NovelToon NovelToon
Whispers Of The Enchanted Realm

Whispers Of The Enchanted Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: MllyyyStar

Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.

Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.

Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.

Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?

Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8 Ruangan Mewah Di Istana

Pagi itu tiba, pada dini hari sekali mereka memulai perjalanan mereka kembali. Dan sesuai yang diperkirakan oleh Alsean, pagi itu tak ada Kerusuhan yang kembali terjadi, bisa saja karena Kerusuhan itu sudah terkendali, ataupun karena hari yang masih terlalu dini.

Kereta Kuda mereka akhirnya mulai berjalan pelan setelah memasuki Gerbang Utama Kerajaan, Luna memandang takjub dari balik jendela Kereta.

Gerbang dengan ukuran yang berkali-kali lipat lebih lebar dan tinggi dibandingkan dengan Gerbang biasanya yang pernah dilihat olehnya selama ini.

Tidak hanya berhenti disitu, pemandangan selanjutnya membuat Luna tak berhenti untuk takjub dan berbatin dalam hatinya.

“Meski aku sudah pernah membayangkannya ketika menulis gambaran Istana ini, tetapi tetap saja ini sangat luar biasa ketika dilihat secara langsung.”

“Setelah tiba di Istana, kau bisa istirahat dengan lebih baik.” Ujar Alsean.

Kereta berhenti tepat di depan Pintu Utama masuk ke Istana. Luna turun setelah Alsean membantunya.

Dan seperti di film-film, para Pelayan berjejer dengan rapi di samping karpet merah yang digelar dengan Mewah. Para Pelayan itu menyambut kedatangan mereka dengan pakaian Formal yang berwarna umum, yakni hitam-putih.

Seorang pria paruh baya yang tampak berusia sekitar pertengahan terlihat berbeda di banding yang lainnya, dengan sebuah cermin mata tanpa pasangannya yang dikenakannya membuatnya tampak berwibawa.

Ia mendekat dan kemudian memberi salam. “Selamat datang kembali ke Istana, Yang Mulia Pangeran, Yang Mulia Putri.”

Luna menjawab dengan canggung. “Em.”

“Dia adalah Garrick, Butler Istana. Jika ada masalah kamu bisa memberitahunya.” Jelas Alsean, Luna Mengangguk mengerti.

“Saya sudah mendengar apa yang telah terjadi kepada anda, dan saya turut prihatin atas Peristiwa yang telah menimpa anda. Tetapi Yang Mulia Putri tidak perlu khawatir karena saya akan membantu anda agar dapat segera beradaptasi kembali di Istana dengan cepat.” Ucap Garrick, Butler Istana.

“Luna, ikutlah dengannya. Butler akan mengantarmu ke kamarmu.” Ujar Alsean.

Luna akhirnya mengikuti Butler Garrick masuk ke Istana, melangkah melewati Ruang Aula dengan lampu gantung besar yang mencolok. Mereka menaiki tangga untuk menuju ke Lantai selanjutnya.

“Kamar anda berada di Lantai dua arah Selatan dari Ruang Aula, hati-hati dengan langkah anda, Putri.” Ucap Garrick, mengulurkan tangan untuk membantu Luna.

“Tangganya tinggi sekali..” Batin Luna dalam hatinya, ia melangkah dengan perlahan di antara anak-anak tangga itu.

Hanya dengan berjalan melewati anak tangga itu saja sudah cukup untuk membuat Luna merasa kelelahan, masih belum dengan harus melewati Lorong Koridor panjang tanpa ujung yang kini sedang ia lihat di hadapannya ini.

Sembari Luna mengikuti Butler Garrick di sampingnya, Butler itu menjelaskan secara singkat beberapa Ruangan yang baru saja telah mereka lewati saat ini hingga langkah panjang mereka tidak terasa menjadi terlalu membosankan, dan setelah beberapa waktu akhirnya Luna telah tiba di kamarnya.

Butler Garrick undur diri, membiarkan beberapa Dayang Pribadi Luna mengambil alihnya.

Luna melangkah masuk, ia disambut dengan begitu Mewah. Beberapa Dayang melayaninya dari menyiapkan air mandi untuknya, membantunya untuk mengenakan gaun sampai meriasnya meski Luna tak akan pergi kemanapun pada hari itu.

Luna membaringkan dirinya di atas tempat tidur, ia memeluk bantal. “Bisakah kalian keluar? Aku ingin tidur.” Tanyanya kepada beberapa Dayang yang berada di kamarnya itu.

“Maaf Putri, kami akan tetap berada disini sampai waktu tidur malam hari, kami tidak akan mengganggu waktu tidur anda.” Ucap salah satu Dayang.

“Apa mereka takut aku melakukan sesuatu?”

“Sudahlah, aku ngantuk sekali..” Luna mengabaikannya, ia mulai memejamkan matanya.

~

Tap

Tap

Tap

“Apa Baginda sedang di Ruangannya?” Tanya Alsean.

“Saat ini Baginda sedang Rapat.” Jawab seorang Kesatria yang berjaga di pintu masuk Ruang Kerja Pribadi Kaisar Darius.

“Baiklah, aku akan menunggu di dalam.” Ujar Alsean, Kesatria itu kemudian membukakan pintu untuknya.

Alsean melangkah masuk dan ia duduk untuk menunggu hingga kemudian akhirnya Kaisar Darius menyelesaikan Rapatnya, dan kembali ke Ruangan bersama dengan Sekretarisnya, Zane.

Alsean berdiri dan mengangguk Hormat, menunggu jeda untuk berbicara.

Kaisar Darius melangkah masuk sembari menyelesaikan percakapannya untuk Rapat yang sebelumnya.

“Pastikan masalah ini sudah selesai dalam seminggu, aku tidak ingin mendengar ada masalah tentang ini lagi minggu depan.” Ujarnya.

“Baik.” Jawab Zane

Kaisar Darius melirik Alsean sejenak.

“Baginda, kita masih memiliki waktu setengah jam sampai Pertemuan selanjutnya tiba.” Ucap Zane, mengatakan bahwa mereka sekarang masih memiliki waktu untuk berbicara sebentar.

“Saya tidak akan lama.” Ujar Alsean.

“Baiklah.”

Kaisar Darius duduk di Sofa, tepat menghadap ke Alsean. “Duduklah.” Ucapnya.

Setelah Alsean duduk, Kaisar Darius bertanya. “Kudengar kalian menginap semalam di Ibukota sebelum pulang ke Istana?”

Alsean mengangguk. “Ya, cukup jauh jika kami harus mengambil jalan memutar.”

“Bagaimana kondisi adikmu?”

“Itu yang ingin kubicarakan sekarang.” Ujar Alsean, kini ia tampak lebih serius.

“Seperti isi dalam Surat, Luna kehilangan seluruh ingatannya untuk sementara waktu ini, ia bahkan tidak mengenalku lagi ketika kami bertemu untuk yang pertama kalinya setelah aku kembali ke Akademi, dan jangan terkejut jika dia tidak akan mengenalmu lagi saat anda berjumpa dengannya.”

Darius mengalihkan pandangannya sejenak. “Begini juga bagus.”

“Menurut yang dikatakan oleh Profesor, dapat disimpulkan bahwa Luna mengalami Perundungan dari teman-teman sebayanya di Akademi, mereka meragukan Gelar Luna sebagai seorang Putri, dan mereka mulai merundungnya ketika Rumor itu menyebar di Kelasnya.”

“Jangan khawatir, aku sudah membereskan masalah ini.”

“Beres? Bukankah orang-orang yang merundungnya masih belum diketahui?” Tanya Alsean.

“Tidak sulit, Tedros sudah mencari tahu dan menyelesaikannya untuk kita.”

“Dengan cara?”

“Mengeluarkan mereka dari Akademi menggunakan Kekuasaan kita.”

Alsean mengernyit. “Lalu Sihir mereka? Dan bagaimana Kepala Akademi dapat setuju atas hal ini?”

“Sihir mereka dihapuskan secara paksa, dan kini mereka telah kembali menjadi orang Awam, tanpa Kemampuan Sihir apapun.” Jelasnya dan Alsean memandang dengan terkejut.

“Kemudian.. Roderick? Dia tak akan bisa berkata apa-apa, masalah ini terjadi di dalam Wilayahnya dan dia tidak berhasil memberikan keselamatan kepada Putri Kerajaan Laesian, dan selanjutnya adalah keputusanku. Jika dia menentangku, artinya dia juga melanggar perjanjiannya dalam Kontrak yang telah kami sepakati dahulu.” Lanjut Darius.

“Ini artinya masalahnya sudah selesai.”

“Tapi tidak dengan trauma yang dialami oleh Luna.” Ujar Alsean.

“Hal ini dapat menjadi kesempatan dia. Seperti terlahir kembali, dia bisa memilih jalannya dari awal bukan?” Kata Darius.

“Apa ada hal lain lagi?” Tanyanya.

“Mengenai Rumor itu.. Apa benar?”

“Tidak.”

“Tapi jika begitu, mengapa Rumor semacam itu dapat tersebar?”

“Baginda.” Panggil Zane, menyatakan waktu mereka untuk berbincang sudah hampir habis.

Darius berdiri. “Kita sambung percakapan ini di lain waktu.”

Setelah itu, Darius bersama dengan Zane kembali keluar dari Ruangan itu dan meninggalkan Alsean disana seorang diri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!