Ganhia Wijaya, seorang gadis cantik yang penurut dan pekerja keras, hidup dengan tenang di bawah naungan keluarganya yang sederhana. Namun, kedamaian itu hancur ketika ayahnya terjerat utang besar kepada Tuan Danendra Mahendra, seorang pengusaha muda yang kaya raya namun terkenal dengan sifatnya yang dingin dan sombong. Demi menyelamatkan bisnis keluarganya yang hampir bangkrut, ayah Ganhia memaksa putrinya untuk menikah dengan Danendra, meski hatinya menolak.
Akankah mereka menemukan kebahagiaan di tengah pernikahan yang dilandasi oleh sebuah kontrak yang penuh tekanan?
yuk mampir yuk di karya pertama aku🙏😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merlin.K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Melihatnya Cemburu
Sore harinya Ganhia pulang lebih cepat dari tokonya Samapi di rumah Ganhia meletakkan tasnya di atas meja dan langsun melangka ke arah kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Ganhia sudah berdiri di depan cermin yang memantulkan dirinya yang sangat berbeda terlihat begitu cantik dengan gaun panjang berwarna biru gelap dengan potongan sederhana namun elegan begitu pas di tubuhnya meski tidak terbuka tapi pesona Ganhia menggunakan gaun itu tetap kuat dan anggun tanpa berlebihan dengan wajah yang sudah di poles Make up tipis oleh penata rias yang sudah di sediakan oleh Danendra.
Ganhia menatap dirinya sendiri, mulai menarik nafas " kenapa aku gugup begini? tenang Nhia ini hanya pesta biasa kok, lihat lah diri mu Nhia apa benar ini dirimu ternyata aku kelihatan cantik juga ya ketidak berdandan hehe" gumam Ganhia mencoba menguatkan hatinya.
Penata rias yang mendengar gumam Ganhia tersenyum dan memegang pundak Ganhia "benar nona anda sangat cantik hanya dengan meka up tipis anda kelihatan sangat mempesona , Tuan muda pasti sangat beruntung memiliki wanita seperti anda yang begitu cantik dan sederhana"
Ganhia menoleh dan tersenyum" ah mbak bisa aja mujinya" kata Ganhia sambil tersenyum malu-malu.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar dan pintu mulai terbuka muncullah seorang pelayan masih mudah yang sering menemani Ganhia di taman saat Ganhia baru pertama kali datang di kediaman Mahendra.
Ganhia yang melihat pelayan itu tersenyum "ada apa iren" Ganhia mulai membuka suara karena melihat iren yang tertegun di ambang pintu.
" eh maaf nona muda Tuan muda sudah menunggu di bawah" jawab iren sedikit canggung.
" hahaha bahkan seorang wanita pun terpesona melihat anda Nona apalgi dengan Tuan Mudah " kata penata rias sambil menyenggol sedikit pelan lengan Ganhia, sedangkan Ganhia yang mendengar itu hanya tersenyum dan mulai melangkah keluar di ikuti iren dari belakang.
Di lantai bawah Danendra sudah siap dengan menggunakan stelan jas yang senada dengan warna gaun yang dikenakan Ganhia, rambutnya ditata rapi membuat Danendra terlihat semakin tampan meskipun ekspektasi tetap sama dingin dan cuek.
Danendra dan Dirga yang duduk di sofa ruang keluarga mulai menoleh ke arah tangga saat mendengar suara heels yang menyatu dengan tangga tatapan Danendra menelusuri penampilan Ganhia yang begitu anggun dan cantik membuat Danendra dan Dirga begitu terpesona dengan penampilan Ganhia sore ini, tatapan Danendra dan Ganhia bertemu tapi hanya sesaat karena detik berikutnya Danendra sudah membuang pandangannya kearah Dirga dan berdecak saat melihat pandangan Dirga yang terus berfokus ke arah Ganhia.
" jaga pandanganmu Ga.. Kalau kamu Masi ingin bola matamu tetap berada di tempatnya" bisik Danendra kepada Dirga yang membuat Dirga langsung tersadar dan segera menunduk.
saat Ganhia sudah berdiri di samping sofa Danendra langsung berdiri dan melangka keluar tanpa berbicara.
" silakan nona" kata Dirga mempersilakan Ganhia mengikuti Danendra.
Mobil mewah yang di kemudikan oleh Dirga mulai melaju pelan menuju tempat pesta, di dalam mobil hanya ada keheningan hanya ada suara mesin mobil yang menemani mereka tanpa ada obrolan di antara mereka, Ganhia menatap keluar jendela sementara Danendra sibuk dengan Ponselnya.
Sesekali Ganhia mencuri pandang ke arah Danendra mulai bertanya-tanya dalam hati "apa dia tahu aku sangat penasaran dengan ke acara pesta apa dia akan membawaku kenapa dia tidak langsun mengatakannya saja sih, apakah Nona Alea akan benar-benar ada di sana?, apa ini alasannya manusia sombong ini membawaku, untuk membuat Nona Alea cemburu seperti yang perna dikatakan Claudia?, ataukah dia justru ingin melepaskan ku di depan Nona Alea agar terlihat keren" Ganhia terus berperang dengan pikirannya sendiri tanpa sadar mobil sudah berhenti.
Dirga turun lebih dulu kemudian melangka memutar dan membukakan pintu mobil untuk Tuan dan Nona mudanya.
kemudian Danendra sedit menggeser tubuhnya ke samping Ganhia dan berbisik "jangan lupa dengan ucapan ku... Kamu datang bersamaku tapi lihat di sana Gisel dan Claudia sudah menunggumu, jangan perna membuat masalah dan membuatku malu" bisik Danendra sambil menunjuk tempat duduk Gisel dan Claudia.
Ganhia hanya mengangguk meski dalam hatinya terasa sesak "Tenang saja Tuan aku tidak akan membuat anda malu" lalu Ganhia melangka pelan ke arah Gisel dan Claudia.
Danendra mengernyit mendengar perkataan Ganhia " apa Nhia memanggilku Tuan ah sudahlah saat ini aku membiarkan mu tapi lihat saja nanti aku akan menghukum mu enak saja masih memanggilku Tuan dan meninggalkan ku " gumam Danendra dalam hati dan mulai melangka masuk di ikuti Dirga dari belakang.
" wah kak Nhia kakak cantik banget" kata Gisel girang kemudian berdiri dari duduknya dan memeluk Ganhia dengan erat.
" Kalau aku jadi Kak Nendra aku tidak ingin Kak Nhia jauh dari samping ku" tambah Claudia sambil terkekeh pelan.
Ganhia hanya tertawa kecil tapi matanya sibuk mencari seseorang atau lebih tepatnya mencari keberadaan Nona Alea.
suasana pesta semakin meriah musik lembut semakin mengalun, tamu-tamu penting mulai berdatangan satu-persatu, lampu-lampu gantung berkilau menciptakan kesan megah dan mewah.
Ganhia, Gisel dan Claudia mulai menikmati menu-menu pembuka yang di sediakan dan mencoba menikmati obrolan ringan mereka meskipun mata Ganhia terus mencari seseorang yang dari tadi ditunggunya, hingga Ganhia mendengar suara Claudia " itukan Kak Alea dia juga datang" bisik Claudia mengikut Gisel meskipun berbisik tapi Ganhia masih bis mendengarnya.
Ganhia spontan menoleh ke arah pintu masuk, disana sosok wanita cantik dan anggun dengan gaun merah yang sedikit terbuka dan elegan dengan gaya seperti itu wanita itu bisa dikenal bahwa dia adalah seorang model yang sangat terkenal, senyumannya menawan tatapannya langsun tertuju kesatu arah di mana di sana seorang pria tinggi dan tampan berdiri tapi tidak memandang ke arahnya hanya sekretarisnya yang selalu setia berdiri disampingnya memandang tajam ke arah wanita itu yang mulai melangka ke arah mereka
Dengan percaya diri Alea berjalan mendekati Danendra dan tanpa ragu berdiri di sampingnya, ya.. Benar wanita itu adalah Alea mantan kekasih Danendra atau masih berstatus pacar Danendra karena mereka belum mengakhiri hubungan mereka dan pria yang menatap Alea dengan tatapan tajam adalah sekertaris Dirga yang kelihatanya lebih tidak suka kepada Alea apa Dirga mengetahui sesuatu di balik kepergian Alea.
Danendra membiarkan Alea menyentuh lengannya lalu Alea membisikkan sesuatu sambil tersenyum manis.
Danendra hanya menoleh sekilas wajahnya tetap dingin dan tak membalas senyuman Alea bahkan matanya segera beralih mencari seseorang.
Pandangan Danendra jatuh tepat ke arah Ganhia ingin melihat ekspresi Ganhia, Danendra ingin melihat raut cemburu kesedihan atau kekecewaan Ganhia saat melihat wanita lain memegang lengannya bahkan berbisik di telinganya yang kelihatannya seperti mencium pipi Danendra.
Namun apa yang di lihat Danendra malah mengejutkannya, Ganhia tersenyum kepadanya bukan senyum getir yang biasa Ganhia tampilkan tapi senyum itu adalah senyum ringan dan tulus seolah benar-benar tak terganggu oleh keberadaan Alea di sisi Danendra.
Padahal di dalam hatinya Ganhia merasa sedikit sakit tetapi Ganhia terus menyadarkan dirinya agar jangan berpikir yang tidak-tidak " tenang Ganhia jangan bodoh dengan cinta ini waktunya kamu menyatukan mereka, bukan kah ini yang kamu harapkan kenapa kamu merasa sakit? Bukanya kamu akan senang saat mereka kembali bersatu jangan egois dengan ingin mengambil milik orang lain" gumam Ganhia dalam hati terus menguatkan hatinya agar tidak merasa sakit.
Tapi seberapa keras pun Ganhia menahanya air matanya pun tetap keluar, Ganhia buru-buru menunduk menyembunyikan wajahnya agar tidak di lihat oleh Claudia dan Gisel.
Beberapa menit kemudian Ganhia pamit ke arah toilet, membuat Claudia dan Gisel saling berpandangan " kak sepertinya kak Nhia sangat sedih melihat kak Nendra yang dekat dengan wanita lain" kata Gisel ke Claudia.
" benar sepertinya kak Nhia menangis iss ngapain juga kak Nendra tidak marah saat Kak Alea memegangnya sih kan kak Nhia jadi sedih"
" iya seperti kak Nendra akan kembali bersama kak Alea"
" aku tidak akan membiarkan mereka bersama aku sudah sangat menyayangi kak Nhia "
" Iss dulu aja selalu menghina kak Nhia dan menyuruh kak Alea kembali sekarang sudah berubah nih " kata Gisel menggoda Claudia
Claudia berdecak kesal dengan perkataan Gisel " issa itukan dulu ".
ternyata hanya untuk di panggil
sayang....
lanjut thor ceritanya
sedikit demi sedikit
telah tumbuh
lama" buanyak
dan bucin...
lanjut thor ceritanya