Tolong berhentilah menebar pesona hanya mata terpejam bisa kurasakan, jangan biarkan cahayamu membutakan banyak hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angguni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bima dan Bobby
Desi Pov
"ucapanku di bus kemarin itu serius, Desi. Aku akan menikahimu. Kita akan menikah muda seperti yang kau jawab kemarin".
Dia tersenyum penuh bangga ke arahku. Aku menatap Bobby seakan bilang, " Sumpah! Aku gak pernah minta di nikahin sama ini orang! "
Bobby seakan tidak memedulikan lagi. Dia langsung masuk ke dalam rumahku tanpa sepatah kata pun.
"Kamu sudah gila ya, Bim?! Aku sudah punya suami! Lihat! Apa yang kamu lakukan membuat suamiku marah. Argghh! " Aku berlari masuk mengejar Bobby. Pasti dia sangat marah padaku sekarang.
Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, tapi Bobby entah di mana. Aku berlari ke taman belakang. Aku melihat Bobby berbaring di bangku taman. Dia menatap lurus ke langit seakan menantang surya, tapi tatapannya kosong.
Perlahan aku berjalan mendekat. Aku harus menjelaskan semuanya. Ini tidak boleh berlangsung lama.
Aku berdiri di sebelah Bobby. Dia sempat melirik ku sekilas, kemudian kembali fokus ke arah langit.
"Langit mungkin tak selalu biru, akan ada mendung yang sesekali menghampiri. Tapi, lihatlah! Mentari yang tetap percaya dan setia bersama langit meski terkadang sinarnya di tutupi awan hitam".
Bobby bergeming, seolah olah Desi tidak ada di sana.
"Kak Desi.....!! " Di panggil ayah tuh di ruang tamu! Eh, mas Bobby juga!! "teriak Robby dari pintu belakang.
Bobby berjalan mendahuluiku. Hmmm... segitunya.
Aku berjalan mengikuti Bobby. Mataku sakit saat masuk ke ruang tamu. Dengan sok gagahnya, Bima duduk berhadapan dengan ayah. Bobby duduk di kursi panjang sebelah ayah. Aku mengambil tempat di sebelahnya.
Keadaan masih hening. Aku melirik Bobby. Dia menatap kosong ke depan. Kulihat ayah memijit mijit keningnya. Dan! Saat aku menoleh ke arah Bima, dia tersenyum (sok) manis sekali ke arahku. Segera ku alihkan pandanganku.
"Ehhmm.... " Ayah berdeham menarik perhatian kami.
"Jadi, begini ya, nak Bima. Ini putri saya dan ini suaminya. Bahkan maksud saya menolak niat baik nak Bima, tapi ya.... bisa di lihat sendiri putri saya sudah memiliki suami. Dan sekali lagi, saya mohon nak Bima bisa mengerti", ucap ayah panjang lebar.
Bobby diam. Aku bingung harus berbicara spa. Aku tidak menyangka Bima senekat ini. Padahal aku kan sudah bilang kalau aku punya suami.
"Tapi, om. Toh selama ini mereka berhubungan jarak jauh. Di kampus juga tidak ada yang tahu kalau Desi sudah menikah. Dan kelihatanya juga Desi tidak bahagia dengan orang ini. Om bisa percayakan Desi pada saya. Masalah biaya hidup tidak perlu khawatir. Om kenalkan dengan ayah saya? "
"Bima, cukup!!Kamu sudah gila? Kamu itu berbicara dengan ayahku yang sudah membahagiakanku selama ini. Dan sekarang, kamu bicara masalah biaya hidup? benar benar gak waras!
" Dan satu lagi.... jangan sok tahu tentang rumah tanggaku! Kami bahagia. Sangat bahagia!"
Aku menggenggam tangan Bobby.
"Sudahlah, selesaikan dulu urusan kalian. Ayah akan ke atas, dan kamu Bobby, Ayah tahu kamu bisa berlaku bijak".Ayah pergi meninggalkan kami dengan suasana seperti ini. Ayaaahh....!!!
" Sudahlah, Desi. Jangan membohongi dirimu sendiri. Bukankah kamu sendiri yang kemarin bilang suami arogan? "
Bobby berdiri. Aku berusaha menarik tangannya. Tapi, hal yang tak kusangka di lakukan Bobby. Dia menarik ku berdiri mengikutinya.
"Apa yang kau katakan padanya, hmm? Kau bilang aku arogan? "
Bobby menarik ku mendekat, menghapus jarak antara kami. Tubuhku menegang. Bobby tidak pernah segila ini. Aku diam. Aku bingung harus apa.Ayaaahhh, ciuman pertamaku di ambil secara tidak hormaaatt, hwaaaaa....!!
Buuuuggghhh!!!
Bobby jatuh tersungkur di lantai. "Bobbbbyyy....!!
Ujung bibirnya berdarah, tapi Bobby tersenyum dan menghapus darah. Aku membantu suamiku berdiri.
" Bima, APA KAMU SUDAH GILA, HAH. "
Bima mendengus, menyilangkan tangannya di depan dada. "ya, aku gila, lalu kenapa? Dan lo, gua ingetin ya! Jangan sekali sekali lo ngelakuin itu lagi sama Desi, atau abis lo sama gua! "