"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23-Sisi lain pangeran Xiao Ming
Gelap telah menyelimuti langit saat Luo Yi membuka matanya. Hanfu-nya belum terikat sempurna, ia buru-buru memperbaikinya. Detik berikutnya, ketukan pintu memecah kesunyian. Dengan hati berdebar, ia membukanya. Pangeran Jian Ming berdiri di ambang pintu, siluetnya terpancar dalam cahaya remang.
"Ada keperluan apa, Yang Mulia, larut begini?" tanya Luo Yi, suaranya bergetar.
"Aku hanya ingin memastikan keadaanmu. Apakah lukamu parah?"
Mata Luo Yi menyipit. "Sepertinya hubungan kita tak sedekat itu, Yang Mulia, hingga Anda menanyakan keadaanku,"
"Aku tahu kau marah. Marah karena ucapanku terakhir kali, ya?" Nada Jian Ming berat, dipenuhi penyesalan. "Maafkan aku, tapi aku tak ingin kau terluka."
"Cuih… omong kosong. Dalam cerita yang kubaca, dia penyebab kematian Luo Yi… Tapi ini… aneh. Kenapa ceritanya begitu berbeda? " Pikiran Luo Yi berputar-putar.
"Maaf, Pangeran, saya rasa ini tak pantas. Saya istri adik Anda. Mohon, pergilah."
"Kau hanya menggertakku, kan? Kau hanya menyukaiku, kamu hanya ingin membuatku cemburu, iya kan?" Jian Ming mendesak.
Luo Yi terkekeh geli. "Yang Mulia lucu sekali. Kemarin Anda membuang, bahkan menghina saya. Kini…?"
Jian Ming meraih tangan Luo Yi, menggenggamnya erat. Luo Yi berusaha melepaskan diri, namun kekuatan Jian Ming lebih besar.
"Dengarkan aku… Aku bersikap seperti itu karena malu. Tapi melihatmu seperti ini… aku ingin kembali kepadamu…" Pengakuan Jian Ming mengejutkan, terus terang dan tak terduga.
"Gila! Sejujur ini? Ada apa sih dengan otaknya? " Luo Yi bergumam dalam hati. Perasaan campur aduk memenuhi dadanya.
Xiao Ming yang baru datang langsung menepis tangan Jian Ming, ia menarik Luo Yi ke belakang.
"Ada perlu apa? kenapa malam seperti ini kak Jian Ming datang ke kamarku?
Luo Yi menatap punggung Xiao Ming, senyum lebar di bibirnya. " Wow... bener-bener kayak di cerita Wattpad. Seorang wanita cantik di perebutkan pangeran-pangeran tampan. " Hatinya bergejolak, dalam hatinya ia berteriak histeris.
Jian Ming meredupkan pandangannya. "Maaf aku hanya ingin tau keadaan Luo Yi. "
"Kakak tidak perlu khawatir, saya bisa mengurus istriku sendiri, jadi... sekarang silahkan pergi. "Nada Xiao Ming tegas.
Dengan enggan Jian Ming pergi, sesekali menoleh ke belakang, namun tatapan tajam Xiao Ming membuatnya urung mendekat. Xiao Ming baru berbalik saat Jian Ming menghilang dari pandangan. Ia mendapati Luo Yi tersenyum sendiri, terhanyut dalam lamunan.
"Masih menyukainya?" Suara Xiao Ming membentak, mengusir lamunan Luo Yi.
Luo Yi tersentak, "Tidak! Siapa yang masih menyukainya?" Dengan cepat, ia melepaskan genggaman tangan Xiao Ming.
Ia hendak kembali ke tempat tidurnya, namun Xiao Ming menariknya ke ranjang. "Tidurlah di sini, punggungmu masih sakit."
Xiao Ming membaringkan Luo Yi, menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Luo Yi tertegun, menatap Xiao Ming dengan penuh tanda tanya.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya, tak percaya.
Alis Xiao Ming bertaut. "Maksudmu?"
"Kenapa tiba-tiba kau bersikap baik padaku? Ada apa?" Luo Yi mendesak, rasa penasaran menggelegak.
Xiao Ming semakin merapatkan selimut, mendekatkan wajahnya hingga nafas mereka hampir menyatu. Bisikannya rendah, namun penuh otoritas.
"Diam dan tidurlah."
Keheningan menyelimuti mereka. Luo Yi mencoba memejamkan mata, namun pikirannya melayang. Bayangan wajah Xiao Ming, diterangi cahaya lampu remang, begitu menawan. Secara diam-diam, ia mencuri pandang, terpesona oleh ketampanan Xiao Ming. Setiap garis wajah, setiap lekuk bibir, terukir sempurna di retina matanya.
"Tidurlah… pejamkan matamu!"
Suara Xiao Ming, lembut namun tegas, membuyarkan lamunannya. Luo Yi tersentak, segera memejamkan mata, debar jantungnya masih bergema di telinganya. Luo Yi segera memejamkan matanya.
Baru saja terlelap dalam dekapan mimpi, Luo Yi terbangun oleh suara samar dari kejauhan. Xiao Ming telah pergi. Sebuah kecemasan dingin merayap di tulang punggungnya. Ia bangkit, langkahnya tergesa mencari sumber suara yang semakin jelas, suara jeritan yang mengiris kesunyian malam.
Suara itu berasal dari sebuah ruangan di sisi kanan paviliun, bangunan kecil yang terpisah dari bangunan utama. Jantung Luo Yi berdebar kencang, sebuah firasat buruk membayangi. Ia teringat peringatan Xiao Ming jangan pernah mendekati ruangan itu. Namun rasa penasaran, seperti api yang membakar, mengalahkan rasa takutnya.
Langkahnya terhenti di ambang pintu. Aroma harum yang aneh, manis dan sedikit menusuk hidung, menyeruak dari balik pintu kayu tua itu. Ia mendekat perlahan, tangannya meraih gagang pintu, ragu-ragu. Napas dalam diambilnya, mencoba menenangkan debar jantungnya yang tak menentu.
Dengan hati berdebar, pintu itu terbuka sedikit demi sedikit. Kegelapan menyelimuti ruangan di dalamnya, hanya beberapa lilin kecil yang memberikan penerangan samar. Luo Yi melangkah masuk, mata berusaha menyesuaikan dengan cahaya remang. Ruangan itu berantakan, benda-benda berserakan di lantai. Namun, suara jeritan itu telah berhenti.
Langkahnya tertenti. Di hadapannya Xiao Ming terikat di antara dua tiang kokoh, tubuhnya lemah dalam balutan kain putih polos. Ekspresi wajahnya awalnya lesu tiba-tiba berubah drastis. Mata Xiao Ming membelalak merah menyala penuh amarah. Alisnya mengkerut tajam, bibirnya terkatup rapat.
Tiba-tiba ia berteriak. "Pergi kamu dari sini! pergi... " Suaranya serak dan penuh kebencian.
Luo Yi merasa khawatir dengan keadaan Xiao Ming, ia tak menghiraukan teriakannya. Ia justru semakin mendekat melihat Xiao Ming lebih dekat. Terlihat urat-urat di tubuh Xiao Ming menonjol menghitam, matanya memerah seolah ingin menerkam siapapun yang ada di depannya.
Saat Luo Yi semakin dekat, tangan Xiao Ming berhasil meraihnya dan menariknya. Xiao Ming mencengkram pundaknya dengan erat hingga membuat Luo Yi meringis kesakitan.
Namun Luo Yi tak takut, justru ia memperhatikan Xiao Ming lebih dekat. Ia penasaran kenapa Xiao Ming terikat seperti ini.
"Apa yang terjadi padamu, pangeran? kenapa kamu seperti ini? " Tanyanya, suaranya lirih.
Xiao Ming tak bisa menjawab, saat ini ia terlihat seperti orang lain, dia hanya menatap tajam tanpa berkata apa-apa. Xiao Ming menarik tubuh Luo Yi mendekat, ia menunduk dan menggigit pundak Luo Yi.
"Akkkhh... " Jerit Luo Yi.
Ia berusaha melepaskan diri namun usahanya sia-sia, cengkraman Xiao Ming semakin kuat. Namun anehnya emosi Xiao Ming mereda, perlahan ia melepas gigitannya, dan Luo Yi, lemas karena syok dan rasa sakit, jatuh pingsan.
Mendengar jeritan dari dalam ruangan Jin Ling bergegas masuk ke dalam. Ia melihat Luo Yi sudah terbaring pingsan, sedang Xiao Ming terengah-engah, nafasnya cepat dan ada noda darah di bibirnya.
Jin Ling berjongkok melihat keadaan Luo Yi, ia mendekatkan jari telunjuknya ke hidung Luo Yi takut jika Luo Yi tak bernafas.
"Syukurlah, dia hanya pingsan. "Ia menatap Xiao Ming, segera membantu melepas ikatannya.
"Apa yang terjadi pangeran, kenapa putri Luo Yi sampai pingsan. "
Sebelum mampu menjawab Xiao Ming terkulai lemah di samping Luo Yi, Ia menoleh menatap wajah Luo Yi.
"Entahlah... aroma tubuhnya....menenangkan."
lanjut Thor 💪💪💪😘😘😘