Season 2 dari Novel "Anak Genius Milik Sang Milliarder"
Rachel dan Ronand telah beranjak remaja, kini usianya sudah menginjak 17 tahun. Rachel yang tak ingin selalu dibandingkan dengan kejeniusan Ronand, memilih untuk menyembunyikan identitasnya sebagai saudara dan orang kaya.
Semua siswa di sekolahnya, tidak ada yang mengetahui jika Rachel dan Ronand adalah saudara kembar. Justru mereka dirumorkan sebagai pasangan kekasih karena beberapa kali terlihat dekat.
Akankah keduanya berhasil menyembunyikan identitas mereka sampai lulus sekolah? Atau semua rencana itu gagal, seiring dengan kisah percintaan mereka yang terjadi di sekolah itu?
Temukan jawabannya hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Buat Khawatir
"Ini sebagai imbalan karena kalian telah membantu anak dan cucu saya. Jika mereka sampai diculik orang-orang jahat itu, pasti kami akan tambah kelabakan untuk mencarinya." ucap Julian memberi penjelasan. Julian juga yang langsung menyerahkan sebuah amplop berisi uang yang cukup tebal.
"Silahkan dibagi rata untuk kalian beli sembako. Hanya ini yang bisa kami berikan untuk kalian," lanjutnya dengan sedikit merendahkan dirinya.
Bukannya salah satu dari warga menerima amplop itu, justru mereka melongo tak percaya saat melihatnya. Begitu tebal, bahkan mungkin mereka belum pernah memegangnya.
Tidak sengaja menyelamatkan seseorang dari penculikan, namun diberi imbalan uang. Mereka tak menyangka akan mendapatkan durian runtuh. Padahal niat mereka hanya membantu karena ada yang butuh pertolongan.
"Mohon maaf sebelumnya, Pak. Kami ikhlas membantu anak dan cucu Bapak. Apalagi kami di sini juga punya anak dan cucu, pasti akan merasakan bagaimana rasanya jika mereka diculik. Oleh karena itu kami membantu mereka atas dasar kemanusiaan dan ikhlas lahir batin," ucap Ibu Laili mewakili para tetangganya.
"Ini permintaan dari anak perempuan saya tadi, Bu. Tolong diterima. Nanti anak saya tantrum makan batu kalau pemberiannya tidak diterima," ucap Julian memberi alasan yang tak masuk akal. Bahkan jika Rachel mendengarnya, pasti dia akan mengomel.
"Tantrum makan batu? Kok seram amat ya tantrumnya," gumam Ibu Laili sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Baiklah, kami terima uang ini. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih untuk Bapak dan anaknya tadi. Jangan sungkan jika membutuhkan bantuan kami," ucapnya sambil mengambil amplop yang diserahkan padanya. Julian hanya menganggukkan kepalanya saja kemudian pergi bersama orang-orangnya.
Para warga yang tadi membantu Rachel dan Mika merasa bersyukur mendapatkan rejeki nomplok. Kebetulan, mereka memang warga dengan perekonomian menengah ke bawah. Untuk masa saat ini, uang yang diberikan oleh Julian dan Rachel sangatlah berarti untuk mereka.
"Tadi yang ikutin Bapak itu, mukanya seram-seram kaya preman. Ternyata orangnya baik. Tadi aku lihat ada yang langsung menyingkirkan panci dan alat-alat masakku yang lain setelah para penculik dibawa pergi," ucap Ibu Laili sambil menghela nafasnya lega.
"Jangan menilai seseorang dari wajah dan penampilannya saja, Laili. Mereka kan bekerja pada orang baik dan loyal, pasti juga ikutan sama sifatnya dengan bosnya. Coba kalau bosnya jahat, pasti jadi jahat juga." ucap tetangganya dan diangguki oleh semua orang.
"Ayo kita hitung semua uang ini. Setelahnya kita bagi rata dan sisihkan sedikit untuk membantu perbaikan masjid," ucap Ibu Laili dan semuanya pun setuju dengan usulan itu. Kata Rachel memang akan diberikan uang masing-masing 5 juta. Hanya saja mereka tak tahu di dalam amplop itu ada uang berapa.
***
"Masih mau kabur lagi?" tanya Ronand yang kini menginterogasi Mika dan Rachel.
Ndak,
Nggak,
"Udah kapok belum?" tanyanya lagi.
Cudah,
Belum,
Plakkk...
Eh... Sudah maksudnya,
Onty boncel, yang benal jawabna. Ntal aku ikutan dihutum lho gala-gala Onty calah bicala,
Mika memukul lengan tangan Rachel agar meralat ucapannya. Ia tak mau jika Ronand kembali memarahi keduanya. Apalagi Mika sangat takut jika Ronand marah. Ronand tengah berkacak pinggang di hadapan Rachel dan Mika. Dan kini mereka sudah berada di ruang keluarga rumah Papa Fabio.
"Rasakan. Makanya jangan bandel. Untung nggak jadi diculik," ucap Mama Martha tanpa suara hanya dengan menggerakkan bibirnya saja. Ternyata berita tentang Rachel dan Mika hampir diculik sudah terdengar olehnya.
"Abang, Nenek gayung ledekin kita." adu Rachel pada Ronand dengan raut wajah cemberutnya.
"Nggak usah mengalihkan pembicaraan. Kamu salah Achel," ucap Ronand yang tak terpancing dengan aduan Rachel.
"Tolong jangan buat Mama khawatir, Achel. Mama tuh panik banget waktu kamu nggak bisa dihubungi,"
"Atau kamu mau tinggal aja di rumah kita dan pergi kemana pun pakai pengawal?" tanyanya dengan nada penuh ancaman.
"Eh... Jangan dong, Ronand. Masa Rachel diminta buat tinggal sama kalian lagi. Kan sudah ada perjanjian kalau harus ada salah satu cucu yang tinggal bareng Oma dan Opa," ucap Mama Martha tak terima jika Rachel dibawa tinggal bersama kedua orangtuanya lagi. Ia nanti bisa kesepian dan tak ada teman untuk diajak pergi.
Rachel pun kurang setuju dengan keinginan Ronand. Pasalnya jika tinggal bersama orangtuanya, dia tak bisa sebebas di sini. Sedangkan jika bersama Mama Martha, ia bebas melakukan apapun yang dia suka. Bahkan Mama Martha pun membiarkan saja asalkan bukan hal yang menyalahi aturan keluarga dan agama.
"Masalahnya ini nggak sepele, Oma. Mereka hampir diculik, lebih tepatnya Achel."
"Ronand nggak bisa lihat Achel ter..."
Grepp...
"Maafkan Achel, Abang. Achel nggak akan mengulangi lagi kesalahan yang sama. Achel nggak akan bikin khawatir Mama, Papa, Panpan, dan Abang." sela Rachel yang langsung memeluk Ronand dengan erat.
"Janji?" tanya Ronand meminta kepastian dari Rachel.
"Janji, Abang. Achel nggak akan membahayakan diri sendiri. Achel akan lebih nurut lagi kalau masalah beginian,"
"Tapi kalau bolos sekolah, nggak janji Achel." ucap Rachel dengan polosnya.
Ronand hanya bisa menghela nafasnya pasrah. Tak apalah jika hanya masalah bolos sekolah. Yang penting Rachel tidak berbuat onar dan menyakiti oranglain hingga berimbas pada kembarannya itu. Ronand melepaskan pelukannya dari Rachel kemudian mengacak rambutnya dengan pelan.
"Ish... Rusak nih rambutnya Achel. Habis perawatan di salon dua puluh juta nih," gerutu Rachel sambil merapikan rambutnya.
"Bohong kali Onty boncel ini. Kemalin kan ke calonna balengan cama Mika. Habisna cuma dua puluh libu lho. Itu juga cama Onty ditawal lagi," ucap Mika mengadukan tingkah Rachel pada Ronand saat berada di salon.
"Tapi kemarin Achel..."
"Kemalin Onty boncel minta uangna cama Uncle Onand dua puluh juta. Tapi dipakaina ndak campai dua puluh libu. Polusi itu namana," seru Mika dengan sok tahu.
"Korupsi, Mika." Mama Martha membenarkan ucapan dari Mika.
"Cama caja, nenet dayung." ucap Mika tak mau kalah.
Rachel melirik sinis ke arah Mika yang malah membuka rahasianya. Padahal Mika juga kebagian uang itu untuk jajan bersama. Namun Mika berkata seolah tak tahu uang itu untuk apa.
"Awas aja kalau aku dapat duit dari Opa dan Abang, nggak akan aku bagi itu si kurcaci cadel." gumam Rachel.
Kayak ada cetan yang lagi liatin Mika,
Melinding bulu ketekna Mika ini,
Sembarangan, dikira Ontymu yang cantik ini kuntilanak.
Mika ndak bilang gitu lho. Onty cendili yang bilang,
Astaga... Mika, pulang sajalah sana ke rumah emakmu. Di sini bikin pusing,
Mika itu jiplakanmu waktu kecil, Rachel. Jadi terima saja karmamu karena dulu sering jahil. Jadinya sekarang dijahili balik oleh keponakan sendiri,
****
Triple lagi, teman-teman 🙏😊
Mohon dukungannya, terimakasih
Yang masih bingung dengan cerita ini, bisa baca kisah Season 1 nya di cerita "Anak Genius Milik Sang Milliarder". Link ada di bawah ini 👇
lanjut thor...
SEKALIAN UNDANG SON HOREG PUNYA OM BREWOK MIKAAAA...
JANGAN LUPA NENEK GAYUNG DI AJAK HOBAAAAHHH💃💃💃💃💃💃