yuwen.
"Sekarang, tindakan apa yang akan di ambil sama kamu. Yuwen!". Jawab li mey dengan nada kesal.
"Kata pembaca saya terlalu arogan. Jadi, saya bingung, harus bertindak seperti apa ?!". Jawab Yuwen singkat, sambil mengerutkan kening, pertanda dia lagi bingung.
"Apa sebaik nya aku mengumpulkan semua tetua, untuk membahas masalah ini ?!". Ungkap li mey.
"Ya, udah. Sekarang kamu suruh semua tetua untuk segera berkumpul di aula pertemuan, kita harus segera mengambil tindakan!". Perintah Yuwen, kepada li mey. Kemudian li mey pun pergi untuk segera mengumpulkan semua tetua.
Tidak berselang lama, semua tetua sudah berkumpul di aula pertemuan.
"Menurut informasi yang saya dapat. Dalam waktu seminggu lagi, sekte kapak merah yang di bantu oleh sekte pedang darah, akan menyerang sekte kita dengan skala besar. Apa dari kalian semua, ada yang memiliki usul atau masukan untuk masalah ini ?!'. Tanya Yuwen, kepada semua tetua yang hadir di dalam aula pertemuan itu.
"Menurut pendapat saya pribadi, bagai mana kalau kita bertindak lebih cepat, sebelum mereka mendapat bantuan dari sekte pedang darah ". Ujar tetua Guan yu, sambil mengetuk-ngetuk jari telunjuk nya di atas meja.
"Maksud, anda?!". Tanya tetua jhi Chen, yang belum sepenuhnya mengerti, dengan usul dari tetua Guan yu.
"Mungkin, maksud dari tetua Guan yu. Adalah kita akan menyerang duluan, sebelum mereka benar-benar siap. Begitu kah tetua Guan yu!". Tanya li mey yang coba menebak isi dari usulan tetua Guan yu.
"Benar! Maksud saya seperti itu. Tapi, itu hanya usulan. Kalau patriak atau para tetua masih ada usulan yang lain, silahkan saja. Karna itu hanyalah sebuah usulan. Keputusan mutlak tetap ada di ujung titah patriak yuwen". Jawab tetua Guan yu memberi pendapat.
Untuk sesaat, semua tetua termasuk yuwen. Diam sejenak. Untuk meresapi usul yang telah di sampaikan oleh tetua Guan yu.
Kemudian, Yuwen mulai buka suara.
"Setelah di pikir balik, pendapat tetua Guan yu memang ada benar nya. Dan saya sependapat dengan usulan yang telah di berikan oleh tetua Guan yu". Ujar Yuwen.
"Tapi, kalau masih ada usulan yang lain, silahkan segera utarakan pendapat tetua semua. Karna di saat genting seperti ini, pendapat atau usulan dari para tetua sangat di butuhkan kan". Yuwen menambah kan lagi.
Setelah di tunggu beberapa saat, tapi tidak ada usulan lagi yang keluar. Dan akhirnya, Yuwen memutuskan untuk bertindak seperti yang di usulkan oleh tetua Guan yu. Dan setelah sepakat, mereka akan bergerak dua hari lagi setelah hou xin jie menyelesaikan kultivasi nya.