Mengandung Benih Pria Beristri

Di privat room VVIP highclass, di dalam sudah banyak teman- teman reuni angkatan sekampus nya yang datang, mereka langsung menyambut David, kaino dan Shane yang datang bersama, semuanya berjumlah sebelas orang dengan empat perempuan dan sisanya laki-laki, kebanyakan mereka mewarisi bisnis keluarga namun ada juga yang memiliki profesi lain, terutama seperti kaino yang seorang dokter namun yang jelas mereka adalah orang-orang dari kalangan atas.

"Loh, ku pikir Zergan datang bersama kalian? " tanya Brandon, yang juga adalah teman dekat David dan teman-temannya dulu sewaktu kuliah.

"Iya tumben, istrimu juga-- eh maksud ku, mantan istri mu juga belum datang Dav. " imbuh yang lain, Adriano namanya yang wajahnya langsung tak enak karena menyinggung soal Flora yang jelas- jelas baru resmi bercerai dengan David.

"Mereka berdua mungkin berangkat bersama, " tukas David dengan santai lalu mendudukkan bobotnya ke sofa, dengan gaya angkuh seperti biasa.

"What?! " Mereka berseru kompak, terkejut bersamaan tidak terkecuali Kaivan dan Shane yang kini memandang David penuh rasa penasaran.

"Apa maksud mu, Flora dan Zergan? --"

David memejam sesaat lalu berdeham. "kalian bisa bertanya langsung pada mereka nanti, " ujarnya santai.

"Tapi kok bisa, Zergan kan teman dekat mu, dan Flora ... mantan istri mu? " ujar Shane lalu gerakan mulutnya mendadak terhenti ketika David meliriknya dengan tajam.

"Hehehe baiklah, peace, peace!aku tidak akan bertanya lagi," kata Shane sambil cengengesan sambil mengacungkan dua jari di masing-masing tangannya, merasa di telan hidup- hidup oleh tatapan David yang tajam. Di antara mereka semua memang Shane yang tak berubah sejak mereka kuliah, mungkin karena dia juga anak bungsu dalam keluarga nya yang sangat di manja, pembawaannya tak benar-benar serius dan selalu menjadi pencair suasana.

Di pelataran club, Zergan dan Flora baru saja sampai, sesuai dugaan David mereka berangkat bersama menggunakan mobil baru Zergan. Flora tampak sangat cantik dan anggun dengan busana dari desainer ternama, riasannya juga tak terlalu mencolok namun tetap membuat cahayanya terpancar, Zergan sendiri tampak tampan dengan setelan jas abu- abu, wajah oriental nya tampak semakin blesteran asia Timur, di mata Flora laki-laki itu selalu terlihat seperti kentongan yamazaki, aktor jepang favoritnya.

"Kita masuk? " tanya Zergan lalu tangannya merentang di depan Flora.

Flora mengangguk, menerima uluran tangan Zergan, mereka semakin terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang romantis- romantis nya.

Sementara di sisi lain, Citra sudah mengganti pakaiannya sesuai seragam kerja tempat ini, namun wajah perempuan itu terlihat meringis, ia kentara sekali tidak nyaman. Pasalnya baju yang ia kenakan seperti baju- baju maid namun dengan ukuran super mini, menurutnya karena citra tak pernah memakai baju seketat ini sebelumnya.

Saat ia keluar dari toilet, tangannya terlihat sibuk menutupi bagian-bagian tubuh nya yang menurutnya terekspos. Siska melihat nya, wajahnya tampak berseri- seri.

"Wah, kau tampak sangat cantik Citra. "

Namun wajah citra tidak menunjukkan kebahagiaan karena pujian itu sebaliknya dia meringis risih. "Sepertinya seragamnya kekecilan untuk ku. "

"Enggak kok, sudah pas segini, " kata Siska menggeleng. "Nah ini peralatan mu, kau bisa mulai bekerja dari meja sebelah sana ya."

"Baiklah, " kata Citra, mengesampingkan rasa risih nya karena pakaian ini, ia mencoba bersemangat di hari pertama kerja.

"Semangat," bisik citra untuk diri sendiri dalam hati.

Di tempat lain, Flora dan Zergan baru saja memasuki lantai utama di mana orang-orang yang berada di kelas menengah sedang berpesta mengikuti musik disko. Mereka baru akan mengikuti seorang pegawai yang hendak menuntun mereka ke ruang VVIP, namun baru beberapa kali melangkah tiba-tiba ada yang menarik tangan flora dari belakang membuat tubuh wanita itu seketika berbalik ke belakang.

"Flora! " desis seseorang yang membuat flora otomatis melorot karena terkejut.

"Kakak! "

Hans edelweis adalah kakak laki-laki flora edelweis. Pria berwajah seram dengan kumis melintang di atas bibirnya, mempunyai cekungan mata dan tatapan sayu namun saat ini sedang menatap adiknya dengan sangat bengis, tipe- tipe tokoh antagonis dalam film.

"Sejak seminggu lalu aku susah menghubungi mu, tapi ternyata kau malah ke club dengan pria lain! " bentak Hans dengan wajah memerah padam, Zergan langsung menghampiri dan memasang badan untuk melindungi flora. Ia tahu kakak laki-laki flora yang terkenal tempramental ini, meskipun tidak pernah dekat namun Hans memang memiliki tabiat buruk yang sering menjadi omongan publik.

"Semuanya bisa di selesaikan secara baik- baik, " kata Zergan menatap nyalang, jelas membuat Hans tak terima.

"Ini bukan urusan mu! " hardik Hans menyingkirkan Zergan dengan kasar lalu menarik tangan flora dengan tak kalah kasar.

"Dasar adik bodoh! sudah di kasih pria mapan seperti David, kau malah memilih laki-laki miskin tak punya masa depan seperti dia! "Hans terus mengeluarkan cacian sembari tangannya yang menyeret Flora untuk keluar.

" Lepaskan, kak, sakit! " rintih flora.

Zergan juga berusaha untuk membantu sang kekasih. "Tolong lepaskan Hans, semuanya bisa kita bicarakan. "

"Diam kau! " bentak Hans padanya. "Aku tahu kau sudah lama diam- diam menyukai adik ku. Laki-laki miskin yang baru bisa berteman dengan David setelah mendapatkan beasiswa dulu, laki-laki seperti mu mana bisa membahagiakan adikku! "

Zergan lantas terkejut, ternyata Hans sudah memperhatikan nya sejak dulu, itu berarti Hans tahu dengan betul jika ia menyukai citra semenjak mereka di satu kampus yang sama. Mendengar kata- kata Hans yang merendahkan membuat Zergan menggeram dengan amarah tertahan, sepanjang jalan dia terus berusaha melepaskan Flora dan Hans yang begitu murka. Tanpa di sadari nya Zergan hampir bertubrukan dengan citra yang mana citra langsung bisa menghindar namun ia juga tak menyadari jika Zergan lah yang hampir menabraknya.

Setibanya di luar, Hans melepaskan cengkeraman nya pada Flora dengan kasar lalu sebuah tamparan ia berikan pada adiknya itu.

"Bo*doh, benar- benar bodoh. Bisa- bisanya kau diam- diam merencanakan perceraian mu dengan David dan baru mengumumkan nya sekarang. Kau tahu sebab akibat dari perbuatan mu ini? kau telah membuat malu keluarga edelweis dan bisa- bisa kerjasama antara dua perusahaan besar terputus karena mu! "

"Aku tahu! " seru flora, seolah menantang. "Itu sebabnya menjadi salah satu alasan ku untuk bercerai, aku tidak ingin menjadi alat untuk kalian lagi. Aku tidak ingin mengorbankan perasaan ku hanya demi bisnis! "

Plak!

Hans melayangkan tamparan lagi, kali ini lebih keras.

"Naif, idi*ot! kau benar-benar tidak berguna, hanya karena perasaan bod*oh mu itu kau sampai mengorbankan harapan dan masa depan perusahaan! "

Zergan sudah muak, ia tidak bisa sabar lagi saat Flora mendapatkan perilaku yang tidak pantas di dapatkan nya itu. Ia hendak maju untuk memberikan pelajaran pada Hans namun flora menahannya.

Flora menggeleng, tatapannya berubah melembut lalu dia mengenggam tangan Zergan dengan erat.

"Soal perceraian ku, kakak ataupun anggota keluarga yang lain tidak berhak untuk ikut campur karena itu urusan kami dan kami yang menginginkan nya. Dan sekarang aku sudah memilih kebahagiaan ku sendiri, suka tidak suka kakak harus menerimanya, karena hidup ku tidak di doktrin oleh kalian! "

Setelah mengatakan perkataan sarat peringatan itu, Flora berbalik dan menggandeng Zergan juga untuk pergi. Hans yang tak terima hendak mengejar mereka namun ia baru menyadari beberapa pasang mata sedang tertuju ke arahnya.

Lalu dia hanya bisa mematung dengan perasaan dongkol.

"Aaarggh, breng*sek! dasar adik bo*doh! " umpat nya.

***