Tentang sebuah ruang yang ku sebut bahagia.
Sebuah kisah tentang persahabatan di sebuah GC di mana canda dan tawa di tuangkan dalam tulisan menjadi sebuah karya dan bisa di nikmati banyak orang.
Yang tanpa bertatap ataupun berjabat tapi saling bersahabat.
This is The Random Zodiak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indri Diandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30: Di balik candaan, kadang terselip keseriusan.
Dua pasangan yang tidak muda lagi sangat terlihat harmonis, membuat siapa saja senang melihatnya. Bukan nya mereka tak pernah berselisih paham, tapi prinsip mereka adalah selalu ada alasan untuk terus bersama selain saling mencintai, rasa nyaman dan aman selalu di berikan keduanya.
"Tadi kakek telepon siapa, sih? Kok kelihatannya serius banget," tanya sang nenek sambil mengambilkan nasi untuk sang kakek.
Salah satu kunci yang membuat hubungan kakek dan nenek harmonis adalah perlakukan nenek kepada kakek, walaupun mereka bergelimang harta. Pelayan juga lebih daru lima di rumah. Tapi, untuk urusan masak dan melayani kakek semua di kerjakan sendiri oleh sang nenek. Dan di usia pernikahan mereka yang lebih dari setengah abad masih selalu harmonis.
"Oh, itu kakek sedang mengatur keberangkatan beberapa mahasiswa ke negara di mana kemungkinan Ayako di sekap." Jawab sang kakek.
"Akhirnya, cucu mantu kita segera ketemu. Eh, tunggu dulu. Apa hubungannya dengan beberapa mahasiswa kek?"
"Info yang kakek dapat, dia sedang di Singapura. Tepatnya sedang sakit dan saat ini sedang di rawat di sebuah rumah sakit swasta di sana. Tapi orang kepercayaan ku tidak mudah masuk karena dia di jaga ketat. Tapi kakek yakin, Ayako akan segera di temukan." Jawab sang kakek dengan penuh keyakinan.
" Nenek percaya, dan apapun caranya pasti kakek akan lakukan yang terbaik untuk keluarga kita."
Mereka berdua mengentikan obrolan, sudah seperti itu sang nenek tidak akan menanyakan lebih jauh mengenai cara dan strategi sang kakek. Karena dia hanya yakin dan percaya pada suaminya. Karena apapun yang di lakukan yang suami juga demi keluarga.
...----------------...
Seorang pria muda terlihat gelisah. Sebuah buku novel yang berjudul Antara Cinta Dan Cinta karya author Indri Diandra ia tutup kembali setelah membaca beberapa bab. Awalnya ia terlihat biasa saja, saat membaca bagian yang mengisahkan masa lalu ia jadi teringat seseorang. Sudah beberapa minggu sejak pertemuannya dengan gadis cantik di kampus membuat hatinya sedikit tak tenang. Bukan karena jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi ia lebih penasaran karena seperti sudah kenal sebelumnya dengan gadis tersebut.
"Akhhh, sial! Tuh cewek ganggu pikiran gue banget. Hanya mirip, atau memang dia orangnya? Tahu gini gue tanya waktu itu,"
"Memang bener, penyesalan itu datang di akhir. Kalau di depan namanya pendaftaran. Udah ah, telepon Kia ah, gue ajak nongkrong barang kali dua mau," ucapnya lagi.
Ia berdiri lalu meletakkan buku novel tersebut di rak yang berjejer dengan beberapa buku novel lainnya seperti With You Again dan Missing You. Semua karya dari author favorit nya. Lalu ia beralih ke benda pipih yang ada di atas meja. Dengan segera menghubungi teman nya Kia.
" Halo, Kia. Yuk, kita nongkrong! Gue jemput lima belas menit lagi," Ucap Fahmi lalu menutup panggilan telepon sepihak tanpa menunggu jawaban dari Kia.
Pemuda itu adalah Fahmi, ia baru saja pindah ke Jakarta beberapa bulan lalu. Tak ada yang ia kenali kecuali Kia dan keluarganya. Jadi kalau ingin pergi ia akan mengajak Kia. Sebenarnya lebih enak kalau sesama laki-laki tapi karena Atar kakak Kia sedang kuliah di Yogyakarta maka yang menemani Fahmi adalah Kia.
***
"Eh, kurang ajar itu orang. Main nyuruh aja. Belum di jawab udah di matiin lagi teleponnya," Kia tak hentinya mengumpat, aktivitas nya di ganggu oleh sang sepupu Fahmi.
"Bodoh amat lah, mau lanjut nonton aja. Palingan tuh anak ngga serius juga. Lagian itu anak kan suka bercanda,"
Kia kembali melanjutkan aktivitas menontonnya. Sesekali ia tertawa dan juga teriak karena gemas melihat adegan demi adegan yang seru yang membuat nya ikut hanyut.
Tok.. tok...
" Kia, di luar ada Fahmi. Katanya kamu mau pergi sama dia ya?" tanya sang ibu dari balik pintu.
"Ha...Apa? Fahmi bu?" bukannya menjawab Kia yang kaget malah bertanya balik. Ia menutup laptopnya dan segera bangkit dari tempat tidur.
Jangan tanya posisi Kia. Bukanlah paling enak kalau saat nonton drama kita sambil rebahan di atas kasur?
Iklan guys
R: Thor itu kebiasaan elu ya? 🙄
A: Kagak weh 😎
R: Kagak salah kan thor?
A: Kagak bener, gue ngga pernah lihat sambil rebahan di atas kasur. Rebahan nya di lantai beralaskan tikar.
R: Sama aja, itu rebahan thorrr 🙄. Bikin gemes gue aja nih author yang katanya kalem.
A: wkwkw
R:Lanjuttttt thor!
A: Iya, 🙄.
Iklan close 😎
Kia membuka pintu dengan tergesa-gesa, sampai tak mempedulikan sang ibu uang masih berdiri di depan pintu. Ia tak percaya kalau Fahmi ada di rumah nya sekarang. Kia pikir telepon tadi hanya candaan saja. Ternyata Fahmi serius.
"Eh, bocah! Ibu di sini malah lari nyelonong aja ya kamu! Udah bosan tinggal sama ibu? di kawinin aja deh ini," ucap Kia dengan lantang sambil menunjuk ke arah Kia yang sedang berlari keluar untuk menemui Fahmi.
"Boleh, mau dong di kawinin! Eh, di nikahin maksudnya," jawab Kia yang membalas candaan sang ibu.
Di ruang tamu Fahmi sudah duduk dengan santai, ia di temani pak Jamal ayah dari Kia.
"Hai adik sepupu!" Sapa Fahmi yang melihat sosok Kia sudah duduk di hadapannya.
"Lo serius, ya?" tanya Kia yang tak percaya dengan apa yang di lihat nya.
Karena ia berpikir tak mungkin Fahmi serius mengajaknya pergi malam-malam. Sedangkan aturan kedua orang tua Kia sangat ketat disiplin.
"Ngga, gue bercanda aja sih," jawab Fahmi dengan enteng nya.
Kia semakin jengkel melihat ekspresi wajah sepupunya tersebut.
"Tuh kan, bilang nya bercanda." Keluh Kia.
Fahmi langsung mendekatkan kepalanya ke arah Kia lalu berbisik. " Di balik candaan, kadang terselip keseriusan."
Plak... Buku yang ada di meja langsung mendarat sempurna di bahu Fahmi. Tentu saja Kia semakin marah dengan keusilan sepupunya tersebut.
"Yasudah, yuk berangkat!" Ajak Fahmi. Ia segera terdiri, bersiap untuk pergi ke suatu tempat bersama Kia.
"Tapi belum izin bokap," jawab Kia yang sedang bingung takut tak di izinkan pak Jamal.
"Pak dhe galak, izin sebentar ajak Kia makan ya? Lapar nih, tadi di rumah masakan bibi ngga sesuai selera. Jadi belum makan daru tadi." Fahmi dengan nada yang lembut berusaha meminta izin dari sang paman untuk mengajak Kia pergi.
"Lah, kok bisa? Berarti kamu dari tadi belum makan?" pak Jamal beratnya, memastikan apakah Fahmi benar belum makan.
Fahmi memutar bola matanya malas. Susah sekali meyakinkan kakak dari ibunya ini. Antara dia nanti akan di tawari makan di rumah sang paman, atau malah dirinya yang di usir karena ini sudah jam sembilan malam.
tenang aja, aku masih setia menunggu kok./Facepalm//Facepalm/
Perempuan yg tidak pernah marah, sekalinya dia marah konahan pun akan hancur🙂
tidak ada kata toxic di antara kalian
wish you all the best wat kalian