NovelToon NovelToon
Reinkarnasi: Istri Sempurna Sang CEO

Reinkarnasi: Istri Sempurna Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Obsesi / Pelakor jahat
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Julie0813

Di kehidupan sebelumnya, Nayla hidup dalam belenggu Adrian.
Tak ada kebebasan. Tak ada kebahagiaan.
Ia dipaksa menggugurkan kandungannya, lalu dipaksa mendonorkan ginjalnya kepada saudari kembarnya sendiri—Kayla.
Ia meninggal di atas meja operasi, bersimbah darah, dengan mata terbuka penuh penyesalan.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua.
Di kehidupan ini, Nayla bersumpah: ia tidak akan jatuh di lubang yang sama.
Ia akan membuka topeng dua manusia berhati busuk—mantan kekasih dan saudari tercintanya.

Namun kali ini... apakah ia bisa menang?
Atau akan ada harga baru yang harus ia bayar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julie0813, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Keracunan Makanan

Karena bantuan kecil namun sangat berarti yang diberikan Nayla saat mereka masih kecil, Adrian—tanpa sepengetahuan Nayla—sudah lama menetapkan bahwa gadis itu adalah calon istrinya.

Maka ketika ia akhirnya menyadari bahwa Nayla adalah orang yang selama ini ia cari, Adrian tak peduli apakah Nayla menyukainya atau tidak, dia tetap memaksakan Nayla untuk tetap berada di sisinya.

Mengurungnya, mengendalikan hidupnya, memaksa Nayla agar sepenuhnya menjadi miliknya.

Adrian tahu, tindakannya mungkin sudah melewati batas, bahkan bisa dibilang agak sakit jiwa. Tapi bukankah hasil akhirnya baik? Itu yang terpenting, bukan?

Nayla tak membuat Adrian menunggu terlalu lama. Dua lauk sayur, dua lauk daging, ditambah satu mangkuk sup. Melihat makanan yang sudah tersaji di meja, hati Adrian akhirnya terasa sedikit seimbang.

“Penampilannya biasa saja.” Adrian mengambil sepotong sayap ayam saus manis dengan sumpit, hendak memasukkannya ke dalam mulut.

“Tunggu dulu.” Nayla buru-buru menghentikannya, lalu berlari ke arah kotak obat, mengambil obat maag, dan menaruh segelas air di atas meja. Setelah itu barulah ia berkata, “Sekarang boleh lanjut makan.”

Adrian merasa aneh melihat kelakuan Nayla yang tiba-tiba seperti itu. Namun begitu dia menggigit sayap ayamnya, semuanya menjadi jelas.

“Gimana rasanya?” tanya Nayla dengan ekspresi penuh harap.

Adrian ingin memuntahkannya, tapi sopan santun yang telah tertanam sejak kecil tidak mengizinkannya berbuat demikian. Ia hanya bisa mengunyah cepat dan menelannya bulat-bulat.

“Kamu yakin ini ayamnya matang?” Adrian benar-benar tak tahu apakah Nayla sedang mengerjainya, atau mungkin selera Rayyan memang seunik itu? Ayamnya belum matang sempurna, ada rasa pahit gosong, dan ditambah saus manis, rasanya sungguh tak terlukiskan. Benar-benar menyiksa lidahnya.

“Gimana kalau kamu coba yang ini? Tumis sawi putih sama telur, ini pasti matang!” Minat Nayla untuk memasak justru semakin meningkat, ia kembali memandangi Adrian dengan antusias.

Adrian mencoba menenangkan diri. Mungkin tadi memang hanya kesalahan kecil. Lagi pula, sawi putih itu kan sayuran paling gampang dimasak. Paling tidak, rasanya seharusnya tidak separah yang tadi.

Dengan sangat hati-hati, Adrian menjepit sehelai kecil sawi dan memasukkannya ke dalam mulut. Hasilnya? Ternyata selalu ada yang lebih buruk. Rasanya benar-benar di luar nalar. Adrian hampir saja memuntahkannya, bahkan sudut matanya mulai berair karena terlalu menahan diri.

Nayla segera menepuk-nepuk punggungnya dengan penuh rasa bersalah, lalu menyodorkan semangkuk sup telur rumput laut.

“Minum ini, mungkin bisa bantu netralisir,” katanya lembut. Adrian pun menggenggam tangan Nayla dan meminum sesendok.

“...Apa aja yang kamu masukin ke dalam sup ini?!” Adrian menelan dengan susah payah, tatapannya terlihat marah namun terhalang air mata. Ia menatap Nayla dengan ekspresi seakan-akan baru saja dikhianati oleh orang paling dipercayainya.

“rumput laut, telur... oh, sama gula. Bukannya kamu suka yang manis? Kenapa, nggak enak ya?” Nayla mengedipkan mata polos, benar-benar tanpa rasa bersalah.

Adrian sendiri sudah tak tahu, apakah seharusnya ia merasa bahagia karena Nayla masih mengingat kalau ia suka makanan manis, atau justru marah karena kemampuan memasak Nayla benar-benar... mencelakakan.

“Kamu mendingan minum obat dulu deh, kalau enggak nanti kamu pasti merasa nggak enak badan.” ujar Nayla sambil menyodorkan obat. Adrian meneguk obat itu sambil mendengarkan Nayla yang tetap saja terus mengoceh tanpa henti.

“Kamu udah hebat banget lho, makan masakan aku sampai tiga suap dan masih bisa duduk tegak gitu. Dulu waktu Rayyan coba satu suap aja, dia langsung dilarikan ke rumah sakit.”

“Itu karena aku punya fisik kuat, nggak kayak lelaki lemah itu.” gumam Adrian dalam hati sambil merapatkan bibirnya, sedikit tersinggung tapi tetap angkuh.

“Aku sampe harus jagain dia di rumah sakit berhari-hari!” Nayla melanjutkan ceritanya,ekspresi wajahnya dipenuhi dengan rasa kesal saat mengingat kejadian itu.

“Siapa bilang aku nggak apa-apa?!Masakan kamu itu kayak ada racunnya!Perutku sakit... cepat antar aku ke rumah sakit!” Adrian tiba-tiba memegangi perutnya dengan wajah penuh penderitaan.

“Kamu juga separah itu?! Tunggu bentar ya!Aku ambil kunci mobil dulu, sekarang juga kita ke rumah sakit!” kata Nayla panik sambil menatap Adrian dengan tatapan penuh penyesalan.

1
Duwie Sartika
ni orang suruhannya ga bener...
Aisyah Binti Eddie
susah move on ih...aku suka banget baca kalo bisa mampir di novelku yok aku takut ada kesalahan gpp aku gak paksa
Legato Bluesummers
Ngga bisa move on!
Jul: Makasih udah baca dan komen ya! 🥹🫶🫶🫶Tenang aja, update segera datang 💪😉
total 1 replies
Alea Thya
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
Jul: Terima kasih yaa! Komentarnya bikin aku semangat nulis lagi 😍
Doain aja semoga inspirasinya nggak kabur, biar bisa update cepet~🫶🫶🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!