Tasya baru pulang membeli sayur. Belum sempat masuk kerumah masih berada dihalaman, ibu mertuanya langsung meraih uang kembalian yang Tasya pegang.
"apaan sih buk, itu nanti sisanya buat beli apa yang kurang didapur. main ambil aja, dasar mertua serakah".
"halah, kasih aja lah kamu ini harusnya bisa membelanjakan sesuai kebutuhan. kalau sisa ya kasih keaku atau gak keibu.
seakan tak memperdulikan Tasya, bu Wiji pun berlalu pergi.
itulah tabiat mertua Tasya yang serakah, serta suaminya yang sangat perhitungan. namun kesabaran Tasya pun ada batasnya, hingga suatu saat Tasya pun meluapkan emosinya yang selama ini dia pendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 29
Keenan sudah berpacaran kurang lebih tiga tahun. Dan pada tahun ketiga ini dia memutuskan untuk bertunangan. dan memutuskan menikah pada dua tahun lalu.
Namun rencana hanya tinggal rencana. Seseorang yang dia cintai mampu menghianatinya dengan laki laki lain yang selalu ada untuknya.
Kejadian ini bermula saat Keenan benar benar sibuk mengurus restorannya dan berencana mengajaknya makan malam bersama di restoran miliknya. Karena ada menu baru yang baru launching.
Namun Keenan memergoki tunangannya bermesraan di sebuah bar bersama lelaki lain. Itupun temannya yang memberi tahunya. Dan setelah itu Keenan mengakhiri hubungan mereka.
Dua tahun berlalu namun Keenan belum bisa melupakan mantan kekasihnya itu. Mereka bertemu kembali di sebuah mini market dan mantan kekasih Keenan meminta untuk kembali bersama Keenan.
Keenan masih berfikir ia harus menerimanya kembali atau tidak. Keenan masih ada rasa dengannya, namun juga disisi lain ada rasa kecewa dalam hatinya.
Karena hari ini adalah hari ulang tahun restorannya yang ke 5 Keenan mencoba ingin mengundang mantan kekasihnya ke acara tersebut. Namun semua rencana Keenan telah sirna kala temannya menelpon dirinya.
"halo Keenan, mantan kamu check in tuh sama laki laki. Tapi kayaknya bukan selingkuhannya yang dulu deh. Ini mah lain lagi", ucap Rani diseberang.
"coba kirim rekaman cctvnya boleh gak?" tanya Keenan.
Rani pun mengirimkan rekaman cctv mulai dari tempat parkir hotel sampai depan kamar hotel yang mereka sewa.
Keenan sangat kecewa melihat itu semua. Kali ini dia sudah tak membukakan pintu maaf lagi untuk mantan kekasihnya itu. Niat hati ingin mengajak mantan kekasihnya balikan lagi namun dia malah mendapat petunjuk bahwa perempuan itu bukan yang terbaik untuknya.
Mata Keenan berkaca kaca menceritakan semuanya pada Tasya. Seakan rasa sakitnya masih membekas sampai sekarang.
Tasya menyodorkan selembar tisu pada Keenan. Berharap laki laki ini mengusap air matanya yang hampir terjatuh. Namun malah ingusnya yang hampir menetes.
"mau ingus?" tanya Keenan sambil menyodorkan bekas tisu yang dia pakai membersihkan ingusnya.
"ih, jorok kamu Keenan", teriak Tasya.
"jangan teriak teriak gitu dong", ucap Keenan pelan karena semua orang memandang mereka berdua.
"ya maaf, terus terus ngapain kamu ada niatan buat balikan sama dia? Tau gak laki lakinya yang mana? Udah tahu dia selingkuh malah diajak balikan. Cinta boleh beg* jangan", ledek Tasya.
"dih, kayak dirinya gak aja", celetuk Keenan. Namun Tasya reflek menginjak kaki Keenan.
"aw, sakit tau", pekik Keenan.
"siapa suruh ngomong kayak gitu", ucap Tasya.
"untung sayang kalau gak", gumam Keenan.
"apa Keenan?"
"gak bukan apa apa kok. Teman kamu jadi kesini?" tanya Keenan mengalihkan pembicaraan.
"kayaknya gak deh ini dia kirim pesan tiba tiba suaminya ada pekerjaan yang urgent. Jadi dia nemenin suaminya gitu"
"bagus deh", celetuk Keenan.
"kok bagus kenapa?"
"gak apa apa kok, balik ke ruko lagi yuk" ajak Keenan. Tasya mengangguk tanda setuju.
Di kantor Adi masih memikirkan lelaki yang bersama mantan istrinya tadi pagi. Yang membuat dirinya telat ke kantor karena mengikuti mereka berdua.
"aduh... Kenapa aku jadi kepikiran Tasya ya. Mana dia sekarang lebih cantik lagi. Bahkan udah kayak gadis aja. Tapi kayaknya dia lagi dekat sama laki laki yang tadi deh", gumam Adi yang masih berdiri disamping sofa menghadap jendela.
Cekrek, Adi terkejut seseorang tiba tiba masuk tanpa mengetuk pintu ruangannya. Siapa lagi kalau bukan Salsa.
"kebiasaan, lain kali ketuk pintu Sal", ucap Adi kesal.
"aku udah ketuk pintu berkali kali tapi kamu gak dengar sayang. Kenapa sih sewot gitu ngomongnya", ujar Salsa cemberut karena mendengar perkataan suaminya itu.
"maaf", ucap Adi bersalah.
Tiba tiba Salsa mendekat kearah Adi dan memeluknya erat dari depan. Salsa menciumi leher suaminya dan berbisik, "aku kangen main di ruangan ini sayang".
Adi merasa ada sesuatu yang menonjol menempel di dadanya. Membuat pusaka milik Adi tiba tiba memberikan sinyal. Salsa merasakan ada sesuatu yang keras menempel pada roknya. Adi segera mengangkat istrinya dan mendudukkannya diatas meja.
Adi melum*at bibir milik Salsa dengan liar. Tangannya sambil memainkan satu gundukan besar milik Salsa dan satu lagi menjamah gua yang sudah sangat basah. satu persatu kancing baju Salsa terbuka. Adi hanya menaikkan keatas bra milik Salsa.
Terlihat sangat jelas dua buah gundukan yang lumayan besar dan nampak bulat. Dengan cepat Adi melahap satu persatu gundukan besar milik Salsa. Adi sengaja mendominasi permainan karena sejak tadi Salsa menggodanya.
Bahkan kali ini dada salsa penuh dengan tato warna merah buatan suaminya. Salsa membuka lebar lebar kedua pahanya. Berharap suaminya segera memulai gencatan senjata miliknya.
Namun Adi malah menurunkan kepalanya kebawah gua milik Salsa. Desah*n demi desah*n keluar dari mulut Salsa. Tapi mereka tak perlu khawatir karena ruangan Adi sudah dipasang peredam suara. Jadi Salsa bebas untuk menjerit sekalipun.
Saat Salsa akan mencapai puncaknya karena benar benar sangat liar memainkan gua milik Salsa. Adi membuka celananya sebagian dan menyuruh Salsa sedikit memainkan senjatanya memakai mulutnya.
Namun baru beberapa detik cairan itu sudah tumpah didalam mulut Salsa. Padahal yang Salsa harapkan ada gencatan senjata di gua milik Salsa.
"aku lapar, aku tunggu dikantin", ucap Adi meninggalkan Salsa begitu saja.
Salsa sangat kesal dengan suaminya, namun ia tak bisa berbuat apa apa karena ini masih dikantor. Dia pun menyusul Adi ke kantin.
Baru saja duduk didepan suaminya tiba tiba Salsa merasa mual dan ingin muntah.
"kamu kenapa Sal?" tanya Adi.
"gak tau mas, bentar ya" , jawab Salsa lalu berlari ke toilet. Sekitar sepuluh menit Salsa baru kembali dengan muka pucat.
"kamu sakit?" tanya Adi panik.
"aku gak tau sayang, tapi kepalaku juga pusing" jawab Salsa lemas.
"kita ke rumah sakit sekarang, biar aku buat surat izin. Aku anterin kamu", ucap Adi.
"apa jangan jangan aku hamil ya?" tanya Salsa pada dirinya sendiri.
"kamu udah haid belum?"
"aku kayaknya telat delapan hari sayang. Kalau benar aku hamil berarti kita mau punya anak sayang", ucap Salsa tersenyum bahagia.
"iya tapi kita harus periksa dulu, biar tau jelasnya gimana", ujar Adi.
Keenan dan Tasya baru sampai di ruko milik Keenan yang saat ini di sewa oleh Tasya. Ternyata para pekerjanya berhenti sejak setengah jam yang lalu.
Keenan menghampiri mereka. "ada apa pak? Kok malah ngumpul disini?"
"ini mas Keenan, si Arto tadi jatuh dari tangga kakinya terkilir kayaknya", jawab salah satu pekerja.
"yaudah bawa ke mobil saya bapak bapak, biar langsung ke rumah sakit aja", sahut Tasya.
Para kuli kuli itu pun melanjutkan pekerjaannya memperbaiki ruko.
"bapak bapak, dilanjut ya kerjanya. Kalau sudah selesai, makan dulu di warteg sebelah nanti bilang aja saya yang bayar. Habis dari rumah sakit sekalian saya mau ngasih gaji. Kalau gitu permisi dulu", Keenan pun pamit.
Hanya sepuluh menit mereka sampai dirumah sakit. Mereka berdua duduk diruang tunggu.
"aku ke toilet bentar ya", ucap Tasya.
"iya, mau diantar gak?"
"gak usah lah kayak kecil aja", jawab Tasya.
Keenan masih menunggu Tasya yang saat ini masih ditoilet. Mata Keenan tertuju pada seorang laki laki yang baru saja keluar dari sebuah ruangan menggandeng seorang perempuan.
"itukan suami Tasya. Poli kandungan? Dan itu... Jadi suami Tasya...." Keenan menggantungkan ucapannya.
...****************...