NovelToon NovelToon
Mahligai Cinta (Cinta Setelah Menikah)

Mahligai Cinta (Cinta Setelah Menikah)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa / Pernikahan rahasia
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: bucin fi sabilillah

Hanum Salsabila, seorang dosen cantik harus menerima kenyataan jika ia harus dijodohkan dengan seorang CEO. Ia hanya bisa pasrah dengan ketegasan Halim sang ayah yang membuatnya tidak berdaya.
Ravindra Aditama, CEO yang begitu membenci perjodohan. Ia bersumpah akan mengerjai Hanum sampai ia puas dan pergi meninggalkan negeri ini setelahnya.
Kisah cinta mereka baru saja dimulai, namun Tama harus menerima kenyataan jika Hanum lebih memilih untuk berpisah darinya.
Akankah mereka bisa mempertahankan rumah tangga atau memilih untuk berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bu, bantu saya!

Tama terdiam, ia baru menyadari ada rasa trauma yang sedang ditekan oleh Hanum saat ini. Namun, jika Hanum memang benar-benar melakukan pergantian pembimbing, maka proses kelulusannya akan lebih lama lagi dari targetnya.

"Anda bisa melupakan semua kejadian itu dengan menjadikan kata hak dan kewajiban sebagai alasan. Satu hal yang Anda lupa, Anda tidak melihat dari sisi saya, apa yang saya rasakan sekarang. Bahkan anda dengan mudah berbuat sesuka hati di depan orang tua kita. Anda tidak paham bagaimana rasanya ketika harus berpura-pura tersenyum di hadapan bunda dan berkata saya baik-baik saja! Apa Anda paham tentang itu?" ucap Hanum dengan air mata yang mengalir.

Tama benar-benar terdiam, ia merasa tertampar dengan ucapan Hanum yang begitu menusuk.

"Beri saya ruang untuk menenangkan diri. Saya tau, ada hak dan kewajiban Anda sebagai suami. Tapi, bukan seperti itu caranya. Belum lagi merasakan manisnya rumah tangga, sudah ada trauma yang saya alami. Sekarang, Anda bertingkah seolah begitu mencintai saya, ada apa dengan Anda?" tanya Hanum heran.

"Beri saya satu kesempatan untuk memperbaiki semuanya, Bu!" ucap Tama .

"Memperbaiki?" ucap Hanum menggeleng. "Anda hanya memperkeruh suasana!" sambungnya.

Tama terdiam dan menatap Hanum dengan mata polosnya. "Bagaimana kalau semua yang saya lakukan itu tulus, Bu? Bagaimana kalau saya mencintai istri saya sendiri?" ucapnya tegas.

Hanum terdiam, ia tidak akan pernah percaya lagi dengan apa yang dikatakan oleh Tama.

"Bimbingan Anda sudah selesai. Saya ingin beristirahat sekarang," ucapnya mengusir secara halus.

Tama hanya menatap Hanum dengan lekat.

Suatu hari nanti, saya yakin jika ibu yang akan datang sendiri kepada saya!. Batinnya sambil mengangguk.

Tama berjalan keluar dan mengusap kepala Hanum sebelum benar-benar pergi dari sana.

"Istirahatlah, Istriku!" ucap Tama tersenyum dan berhasil membuat Hanum tersentak kaget.

Tama keluar sambil tersenyum dan menatap Hanum terlebih dahulu. Walaupun perasaannya kini bercampur aduk, namun cukup Hanum yang merasa hancur, jangan sampai ia juga merasakannya.

Sejak malam itu, Tama tidak lagi berbicara kepada Hanum. Pria tampan itu sangat sibuk mengurus perusahaannya. Walaupun jarang bertemu, tetapi Tama selalu menyempatkan memasak sarapan untuk sang istri.

Hanum mulai merasa ada yang kosong di dalam dirinya. Tidak ada lagi Tama yang jahil dan sering membuatnya kesal setiap melihat wajah tampan itu.

"Bu, tadi bapak berpesan nanti malam bapak tidak pulang karena harus ke luar kota," ucap Mbak Nini.

Hanum hanya mengangguk dan melanjutkan sarapannya.

Keluar kota? Kenapa dia tidak mengatakannya langsung kepadaku?. Batinnya.

Setelah selesai, ia langsung berangkat menuju kampus. Berkendara sendiri menggunakan mobil pemberian dari mertuanya.

Pikiran Hanum mulai berkelana, memikirkan bagaimana nasib hubungan rumah tangga mereka kedepannya nanti. Ia tidak mungkin seperti ini terus karena akan membuatnya merasa frustrasi.

Rasa takut akan kehamilan mulai membayangi, walaupun ia sudah pergi ke dokter untuk mencegah agar benih Tama tidak tumbuh di dalam rahimnya.

Huh, rasa sakit itu tidak akan pernah hilang sampai kapanpun. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?. Batin Hanum.

Hingga mobilnya berhenti di parkiran fakultas, matanya menatap seseorang yang sangat tidak asing.

"Selamat Pagi, Bu Hanum," ucap Alfizi menyapa.

"Selamat pagi, Pak. Apa Bapak tidak ada jadwal hari ini?" tanya Hanum ketika melihat Alfizi hanya menggunakan pakaian santai.

"Tidak, saya hanya ingin mengatakan sesuatu kepada, Ibu," ucap Alfizi tersenyum.

"Ada apa, Pak?" tanya Hanum penasaran.

"Hmm, apa nanti sore Ibu sibuk?" tanya Alfizi menggaruk tengkuknya.

"Tidak, Pak. Bapak ada perlu apa? Saya harus masuk kelas sekarang," ucap Hanum tidak sabar.

"Hmm, nanti sore saya mau mengajak ibu makan di resto yang ada di samping mall," ucap Alfizi dengan wajah yang merona. "Apa ibu bisa?" sambungnya.

"Hmm, mungkin bisa, nanti saya hubungi lagi ya Pak. Saya permisi!" ucap Hanum mengangguk dan berlalu dari hadapan Dosen muda yang tampan itu.

Alfizi hanya tersenyum sambil memegang dadanya yang terasa berdetak sangat cepat. Ia segera berlalu dari sana dan kembali pulang.

Hah, ini terlalu mendebarkan! Dia sangat cantik dan wangi!. Batinnya tersenyum senang.

Alfizi perlahan pergi meninggalkan kampus dengan hati yang berbunga-bunga.

Hanum mulai menerka apa yang akan terjadi nanti. Namun kali ini ia harus memperjelas dan mempertegas semuanya kepada Alfizi.

Jika tidak, maka dosen tampan ini akan terus mengejarnya, tanpa mengetahui jika ia sudah menikah.

Setelah selesai mengajar, Hanum memilih untuk pulang terlebih dahulu. Namun ketika baru saja tiba di rumah, ia melihat Tama yang sudah bertingkah aneh.

"Bu, bantu saya!" ucap Tama dengan wajah yang memerah dan napas yang menderu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!