NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:3.2M
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.

Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.

.

.

"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 - Langsung dari Pusatnya

Ancaman Rajendra cukup mengejutkan, dan anehnya Aruni justru paham arah pembicaraan pria itu. Pengaruh pergaulan, meski Aruni sejatinya anak baik, tapi teman-temannya cukup pandai masalah itu.

Ditambah lagi, Ganeeta yang juga sudah menikah kerap kali bercanda dengan membawakan hal dewasa sebagai topiknya hingga membuat otak Aruni bisa menyerap makna lain dari kata jambak yang Rajendra ucapkan.

Karena itu, Aruni dengan keadaan sadar menyampaikan permintaan maaf atas sebelum Rajendra berbuat lebih jauh. "Iya maaf, nggak sengaja."

"Yang ikhlas," pinta Rajendra sekali lagi, telinganya masih mendengar dengan jelas dan dia bisa membedakan seseorang minta maaf dengan ikhlas atau sekadar formalitas.

Dan, untuk istrinya sendiri, saat ini kata-kata maaf tersebut hanya sekadar formalitas, tidak ada makna khusus ataupun pembicaraan serius.

"Apasih? Kan sudah minta maafnya."

"Aku bilang yang ikhlas, Aruni," ucap Rajendra penuh penekanan, tapi tetap terkesan lembut tatkala menelisik indera pendengaran.

Sejenak, Aruni menghela napas panjang sebelum kemudian berucap pelan. "Sudah ikhlas, Kak."

"Bohong."

"Serius."

"Kamu pikir aku bodoh? Jelas-jelas nadanya seper-"

"Iyaaa, Mom!!" teriak Aruni tiba-tiba memotong pembicaraan Rajendra.

Membuat pandangan pria itu seketika menoleh, menatap ke pintu kamar dan ikut menajamkan telinga karena sejauh yang dia dengar, tidak ada suara siapapun di luar sana.

"Ck, Mommy kenapa sih manggil-manggil ... bentar, aku keluar dulu."

"Keluar? Keluar ngapain?"

"Ih, Kakak nggak dengar Mommy manggil barusan?" Aruni balik bertanya dengan wajah yang super meyakinkan, sama sekali tidak ada keraguan di dalam sana.

Rajendra yang merasa dirinya tidak mungkin salah sontak mengerjap pelan. "Mommy manggil?"

"Iya, biasanya sih bakal nyuruh ini ... aku harus cepat, kalau nggak cepat, bisa dipotong uang jajanku."

Buru-buru Aruni turun dari atas tempat tidur, meninggalkan Rajendra yang masih planga-plongo karena dia sama sekali tidak mendengar suara ghaib itu.

Bahkan, sampai pintu tertutup dan sang istri tak lagi terlihat wujudnya, Rajendra masih terus berperang dengan isi pikirannya.

"Rasanya aku belum tuli ... tapi, sejauh yang kudengar tidak ada suara Mommy," gumam Rajendra bingung sendiri.

Sementara itu, di sisi lain Aruni masih terus mempercepat langkahnya. Sesekali dia menoleh lantaran khawatir Rajendra mengejarnya di belakang.

Langkahnya kian cepat, dan Aruni memilih melarikan diri ke rumah tetangga sekaligus opanya itu.

Dengan jantung yang terus berdegup tak karu-karuan, Aruni berhasil masuk dan menutup pintu rapat-rapat.

Matanya tertuju keluar, khawatir sekali Rajendra mengetahui pelariannya.

"Huft, kayanya aman ... untuk sementara, aku di rumah Opa saja lah," ucapnya seraya menghela napas panjang.

Saat ini, salah-satunya tempat perlindungan yang paling memungkinkan memang rumah opa dan omanya.

Terlebih lagi, jam-jam segini Oma gaulnya itu sudah arisan bersama teman sosialitanya.

Mengingat tadi saja, saat Aruni pulang, Oma Mikhayla sudah siap untuk pergi sebenarnya. Hanya memang dia saja yang memang terlalu dalam ikut campur, atau sekadar ingin memastikan tentang kenyamanan cucu menantunya.

Seolah tengah berada di rumah sendiri, Aruni memilih bersantai di ruang tengah dan siap untuk menikmati acara gosip favoritnya.

Nyamannya sofa empuk itu membuat tubuh Aruni merasa dimanjakan.

Sesekali dia tergelak, mengumpat juga ikut miris dengan kabar dari kalangan selebritis saat ini.

"Aduh kasihan banget ... kok bisa sih secantik itu diselingkuhin?"

Dia hanya penonton, tapi ikut gemas layaknya presenter yang membawakan acara tersebut.

"Ini lagi, muka cowoknya kayak sapi tapi betingkah astaghfirullah!!" Aruni menggeleng pelan, tak habis pikir dengan kabar kali ini.

Segelas susu yang baru saja diberikan bibi untuknya terasa hambar, bahkan nyaris pahit seolah mengimbangi berita tersebut.

"Duh, jadi takut nik- eh ... aku sudah nikah ya," ucap Aruni yang tiba-tiba meralat ucapannya sendiri.

Terlalu terbawa suasana sampai lupa bahwa dirinya sudah menikah. Jelas kata-kata takut nikah tidak berlaku lagi untuk seorang istri seperti dia.

"Aduh, ini berita nggak ada yang lain apa ya? Kenapa pad-"

"Aruni ...."

"Eh?"

.

.

"Opa?" Aruni berbalik, dia sontak berdiri tatkala pria paruh baya dengan rahang tegas dan mata tajam itu menuruni anak tangga.

"Kamu sedang apa di sini, Sayang?"

Pertanyaan itu sederhana, tapi jika opanya yang bertanya Aruni sedikit gelagapan.

Berbeda dengan Omanya yang bisa dia bohongi, untuk kali ini tidak demikian.

"Anu ... numpang nonton Opa," jawab Aruni cepat, asal me jawab sesuai dengan yang ada di pikirannya saja.

"Numpang nonton?" Evan mengerutkan dahi, jawaban cucunya itu terlalu menggemaskan.

"Iya, Opa."

"Televisi di rumahmu kenapa? Rusak?"

"Enggak sih cuma ...."

"Cuma apa? Jangan bilang ke sini dalam rangka melarikan diri dari Rajendra."

Tepat sasaran, Aruni seketika terdiam. Sedari dulu opanya memang tidak banyak bicara, tapi sekali bicara cukup untuk membuat siapapun diam seribu bahasa, termasuk dirinya.

"E-enggak kok, Opa, beneran cuma numpang nonton ... sekalian berkunjung ke rumah Opa, Runi kan kangen loh."

"Iya-iya, anggap saja Opa percaya dan sekarang ... pulanglah, jangan jadi kekanak-kanakan, ingat statusmu sekarang dan jangan membuat suamimu merasa diabaikan."

Gleg

Aruni meneguk salivanya susah payah. Kali ini, dukungan untuk Rajendra benar-benar dari pusatnya, nyaris paling tinggi dan bisa dipastikan tahta Rajendra di keluarganya semakin tak biasa.

Tanpa melakukan apa-apa, Rajendra telah berhasil menarik perhatian dan menempati posisi di hati keluarga besarnya.

"Ayo, tunggu apa lagi di sini? Opa tidak bersedia kamu kunjungi sendirian lagi sekarang."

"Hah? Maksudnya?"

"Masih perlu Opa pertegas? Kamu sudah menikah sekarang dan dalam kamus Opa jika seseorang sudah menikah, mereka harus bersama ... seperti contohnya, Om Azka yang selalu bersama Tante Shanum juga Mommy dan Daddy-mu, paham?"

Begitu tegas Evan bicara, dan Aruni terdiam seketika. Dia masih melirik ke layar televisi sebelum kemudian mengangguk pelan. "Iya, Opa, Runi pulang sekarang."

"Bagus, bawa susunya," titah Evan menunjuk segelas susu yang baru Aruni minum sedikit itu.

Kata-kata yang dilontarkan opanya terdengar santai. Namun, ternyata agak berbeda begitu sampai di telinga Aruni sampai mata indahnya berkaca-kaca. "Iya, Opa ... jangan bentak-bentak dong."

"Siapa yang bentak? Opa tidak membentakmu."

"Itu tadi bentak."

"Halah, jangan berlebihan ... sudah sana, Opa mau nonton sekarang," ucap Evan tak terbantahkan, sementara Aruni mau tidak mau harus angkat kaki segera.

Sebelum itu, dia sempat menoleh ke arah Opanya yang kini telah menikmati reality show seperti biasa.

Beberapa saat dia bertahan di posisi, sampai akhirnya perlahan meninggalkan rumah itu.

Tak ada keinginan untuk berbohong pada opanya, kali ini Aruni benar-benar pulang.

Dia juga tidak berniat menghindari Rajendra lagi, tujuan utamanya langsung ke kamar dan begitu membuka pintu kamar, dia mendapati Rajendra sudah berganti pakaian dan wangi sekali, kemungkinan sengaja mandi sebelum ini.

"Ehem!!"

"Ya? Sudah ketemu Mommy?" Rajendra bertanya seolah memang percaya tentang tujuan Aruni keluar tadinya.

Sedikit merasa bersalah meski tidak tahu apa sebabnya, Aruni mengangguk pelan. "Iya, sudah."

Dia juga perlahan mendekat, matanya memerhatikan penampilan Rajendra dari atas sampai bawah.

"Kakak mau ke mana?"

"Basecamp," jawab Rajendra singkat.

"Ouh, gitu ya?"

"Iya, boleh 'kan?"

"Terserah, suka-suka kamu saja," ucapnya terkesan cuek, tapi penuh penekanan di sana.

"Aku pulangnya malem, nggak masalah?"

"Hem."

"Hem tu apa? Jawab yang benar."

"Iya nggak masalah, kan sudah kubilang terserah," jawab Aruni kali ini lebih panjang.

Rajendra tak bicara banyak, dia kemudian mendekat dan mengusap punggung Aruni pelan.

"Thanks, Aruni, nanti kalau kamu ngantuk tidur duluan ya ... tidak perlu menungguku," pungkas Rajendra sebelum kemudian benar-benar berlalu pergi.

Meninggalkan Aruni yang terdiam membisu, menggenggam erat gelas susu di tangan kanannya. "Nanti kalau kamu ngantuk tidur duluan ya," ucap Aruni menirukan gaya bicara Rajendra dengan segenap kekesalan yang begitu nyata dalam dadanya.

"Tidur duluan, tidur duluan ... iya iyalah tidur duluan!! PD banget bakal ditunggu!! HAH?!"

.

.

- To Be Continued -

1
novel destiny
tapi ini emang realita si..
bukan mau ngumbar atau apapun..
tapi dulu pas awal2 nikah, emang sesakit itu, walaupun baru diujung banget ...
ga sekali coblos masuk kaya di novel2 lain.. aku percobaan sampe beberapa hari karna emang se sakit itu.. untungnya suami aku ngertiin posisi aku, dan ga terlalu nuntut.. setelah ampir tiap hari coba, akhirnya di hari keberapa baru bisa bener2 bersatu..
tapi itu menandakan, suami aku tuh bener2 menghargai aku sebagai istri, bukan cuma nafsu semata 🥰
gathem Toro
akhirnya gol jg ya jendraaaa....
tapi lucu deh aruni....masih semangat plus galak aj yaaaa.....siap" buat ronde selanjutnya kah Runi......otw Jendra junior
Lin
Gilaaa kere banget pembawaan alur nya
Bunda dinna
Aruni galak memang bawaannya Rajendra
Bunda dinna
Sabar Aruni,,yg baca campur aduk mau ngakak juga
Bunda dinna
Ngikut alur saja,,tinggal baca..
tapi terkadang ada yg suka nya baca yg hot..
Karakter pembacanya beda2
Laili Maslinani
legaaaaa
Bunda dinna
Aruni g sabaer karena penasaran
ulfi
hahahah aku ngakak bacanya ini thor
AnaZa O
tembus kakak 500
Handayana
akhirnya setelah melalui malam yg panjang sampai harus ada adegan senter2an pula lagi n skrg berakhir dgn erangan n perdebatan lagi 🤣🤣🤣
Euis Maryam
la njut
novel destiny
setuju banget si sama ka Desi, yg kaya gini nih sebenernya yg enak buat di baca . kan ini percintaan anak kuliahan, dan mereka bersatu juga bukan karna suka sama suka, perjodohan, ini tuh mereka karna kecelakaan yg di rencanakan sama seseorang..
bukan kecelakaan yg minum alkohol lah, kena obat perangsang lah..
cerita yg kaya gini tuh manis banget.. sama2 ngebangun feel buat keutuhan rumah tangga. membangun benih2 cinta yg nantinya akan di pupuk.. aiihh aku suka banget sama cerita Rajendra - Aruni ini ka Des 😍❤️
tapi tetep yg no.1 di hati aku tuh novel azkara-shanum..
gatau kenapa aku paling Seneng sama karakter azkara diantara keluarga megantara yg lain . tetep semangat nulis nya Kaka 💪💪
novel destiny
kirain beneran unboxing ya kan. tapi semua terpatahkan kata2 Daddy.. selepas solat isya..
tapi emang bener si, biar solat nya ga kebablasan 🤣🤣
novel destiny
kirain si Aruni udah toples pas Jendra sabunin tangan sampe punggung.. tapi mikir lagi, si runi kapan lepas bajunya?
eh ga taunyaaa.. di prank ka Des ini mah 🤣🤣🤣🤣
Carlina Carlina
akhir nya aruni merasakan nya🤭😂🤗
Bunda dinna
Rajendra juga sama deg2an.nya dengan Aruni
novel destiny
dahlah..
runi sebelumnya semangat, giliran waktu nya dia ngeper juga
Galih Pratama Zhaqi
horeeeee golll juga ya bang 🤣🤣🤭🤭🤭 , Aruni masih kepikiran dg mimpinya jadi dia memnta Jendra tuk janji tak meningglknya apapn yg terjadi.
online reader
luar biasaa tembus lbh 500
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!