Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.
Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.
Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Tiga
Bimo masih terkejut dan tidak percaya ketika Audi mengatakan bahwa dia ingin cerai. Dia merasa mimpi saja, tidak bisa memahami mengapa Audi bisa memiliki keputusan seperti itu.
"Audi, apa yang kamu katakan?" tanya Bimo dengan suara yang bergetar. "Kamu tidak bisa main-main dengan kata itu."
Audi memandang Bimo dengan mata yang dingin dan tegas. "Aku sangat serius, Bimo. Aku tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan ini. Aku sudah tidak percaya lagi padamu."
Bimo merasa seperti kehilangan kendali, tidak bisa menerima bahwa pernikahan mereka bisa berakhir seperti ini. Dia berpikir bahwa mereka bisa memperbaiki hubungan mereka, bahwa mereka bisa memulai kembali dari awal..
"Audi, jangan katakan itu," kata Bimo dengan suara yang penuh permohonan. "Aku tidak ingin berpisah denganmu. Aku cinta kamu, Audi. Aku tidak bisa hidup tanpamu!"
Audi menggelengkan kepalanya. "Aku sudah tidak percaya lagi padamu, Bimo. Aku tidak bisa memaafkan apa yang kamu lakukan. Aku ingin cerai, dan aku berharap kamu bisa menerimanya. Sejak kapan kamu mencintaiku, bukankah dalam hatimu hanya ada Rani. Semua ini hanya omong kosong!"
"Aku tidak bohong, Audi. Dari awal aku mencintaimu bukan Rani. Aku minta dia memberikan surat cinta yang aku tulis untukmu, tapi Rani tak pernah menyampaikan padamu. Percayalah, Audi. Kamu yang aku cintai," ucap Bimo dengan penuh permohonan.
Audi tersenyum mendengar ungkapan cinta sahabatnya itu. Apa dia harus percaya dengan semua ini setelah apa yang Bimo lakukan padanya.
"Kamu pikir aku percaya? Kamu mengatakan cinta agar aku tak minta pisah. Agar kamu bisa memiliki seorang pengasuh anakmu?" tanya Audi dengan suara nyaris tak terdengar karena pelannya.
"Audi, harus bagaimana aku meyakinkan kamu, jika semua yang aku katakan itu benar. Aku ada buktinya, surat itu di simpan Rani dalam buku diari'nya. Sayang aku tak membawa. Kalau kau mau, biarlah besok aku jemput. Tapi aku bersumpah, jika semua itu benar adanya!"
Audi terdiam. Tak tahu harus bagaimana. Apalagi dia masih merasa sakit hati dan kecewa dengan sikap dan ucapan Bimo.
"Jika kau memang mencintaiku, kau pasti tak akan pernah menyakitiku. Apa kau lupa dengan ucapanmu, jika bunga milik Rani lebih berharga dari diri ini. Kau lebih baik kehilanganku dari pada kehilangan bunga-bunga itu. Kau masih ingat'kan?" tanya Audi.
Bimo lalu berdiri dari duduknya dan tanpa di duga, dia berlutut dihadapan wanita itu. Memohon maaf atas apa yang pernah dia lakukan dan ucapkan.
"Audi, aku sadar jika semua ucapan dan tindakanku selama ini sangat salah. Aku rela menerima apa pun balasan darimu asal jangan ada perpisahan di antara kita. Aku tak mau ... Kau boleh memukulku, menamparku dan menendang'ku sebagai balasan dari rasa sakit hatimu, tapi jangan minta pisah. Aku tak mau dan tak akan mau!" seru Bimo.
Bimo sudah bertekad akan mempertahankan rumah tangganya. Dia akan berusaha membuat Audi kembali dengannya lagi.
Dalam hatinya, Bimo berkata, "Aku tidak akan membiarkan rumah tangga ini runtuh. Aku akan melakukan apa saja untuk mempertahankannya, untuk membuat Audi tetap menjadi milikku. Aku tidak akan menyerah, aku akan berjuang untuk cintaku. Aku akan membuktikan padanya bahwa aku benar-benar mencintainya, bahwa aku tidak akan pernah menyakiti hatinya lagi. Aku akan melakukan apa saja untuk memulihkan kepercayaan Audi, untuk membuatnya yakin bahwa aku adalah pasangan yang tepat untuknya. Aku tidak akan membiarkan perceraian memisahkan kami, aku akan mempertahankannya dengan segala cara."
Audi melihat orang-orang di kafe menatap ke arah mereka. Dia dan Bimo menjadi pusat perhatian. Dia merasa malu hingga pipinya terlihat memerah.
"Bangunlah, kita menjadi pusat perhatian. Apa nanti yang orang-orang itu pikirkan tentang kita," ujar Audi.
"Aku tak akan berdiri sampai kamu mencabut permintaan kamu itu."
Bimo tetap berlutut, tak peduli suara-suara bisikan mulai terdengar. Pasti tamu yang lain itu sedang membicarakan didinya dan Audi.
"Suka atau tidak suka. Terima atau tidak terima, aku tetap ingin kita berpisah. Jika kamu masih tetap ingin begini, terserah! Aku ingin pulang. Pembicaraan ini aku anggap selesai."
Audi lalu berdiri. Saat dia akan melangkah pergi, Bimo berdiri. Pria itu lalu memeluk tubuh istrinya dengan erat.
"Sayang, aku minta maaf untuk semuanya. Aku minta maaf karena aku bukan yang terbaik. Aku minta maaf karena selama ini selalu membuat kamu sedih, marah dan terluka. Mungkin kata maaf tidaklah cukup untuk menebus semua kesalahanku, tapi hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. Maaf, maaf, dan maaf, atas semua kesalahan yang telah membuat kamu kecewa. Sekali lagi aku minta maaf," ucap Bimo dengan lembut sambil menahan air matanya.
Pelukan Bimo yang erat membuat Audi tak bisa bergerak. Dia juga masih terpaku, dan terdiam karena tak menyangka jika pria itu akan melakukan hal segila dan senekat ini di depan umum. Audi menarik napas dalam. Dia tak tahu harus berkata apa untuk menjawab ucapan suaminya. Dadanya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia tampak sangat gugup. Audi lalu menarik napas dalam-dalam.
"Aku masih belum bisa kembali denganmu. Kembali ke rumah itu pasti akan membuat aku mengingat kembali semuanya. Lebih baik kita pisah saja. Tak ada jalan terbaik yang bisa kita lakukan selain berpisah. Kita masih bisa tetap menjadi sahabat. Tanpa saling menyakiti," balas Audi dengan suara pelan.
lebih baik ma orang lain,ketimbang balikan ma kamu...buat apa pisah toh balikan lagi...pisah ya pisah,cari kebahagiaan masing masing
jangan mau balikan...
kemana harga dirimu,udah di hina hina,udah dicaci maki,dibuat seperti pembokat masiiih juga mau balikan...
haddeuh kamu terlalu berharga untuk laki2 seperti Bimo...