NovelToon NovelToon
The Secret Of Possessive Man

The Secret Of Possessive Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Citveyy

Devan Arenra Michael adalah Laki-laki berumur 21 tahun yang menyukai sahabatnya sejak tiga tahun yang lalu. Takut ditolak yang berujung hubungan persahabatan mereka hancur, ia memilih memendamnya.

Vanya Allessia Lewis, perempuan dengan sejuta pesona, yang sedang berusaha mencari seorang pacar. Setiap ada yang dekat dengannya tidak sampai satu minggu cowok itu akan menghilang.

Vanya tidak tahu saja, dibalik pencarian dirinya mencari pacar, Devan dibalik rencana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citveyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25 Tornado

Lena sayang pada Vanya dan menganggap gadis itu seperti anak kandungnya sendiri. Tapi dia juga tidak lupa bahwa dia adalah seorang ibu yang menginginkankan anaknya bahagia. Salahkah kalau kali ini ia bertindak egois demi Devan.

Bukan Lena perhitungan atas apa yang dilakukan Devan untuk Vanya selama ini. Tapi ini sudah lebih dari cukup Devan mengejar Vanya. Lena melepaskan putranya pergi keluar kota demi ingin selalu dekat dengan gadis yang disukainya dan perjuangan-perjuangan lainnya Lena rasa Devan sudah berlebihan. Tidak tahukah semua orang kalau setiap hari dia selalu memikirkan berbagai cara bagaimana cara supaya Vanya bisa menyukai anaknya itu. Benar kata orang cinta itu tidak boleh dipaksakan.

"Mi, kamu jangan gitu dong sama Vanya."

Lena memandang suaminya dengan helaan nafas lelah.

"Mami tuh capek Pi, kali ini Mami mau Devan cari kebahagiaanya sendiri karena Mami sadar kalau diluar sana masih banyak yang mau sama Devan dan lebih menghargai perasaannya."

"Papi tahu Mi, tapi kamu jangan lupa Devan cuma sukanya sama Vanya."

"I didn't forget, justru aku sadar betul kalau sekarang ini kita gak boleh maksa Vanya buat balik suka sama anak kita,"

"Sia-sia Pi, sampai kapan Devan bakal gini terus. Aku ibunya aku yang lahirin dia. Kalau aku tanya gimana perkembangan Vanya kamu mau tahu apa jawabannya?"

"Dia Alihin pertanyaan Mami, tapi Mami tahu kalau semuanya gitu-gitu aja gak ada perkembangan. Please don't stop me, saatnya Devan bahagia."

•••

Devan melipat bibirnya kedalam mendengar perdebatan orang tuanya. Maminya tidak salah sama sekali. Yang salah ialah dirinya yang terlalu berharap dan terlalu percaya diri kalau suatu saat nanti Vanya akan membalas perasaanya.

Vanya dijemput oleh Pak Adi karena dari tatapannya Lena memohon meminta untuk didengarkan kali ini. Pasti gadis itu bingung dengan semua ini karena Lena yang tiba-tiba bersikap lain padanya.

"Abang sedih?"

"Iya, Devin temani abang bobo ya."

"Okei tapi janji ya Abang gak boleh sedih lagi, jelek lihatnya."

Devan terkekeh pelan. Disaat seperti inilah Devin akan merangkap menjadi adiknya. Jahil-jahil begini Devan tahu kalau adiknya ini sayang sekali padanya. Tidak tahu saja dulu pas tahu Maminya hamil Devan yang paling menolak kehadiran adiknya ini. Tahu-tahu pas besar suka bantuin Devan kalau dalam keadaan genting.

"Iya deh gak sedih lagi, ayo ke kamar Abang sekarang."

"Ayo!"

•••

Devan memutar bola matanya malas setelah menutup telfonnya dengan Maminya. Ingat dengan tadi malam bukan kalau Maminya berpesan menjemput gadis yang namanya Senja anak dari sahabatnya. Kata Maminya anak dari sahabatnya ini akan menetap di Bandung dan kuliah di universitas swasta yang mana dia ini masuk lewat jalur jendela, maklum orang kaya jadi dia bisa ngurus kuliahnya yang mana anak ini awalnya kabur dari rumah karena gak mau kuliah berakhir jadi seperti ini.

"Namanya Senja tapi perilakunya nauzubillah,"

"Lihat-lihat, cantik kok, pasti dia anggun deh orangnya." Ucap Miko melihat foto yang dikirim oleh Lena pada Hp Devan.

"Anggun dari mana orang dia pernah kabur dari rumahnya karena gak mau kuliah," Ketus Devan menatap foto Senja di Hpnya.

"Jangan ambil kesimpulan dulu lah Dev, siapa tahu anaknya emang anggun kan," Noah ikut menimpali karena menurutnya kalau dilihat-lihat fotonya emang adem dan anggun.

"Gue ngadu nih sama Tasya kalau lo muji cewek lain."

"Janganlah bro, Tasya tetap dihati gue lah."

"Dahlah gue cabut dulu jemput nih orang, malas banget gue."

"Berarti Lo gak sama Vanya dong."

"Enggak, dia juga ada kelas baru masuk ini."

"Awas nanti suka!" Ledek Miko meneriaki sahabatnya yang sudah berjalan dibalas dengan memberi jari tengah.

"Tebak nih cewek bakal suka Devan apa enggak?"

"Kalau menurut gue sih kayaknya suka," Jawab Noah karena menurutnya sahabatnya itu ganteng bahkan punya banyak Fans disini.

"Kayaknya Devan bakal punya masalah besar deh mulai detik ini."

Noah menatap Miko yang terus menatap Devan dari jauh. Agaknya ucapan Miko dimengertinya.

"Benar, dan tahun ini kayaknya Devan gak jomblo lagi deh."

"Ha?"

•••

Semester satu tapi tugasnya sudah banyak banget gimana nanti. Vanya menghela nafas lelah setelah dosen menutup pembelajaran dengan memberikan tugas yang menurut Vanya bisa ia kerjakan akan tetapi soalnya ituloh beranak pinang.

"Vanya tugas Statistika sudah selesai belum?"

"Sudah, mau lihat?"

Anis menyengir hingga mata sipitnya terlihat." Hehe tahu aja loh."

"Yaudah sampai dirumah gue fotoin ya, karena tugasnya belum gue pindahin ke buku gue."

"Oke deh, makasih Vanya.".

"Sama-sama."

"Bdw kak Lamia masih sering chat lo?"

"Masih, kita berdua juga rencananya mau nongkrong bareng sebentar setelah kelas Pak Ahmad."

Anis mengangguk mengerti." Hmm Vanya saran gue Lo jangan terlalu dekat ya sama dia."

"Loh kenapa?" Vanya bingung dengan omongan Anis yang melarangnya dekat dengan Lamia.

"Kak Lamia baik kok, bahkan dia ngajarin gue beberapa matkul yang susah."

"Iya gue tahu, tapi dia suka loh sama kak Devan."

"Iya tahu terus?" Tanya Vanya Tak paham maksud Anis karena menurutnya Lamia tak salah menyukai Devan sahabatnya karena itu hak Lamia sendiri.

"Emang Lo gak takut atau paling cemburu deh sama kak Devan?"

"Gak Nis, itukah hak kak Lamia Suka sama Devan."

"Lo emang gak ada---"

"Gak ada," Potong Vanya karena ia tahu maksud yang akan diucapkan Anis.

Orang-orang kenapa bisa menyimpulkan kalau dirinya menyukai Devan. Vanya hanya menganggap Devan sahabatnya tidak lebih. Devan pun gak ada tuh kelihatan suka padanya. Mereka berdua itu murni sahabatan, gak lebih.

"Oke-oke." ucap Anis mengakhiri obrolannya karena tidak mau Vanya jadi bad mood. Padahal Anis bisa melihat kalau sebenarnya Vanya juga menyukai Devan hanya saja sahabatnya ini belum peka pada perasaanya sendiri. Padahal kalau dibilang peka sebenarnya Vanya sudah lebih peka. Melihat bagaimana sikap Devan pada Vanya dan segala perkodean yang diberikan cowok itu pada Vanya, Anis rasa Vanya seharusnya sudah bisa menyimpulkan kalau Devan menyukainya.

•••

Devan menggeurutu menunggu cewek yang dikatakan Maminya. Mana nomornya gak ada lagi. Kata Maminya cewek itu baru pulang dari pelariannya di Italia. Jauh juga kalau dipikir-pikir. Devan rasa cewek ini tidak anggunli seperti yang dikatakan Maminya. Ya itu menurut Devan.

"Mana sih tuh cewek, Mami juga kenapa gak ambil nomor tuh cewek."

Dugh

"Aww anjir!" Ringisnya memegangi belakang kepalanya. "Sakit anjir, Lo siapa sih? Main geplak kepala orang."

Cewek dihadapannya yang memakai topi melihat gambar yang ada dihpnya kemudian melihat Devan.

"Benar Lo orangnya."

"Lo---"

Devan juga sama melihat hpnya. Sedetik kemudian ia menganga karena cewek yang dikatakan Maminya benar-benar jauh dari kata anggun. Benar-benar jauh sekali karena cewek yang berdiri dihadapannya ini cewek dengan penampilan celana pendek selutut robek-robek, memakai baju kebesaran dan topi yang dibalik kebelakang.

"Bawa koper sama tas gue, mobil pesanan gue sudah sudah datang."

Setalah mengatakan itu Senja langsung melongos pergi berjalan menuju mobil yang sudah ia pesan sedangkan Devan masih menganga tak percaya karen baru pertemuan pertama dirinya sudah dijadikan babu. Benar-benar pertemuan mengerikan.

"Namanya gak sama sama kelakuannya."

•••

Devan mengantar Senja ke apartemen dekat dengan kampus cewek itu sendiri. Jarak Apartemen Devan dan senja hanya memerlukan waktu15 menit. Sebenarnya orang tua Senja menginginkan putri mereka satu kampus dengan Devan akan tetapi Senja mengatakan ingin kampus yang mana kampus tersebut terkenal dengan mahasiswanya yang pernah menjuarai lomba taekwondo diluar negeri alhasil kampus yang ditunjuk  Senja ialah kampus Universitas Shopia magnificent.

Devan heran dengan barang-barang yang dibawa cewek yang berjalan dibelakangnya ini. Kopernya ringan sekali tidak seperti perempuan lainnya. Devan lupa cewek ini tomboy dan pasti tidak ingin repot.

"Ini apar---"

"Kuncinya mana? Gue mau masuk."

Buset

Kedua kalinya omongan Devan di potong. Cewek ini gemar sekali memotong pembicaraan orang, tidak ada sopan santunnya sama sekali.

"Lama banget sih." Kesalnya.

"Ya sabar," Devan balas nyolot pada Senja yang tak ada sabarnya sama sekali. "Nih,"

Bukannya bilang terimakasih begitu Senja mendapatkan kuncinya cewek itu langsung menutup pintu Apartemennya dengan kencang.

"Buset dah sangar banget jadi cewek. Bukannya bilang terimakasih atau disuruh masuk kek, gue malah kayak orang bodoh disini. Inimah bukan namanya Senja tapi tornado."

•••

Vanya bersenandung ria menggoyang-goyangkan tangannya dengan Devan yang saling bertaut. Mereka berdua sekarang ini menuju depan komplek untuk membeli makanan karena Devan katanya ingin makan sate kambing langanannya.

"Dev masa tadi ada yang nembak gue," Adu Vanya menceritakan kejadian sewaktu pulang kuliah tadi.

Devan berhenti melangkah dan serius menatap Vanya. "Fakultas mana?"

"Teknik depan fakultas kita. Kaget tiba-tiba berdiri didepan gue terus kasi buket sama cokelat, untung fakultas lumayan sepi,"

"Yang mana sih? Jurusan mana? Gue punya teman anak teknik."

"Dia Dm gue sih tad---"

"Mana-mana!" Devan cepat-cepat merebut hp Vanya membuat pemiliknya mendengus.

"Yang mana Vanya, ini banyak banget yang Dm Lo. Lo sih selalu caper jadi ginikan," Sembur Devan kesal karena Dm yang masuk di Instagram Vanya bukan hanya 3 saja tapi sepuluh lebih.

"Loh kok Lo ngatain gue sih, gue gak pernah ya caper!"

"Tapi nih banyak banget dm yang masuk di Instagram Lo," Devan gak mau kalah baginya Vanya tetap salah.

"Ya gue juga gak tahu Dev, Mereka aja kalau kasi gue hadiah gue kasih ke Anis."

Devan maju selangkah dengan wajah memerah menahan marah." Jadi Lo sering dapat hadiah? Senang kan Lo."

Vanya juga maju selangkah tak mau kalah dari Devan. "Apaansi? Santai aja kali."

"Senang kan lo!"

"Gak soalnya bukan tipe gue."

"Bohong!"

"Gak Dev."

"Bohong!"

"Gak,gak,gak!"

Hap

Devan melingkarkan satu tangannya pada Vanya. Menatap gadis itu dengan dalam memperlihatkan kalau sebenarnya dirinya amatlah cemburu.

"Gue yang gak senang."

1
Istiy Ana
Perempuan tuh butuh kepastian Dev, lebih baik nyatakan ke Vanya apapun yg terjadi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!