Deg, Alea tertegun ketika melihat dokter baru diapotek tempatnya bekerja. Yang diperkenalkan anak bosnya. Wajahnya mengingatkan akan cinta pertamanya diwaktu SMA yang pergi tanpa kabar selama delapan tahun.
Wajah yang sama tapi nama yang berbeda. Apa Alea sudah salah mengenal orang. Dia sangat yakin kalau dokter didepannya adalah
orang yang dulu teman sakaligus orang yang dia cintai. Tidak ada beda sedikitpun dari wajahnya.
Namanya dokter Haikal Fernanda. Dokter spesialis penyakit dalam yang baru datang dari kota. Dia hanya menatap dingin ke semua karyawan ketika memperkenalkan diri. Tanpa melihat sedikitpun ke arah Alea.
Mengapa dia tidak mengenali Alea?
Apa lamanya waktu berpisah membuatnya melupakan Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dia Mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part#30
Alea bersiap-siap untuk pulang. Sebelum pulang dia singgah sebentar diruang resep. Tapi baru mau duduk Tristan memanggilnya.
''Ada apa bang?'' tanya Alea.
''Dokter Haikal minta jus alpukat. Katanya hanya kamu yang tahu tempat membeli jus sesuai dengan seleranya'' jawab Tristan.
''Tapi ini sudah jam pulang kerjaku bang'' protes Alea. Dia malas bertemu dengan Haikal.
''Kamu bilang sendiri sama dokter Haikal'' ucap Tristan.
''Tapi aku karyawan apotek bukan karyawan dokter Haikal. Bang Tris aja yang bilangin kepada dokter Haikal'' jawab Alea.
''Kamu bisanya hanya menjawab saja. Pokoknya saya tidak mau tahu. Ini uang untuk beli jusnya. Beli dua biar dokter Hikal senang. Kalau kamu tidak mau pergi aku bilangin sama Tasya. Karna dokter Haikal calon tunangan Tasya'' ancam Tristan meletakan uang diatas meja. Dia kemudian pergi sebelum Alea sempat menjawab.
''Kembaliannya kamu ambil saja'' sambungnya lagi sebelum menghilang dari pandangan Alea.
Alea terpaksa pergi membeli jus untuk Haikal. Walaupun dalam hatinya di mengomel.
Alea pergi membeli jus ketempat yang pertama kali dia membelikan untuk Haikal. Hari ini dia memesan dua jus alpukat sesuai pesan Tristan.
Beberapa saat kemudian Alea sampai diapotek. Dia langsung keruang praktek Haikal untuk mengantarkan jusnya. Agar dia cepat pulang kerumahnya. Alea memberikan jus yang dia beli kepada perawat. Tapi perawat menyuruh Alea mengantarnya sendiri kedalam ruangan yang kebetulan tidak ada pasien.
Dengan terpaksa lagi Alea masuk keruang praktek Haikal. Dia melihat Haikal sedang mengecek berkas diatas mejanya tanpa melihat kedatangan Alea.
''Permisi dok, ini jus pesanannya'' kata Alea sambil meletakan jus diatas meja Haikal. Haikal masih sibuk dengan pekerjaannya. Alea memilih untuk langsung pergi dari sama.
''Kalau begitu saya pamit dulu'' sambungnya lagi. Alea membalik badannya untuk keluar ruang Haikal.
''Saya hanya pesan satu'' ucap Haikal melihat kearah Alea. Dia membuka kacamatanya. Alea membalikan badannya lagi.
''Tapi tadi bang Tristan memyuruh membelikan dua jus untuk anda'' jawab Alea.
''Satu saja sudah cukup. Kamu ambil saja yang satunya lagi'' kata Haikal. Dia memanatap Alea. Sedangkan Alea binggung harus mengambil atau tidak. Dia tidak bisa minum jus Alpukat.
''Dia benar-benar bukan bang Hainal yang aku kenal. Karna bang Hainal tahu aku tidak bisa minum jus ini'' batin Alea.
''Kamu tidak mau?'' tanya Haikal lagi
''Saya...''
''Kamu tidak mau mengambilnya karna kamu tidak ingin saya menganggu kamu kan?'' tanya Haikal melihat Alea ragu-ragu.
''Bukan itu alasan saya tidak mau'' jawab Alea.
''Terus?'' tanya Haikal.
Alea masih diam ketika Faisal masuk kedalam ruang tersebut.
''Ternyata ada Alea disini'' ucap Faisal mengejutkan Alea dan Haikal.
''Malam dok, Apa kabar?'' tanya Alea sambil tersenyum ramah.
''Alhamdulillah sehat. Bagaimana kabarmu dan ayahmu?'' tanya Faisal.
''Alhamdulillah saya sehat dok. Ayah masih seperti biasa harus rutin minum obat'' jawan Alea.
''Terus kamu kok ada disini?'' tanya Faisal lagi.
''Saya mengantar jus pesanan dokter Haikal. Kalau begitu saya pamit dok'' jawab Alea.
''Iya. Sampaikan salam saya sama ayahmu'' ucap Faisal.
''Baik dok'' jawab Alea sambil berlalu. Dia cepat-cepat keluar dari sana. Setelah Alea keluar Faisal duduk didepan meja Haikal.
''Gimana pasienmu hari ini? Ramai?'' tanya Faisal.
''Ya lumayan pa. Papa sendiri saja kesini?'' tanya Haikal.
''Dengan mamamu''
''Dimana mama menunggu?'' tanya Haikal.
''Katanya dia mau bertemu dengan Tasya dulu''
''Ooo''
''Kamu mau minum jus ini keduanya?'' tanya Faisal ketika melihat dua jus diatas meja Haikal.
'' Kalau papa mau ambil saja, aku tidak memesan dua tapi dibelikan dua. Ketika aku tawarkan sama Alea, dia tidak mau'' jawab Haikal.
''Ya jelas dia tidak mau. Alea itu alergi dengan alpukat'' jawab Faisal sambil menyerumput jus alpukat. Membuat Haikal terkejut. Seketika dia merasa bersalah karna memaksa Alea dan menuduh dia yang tidak-tidak.
''Wow, jus ini selera kamu sekali. Alea memang pandai dalam mengerjakan sesuatu. Dari dulu tidak pernah berubah'' puji Faisal.
''Kok papa tahu dia Alergi alpukat?'' tanya Haikal penasaran.
''Tumben kamu ingin tahu. Biasanya kamu selalu cuek dengan yang ada disekitarmu'' ucap Faisal penuh selidik.
''Bukan begitu. Aku hanya merasa bersalah saja sudah menuduh dia yang tidak-tidak karna menolak jus ini. Dia sendiri juga tidak mengatakan kalau alergi dengan alpukat'' jelas Haikal tidak mau membuat papanya curiga.
''Hmm benaran karna alasan itu?'' tanya Faisal.
''Iya pa'' jawab Haikal serius. Membuat Faisal tertawa.
''Papa tahu karna dulu Alea sering membantu papa ketika praktek disini. Dia sebenarnya anak yang ceria dan asyik dibawa bicara. Dia juga pintar dan bertanggungjawab dalam bekerja. Papa sering menyuruhnya membelikan semua keperluan yang papa butuhkan. Ketika kami mengobrol disela jam istirahat dia memberitahu kalau dia alergi dengan alpukat'' jelas Faisal.
''Sama papa dia ramah. Tapi sama aku juteknya minta ampun'' gumam Haikal kesal. Faisal mendengarnya. Dia juga melihat wajah kesal Haikal.
''Hehe, kamu saja yang tidak pandai mendekati cewek. Percuma wajah tampan. Kalau urusan cewek saja kamu tidak tahu'' ucap Faisal.
''Hmm''
''Hanya Tasya yang tergila-gila kepadamu'' sambung Faisal lagi.
''Tapi aku tidak menyukainya''
''Terus kamu menyukai Alea?'' Faisal langsung saja menebak.
''Aku juga tidak tahu'' jawab Haikal ragu-ragu.
''Kenapa kamu kelihatan ragu-ragu?'' tanya Faisal. Haikal diam.
''Papa akan selalu mendukungmu. Siapapun yang kamu sukai. Termasuk Alea. Selama ini papa kurang perhatian kepadamu. Tapi mulai saat ini papa akan selalu berada disampingmu dan mendukung setiap yang kamu inginkan'' sambungnya lagi.
''Bagaimana dengan mama?'' tanya Haikal.
''Kamu berhak menentukan kebahagianmu sendiri. Mamamu biar papa yang urus. Tidak perlu kamu pikirkan'' jawab Faisal.
''Makasih pa''
''Iya, hanya kamu anak papa sekarang. Papa hanya ingin yang terbaik untukmu. Kalau kamu merasa tidak nyaman bekerja disini karna menolak Tasya. Kamu bilang sama papa. Biar papa carikan tempat kerja dikota untukmu. Keluarga Surya tidak akan menekanmu karna penolakanmu kepada Tasya. Papa yang akan menghadapi Surya kalau dia berani mengusikmu'' ucap Faisal lagi.
''Iya pa, selagi aku bisa bertahan disini. Aku akan bertahan. Tapi kalau aku tidak sanggup lagi aku akan meminta bantuan sama papa'' jawab Haikal merasa senang dengan dukungan yang diberikan papanya.
''Papa tahu kamu anak yang kuat''
''Kalau begitu papa pamit kembali kekota. Kalau ada apa-apa kamu hubungi papa'' kata Faisal.
''Iya hati-hati dijalan. Aku tidak bisa mengantar papa keluar. Karna aku tidak mau ribut dengan mama kalau bertemu dia'' jawab Haikal. Faisal mengangguk tanda mengerti.
''Tidak masalah boy'' Faisal tersenyum dan keluar dari ruang Haikal.
Setelah keluar Faisal. Haikal kembi melanjutkan pekerjaannya. Pasien yang tadi sudah menunggu mulai masuk satu persatu.