Vexana adalah seorang Queen Mafia, agar terbebas dari para musuh dan jeratan hukum Vexana selalu melakukan operasi wajah. Sampai akhirnya dia tiba di titik akhir, kali ini adalah kesempatan terakhirnya melakukan operasi wajah, jika Vexana melakukannya lagi maka struktur wajahnya akan rusak.
Keluar dari rumah sakit Vexana dikejutkan oleh beberapa orang.
"Ibu Anne mari pulang, Pak Arga sudah menunggu Anda."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Mobil Baru
Langit masih pucat ketika Arga sudah duduk di meja makan, segelas kopi hitam di tangannya tak tersentuh sejak sepuluh menit lalu.
Kata pelayan kopi ini adalah resep yang sama seperti milik Anne waktu itu, mereka telah mencatat resepnya. Tapi entah kenapa dari aromanya pun terasa berbeda.
Pikiran Arga melayang dan ekspresinya tak jauh dari dingin serta curiga. Arga memang telah memberi perintah pada sang asisten untuk menyelidiki semuanya, tapi tetap saja dia tak bisa tinggal diam. Seperti ingin mencari tahu jawabannya sendiri.
Langkah kaki pelan terdengar dari arah masuk, Anne muncul dengan langkah hati-hati, mengenakan baju sederhana.
“Se-selamat pagi, Tuan,” ucap Anne, gugup sebelum duduk. Sebenarnya dia tidak ingin langsung duduk di sini, tapi mengingat jika sebelumnya posisinya dipakai oleh Anna, dia yakin Anna akan langsung duduk bersama tuan Arga. Jadi kini Anne berusaha untuk seperti itu.
Arga tak menyahut.
Hanya matanya yang mengikuti gerak-gerik sang istri, meneliti detail demi detail, dari cara ia duduk, bahkan sampai cara ia menundukkan kepala.
Itu bukan seseorang yang telah menghabiskan malam bersamanya. 'Mereka berbeda, hanya wajah saja yang sama.' batin Arga, pemikiran seperti itu semakin dia yakini.
"Anne," panggil Arga akhirnya.
Wanita itu menoleh pelan. "Iya, Tuan"
"Siapa Anna?" tanya Arga, langsung, tanpa basa-basi.
Tubuh Anne langsung menegang, jemarinya yang memegang cangkir teh nyaris terlepas, tapi ia buru-buru mengendalikan diri.
“Sa-saya tidak tahu siapa itu, Tuan," jawabnya buru-buru, suara bergetar.
Arga menatapnya lama, mencari kebenaran dari jawaban tersebut. Dia benci merasa dipermainkan seperti ini, andai Anne memang ada dua maka Anne sekarang adalah Anne yang penakut, yang tiap kebohongannya mampu Arga baca.
Anne menjawab tidak tahu, tapi jelas gerak geriknya berkata lain.
“Begitu ya?” gumam Arga. Ia lalu berdiri, mengambil jas dari sandaran kursi dan bersiap untuk pergi. Tapi sebelum itu, ia berhenti tepat di dekat Anne, membungkuk sedikit dan berbisik dingin di telinganya.
“Jika kamu berbohong… cepat atau lambat aku akan tahu.” Langkahnya menjauh, meninggalkan Anne yang wajahnya semakin pucat.
'Ya-Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Darimana tuan Arga tahu tentang Anna. Ya Tuhan, Aku harus bagaimana,' batin Anne, cemas yang tak mampu dia kendalikan.
Anne menatap ke sekeliling dengan was-was, selalu merasa bahwa ini bukanlah tempat yang tidak aman baginya. Ucapan Arga benar-benar membuatnya takut, seolah pria itu akan menyelidiki semuanya dan mengungkap keberadaan, bahwa beberapa hari lalu bukan Anne yang pulang ke rumah ini, tapi Anna.
Jika Arga mengetahui semuanya, pria itu pasti akan murka. Sebab Anne telah mempermainkannya.
'Tidak, tuan Arga tidak boleh menyelidiki semuanya. Aku juga tidak boleh menarik Anna kembali ke masalah ini,' batin Anne, secepat yang dia bisa Anne belari mengejar Arga.
Tiba di teras rumah Anne melihat mobil pria itu sudah berlalu. "Tuan!" teriak Anne lalu berlari mengejar.
"Tuan!" teriaknya semakin kencang.
Arga melihatnya melalui kaca spion, sedikitpun tak ada niat untuk menghentikan mobil. Sampai akhirnya dia melihat Anne malah terjatuh.
Bugh! "Tuan!" panggil Anne, lututnya sudah terluka.
"Hentikan mobilnya," titah Arga pada sang sopir. Mobil berhenti tepat di depan pintu gerbang.
"Tuan!" panggil Anne yang sudah kembali berlari menghampiri, datang dengan penampilannya yang mengenaskan.
"Ma-maafkan saya Tuan. Saya benar-benar tidak tahu tentang Anna. Saya memang sudah mendapatkan semua ingatan, tapi saya juga melupakan ingatan beberapa hari ini," ucap Anne, tatapannya memelas. Bicara seperti ingin menangis.
Arga tak menjawab, seolah mendengar Anne sedang berbohong.
"Bu-bukankah besok ada jadwal MRI? Kita lakukan hari ini saja agar Anda percaya bahwa saya tidak bohong," pinta Anne sungguh-sungguh.
Namun Arga merasa semakin dipermainkan. "Katamu melupakan tentang beberapa hari terakhir, lalu bagaimana kamu bisa mengingat tentang tes MRI?"
Deg! Anne membeku, kedua tangannya sudah gemetar. Sementara Arga tak ingin lagi bicara, dia putuskan untuk langsung pergi tanpa sepatah katapun lagi.
Ketika mobil menghilang dari pandangannya, Anne terduduk di jalanan. Bersimpuh, memeluk lututnya sendiri merasa tak berdaya. Apapun yang dia lakukan selalu salah. Dia berniat untuk melindungi Anna, tapi dia terlalu bodoh.
Pada akhirnya Anne menangis di tepi jalan.
"Dasar bodoh," ucap Vexana yang menyaksikan semua itu dari dalam mobil barunya.
gass.....
semoga saja arga lebih tertarik dengan anna daripada anne.ya🙏🙏👍👍 spy anne bisa di tolong lagi dengan monica untk menjauhkan dari donna ya...🙏🙏😱😱😔😔