Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 6 ONS
Lima Minggu kemudian.
Sikap Delia semakin berubah, hal itu membuat sang Tante menaruh rasa curiga padanya. Setiap makan Delia selalu mual mual. Gadis tersebut tidak bisa menahannya. Saat Delia belum pulang dari butik, Reina memutuskan untuk kembali ke rumah lebih dulu dibandingkan sang keponakan. Dia masuk ke dalam kamar Delia, yang ternyata dikunci dengan rapat. Untung saja ada kunci cadangan.
Reina terus mencari bukti yang bisa menguak rasa curiganya.
Damn!
Jantung Reina seakan berhenti berdetak saat dia menemukan sesuatu di dalam laci pakaian milik Delia. Bingkisan berwarna merah yang membuat Reina penasaran lalu membukanya. Matanya melotot melihat isi bingkisan itu.
"Vitamin Ibu hamil dan asam folat?" ujar Reina dengan tangan yang gemetaran. Dia buru-buru memasukkan obat itu ke dalam bingkisan tersebut, lalu membawanya keluar.
Tak lama kemudian, suara mobil milik Delia terdengar. Sebisa mungkin Reina mencoba bersikap tenang.
"Baru pulang?" tanya Reina ketika melihat Delia yang baru saja menginjakkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Delia tersenyum tipis sambil mengangguk.
"Tunggu, Delia!" cegah Reina dan Delia menoleh kebelakang.
"Tante ingin bertanya sesuatu padamu."
"Ada apa, Tante? Wajah Tante terlihat tegang."
Reina beranjak dari tempat duduknya, dia berjalan mendekati Delia.
"Ini milik siapa?" Reina mengeluarkan sebuah bingkisan yang sangat familiar bagi Delia. Gadis itu menelan ludah dengan susah payah.
"Tante dapat itu darimana?"
"Jangan pura-pura bo*do*h, Delia! Tante menemukan ini dikamar mu! Selama beberapa Minggu ini Tante sudah menaruh curiga, dan ternyata kecurigaan Tante terbukti. Kau hamil!" bentak Reina murka.
Napas Delia terdengar tidak beraturan, bahkan detak jantungnya seperti terdengar hingga keluar. Mata gadis itu memerah, dia memeluk kaki Reina.
"Maaf, Tante. Maafkan Delia," Isak tangisnya dibawah kaki sang Tante. "Delia bingung harus bagaimana."
"Siapa Ayah dari bayi itu?" tanya Reina berusaha mengontrol emosinya. Pertanyaan itu dijawab gelengan oleh Delia.
Reina menarik bahu Delia agar gadis itu berdiri sejajar dengannya. "Kau tidak tahu siapa pria itu?" hati Reina benar-benar sakit. Dia merasa gagal menjaga amanah dari almarhum kedua kakaknya. Sejak Delia bersekolah, Reina lah yang mengurus dengan tangannya sendiri. Reina seorang janda, tanpa anak.
"Bagaimana bisa kau tidak tahu siapa pria itu, Delia? Berapa banyak pria yang tidur denganmu, hah?"
"Hiks, ini unsur ketidaksengajaan, Tante." ucapnya sesenggukan, Delia pun mulai menceritakan awal mula dia bisa hamil.
Reina memejamkan mata, ingin marah dan mengusir Delia, tapi dia ingat dengan janji yang dia buat pada kedua kakaknya.
"Gu*gurkan kandunganmu, Delia! Semua ini pasti akan menjadi aib untukku, dan bisa menjatuhkan martabat ku dimata semua orang."
Delia menggeleng sambil memegang perutnya, dia mundur beberapa langkah. "Tidak, Tante! Apa pun yang terjadi aku akan tetap mempertahankan kandunganku."
"Apa kau sudah g*ila? Bahkan kita tidak tahu siapa Ayah dari anak itu! Coba buka pikiranmu, Delia."
"Jangan memaksaku, Tante."
"Baiklah, jika kau masih tetap ingin mempertahankan kandunganmu, maka kau harus pergi dari rumah ini."
Deg
Air mata semakin deras mengalir di pipi Delia. Tanpa menjawab sepatah kata pun, Delia langsung berlari menuju kamarnya. Sedangkan Reina, dia menunduk dengan air mata yang juga menetes di pipinya.
"Maafkan aku, Kak. Aku sudah mengingkari janjiku, aku tidak bisa berbuat apa pun lagi. Aku tidak mau reputasi keluarga kita hancur karena ulah Delia."
Reina menghapus air matanya dengan cepat saat melihat Delia yang berjalan menuruni anak tangga sambil menarik kopernya. Reina tidak bicara, bahkan menatap Delia.
"Aku pamit, Tante. Aku tidak ingin menjadi Ibu yang egois untuk anakku." ucap Delia, menusuk relung hati Reina.
Perlahan langkah Delia membawanya keluar dari rumah mewah tersebut, yang sudah ditinggali selama tujuh belas tahun ini. Saat dia masih berusia sepuluh tahun, orangtuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat. Delia pun dibawa ke rumah Reina, dia tidak pernah kekurangan apa pun di sana. Materi, kasih sayang, dan cinta Reina diberikan dengan tulus untuk Delia. Reina sudah seperti ibu kandung bagi Delia, tapi kali ini takdir memberikannya pilihan yang sulit.
******
BERSAMBUNG
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai