NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Aira baru selesai dari toilet. Ia memandangi cermin yang ada di dalam kamar mandi, dan tersenyum saat melihat pantulan wajahnya di sana. Wajahnya masih terlihat baik-baik saja.

Selesai dengan kegiatan itu, ia keluar dari kamar mandi dan berjalan kembali melewati lorong, untuk menuju ruangan di mana acara penyambutan CEO mereka.

Khusus untuk hari ini, perusahaan Santoso meliburkan para pegawainya karena menyambut sang CEO.  Bahkan di perusahaan mengadakan perjamuan untuk itu.

'Hap!'

Sebuah tarikan di tangannya membuat Aira seketika melotot. Tubuhnya tiba-tiba ditarik untuk mengikuti langkah lelaki yang menariknya dengan begitu kuat saat ini.

Aira yang semula ingin memprotes dan menjerit karena diperlakukan dengan semena-mena, tiba-tiba terdiam. Ia mengenali sosok lelaki yang menariknya saat ini. Dan tentu saja jika ia bersuara maka mereka akan menjadi  bahan gosip, bila ada yang melihatnya nanti.

Aira dibawa memasuki sebuah pintu di mana keberadaan sebuah tangga darurat berada. Setelah memasuki pintu itu, ia ditarik dan ditekan ke dinding. Lelaki itu mengungkung tubuhnya agar tidak bisa bergerak kemana-mana.

"Apa laki-laki tadi adalah orang yang menyebabkanmu ingin menutupi pernikahan ini Aira?" Sebuah sorot tajam tatapan elang yang menghunus menembus pertahanan Aira.

Jika melihat Brian seperti ini, tidak akan ada yang menduga jika usia Brian jauh lebih mudah darinya. Aira mengangkat wajahnya membalas tatapan tajam itu. Ia bisa melihat jika tatapan Brian terlihat menajam. Terasa sangat jelas jika lelaki itu sedang menahan emosinya.

"Ini tidak ada hubungannya dengan Pak Arsen." Aira mencoba membicarakannya dengan nada yang lebih lembut. Tidak ingin jika Brian salah paham soal ia dan Arsen.

"Oh, benarkah?" Dengan senyuman miring, Brian malah semakin menunduk dan mempersempit jarak di antara wajah mereka.

"Aku berkata yang sebenarnya."

Aira mengangkat kedua tangannya dan meletakkannya di dada Brian. Sengaja menahan tubuh laki-laki itu agar tidak terlalu dekat dengannya. Ia benar-benar tidak ingin digosipkan dengan Brian di perusahaan ini.

Jika memang semuanya harus terbongkar, Aira ingin itu terbongkar setelah perjanjian antara ia dan papanya selesai tahun depan. Dan pada saat itu, ia tidak masalah diketahui sebagai putri dari keluarga Tanisa.

Tapi yang lebih membuat Aira takut adalah, ia tidak ingin jika karyawan di perusahaan ini mengetahui bahwa ia telah menikah dengan seorang Brian Santoso.

"Benar. Aku tidak berbohong." Sekali lagi Aira menjelaskan.

"Tapi kenapa aku melihat jika lelaki itu begitu sangat membelamu?" Semakin menunduk dengan tajam, Brian tidak melepaskan Aira dengan mudah begitu saja.

"Lelaki itu bahkan tidak segan memihakmu di depan para petinggi perusahaan. Dan dihadapan mertuaku sendiri."

Merasa kesal dengan sikap lelaki yang bernama arsen, karena begitu membela Aira. Membuat Brian benar-benar penuh emosi. Tak ingin jika ada laki-laki yang bersikap melindungi Aira selain dirinya.

"Dan ia menyukaimu bukan?" Brian menyipit mata, semakin membuat suasana penuh dengan intimidasi kuat.

"Ia bukan menyukaiku secara personal Brian." Kembali menjelaskan dengan lebih sabar, Aira tidak ingin Brian berpikiran macam-macam.

"Pak arsen hanya menyukaiku sebagai seorang manajer. Ia selalu merasa puas dengan hasil kerjaku." Sekali lagi Aira menjelaskan.

"Aku adalah laki-laki dengan insting yang kuat Aira! Apa kamu pikir aku tidak melihat bagaimana gelagatnya yang begitu Ingin melindungimu? Bagaimana tatapannya memandangimu dengan seorang penuh ketertarikan?"

Tangan Brian terulur dan menekan belakang kepala Aira. Hingga wanita itu semakin menengadah dan dekat dengan wajahnya. Bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas Aira di pipinya.

"Jika ia tertarik kepadaku, itu adalah urusannya sendiri."

Mulai kesal dengan keras kepala Brian, Aira memutar bola matanya dengan malas. Ia sungguh sangat tidak suka jika harus berdebat seperti ini dengan Brian.

"Aku tidak menyukainya secara personal. Tidak ada perasaan seperti itu untuk laki-laki manapun." Aira kembali menegaskan kepada Brian bahwa ia tidak tertarik dengan Arsen.

"Kenapa aku merasa tidak percaya dengan ucapanmu Aira?" Brian semakin menekan belakang kepala Aira hingga jarak wajah mereka sekarang ini tidak lebih dari 2 cm.

"Itu urusanmu, dan aku tidak memiliki penjelasan yang lebih banyak untuk menekan egomu sebagai laki-laki."

Aira mencoba mendorong Brian agar menjauh. Ia juga menggerakkan kepalanya agar tidak dipegang oleh Brian. Namun nyatanya lelaki itu memiliki tenaga kuat, yang tidak bisa Aira lepaskan dengan mudah.

"Inilah yang tidak aku sukai dari laki-laki yang jauh lebih muda. Terlalu kekanak-kanakan dan tidak bisa memikirkan semua dengan lebih rasional." Melirik Brian yang masih kesal kepadanya, Aira ikutan kesal dengan semua pemikiran negatif Brian.

"Oh ya? Lagi-lagi kamu menyalahkan usiaku karena aku lmuda?" Dengan mata yang semakin menyipit, Brian terkekeh sinis mendengar ucapan Aira.

Terasa sangat jelas jika wanita yang menyandang status sebagai istrinya ini terlalu mempermasalahkan perbedaan usia mereka. Brian saja tidak memusingkan itu. Kenapa Aira terlihat begitu tidak bisa menerimanya?

"Bukan hanya karena perbedaan usia kita yang begitu jauh." Aira tidak membantah ucapan Brian.

"Tapi lihatlah, kamu terlihat jelas bersikap kekanak-kanakan di saat aku sudah menjelaskannya." Aira menipis sedikit dengan pipi menggembung, cemberut dan merasa kesal.

Perbuatannya itu membuat bibirnya semakin menipis dan perhatian Brian pusat pada bibir itu. Brian seketika menelan ludah.

Tatapannya berpusat pada bibir itu, yang seolah menantangnya dan mengundangnya untuk mencium bibir tipis Aira adegan kuat. Bukankah itu tidak masalah sama sekali? Sebuah pemikiran kembali melintas di benak Brian.

Aira adalah istrinya! Dan tidak akan ada yang menjadi masalah jika ia mencium atau menyentuh istrinya ini. Selama seminggu menghabiskan waktu bersama dengan Aira setelah pernikahan mereka. Brian bahkan belum menyentuh Aira.

Karena wanita ini jelas-jelas membentangkan jarak, dan menegaskan jika ia tidak mau disentuh sebelum ia merasa siap.

"Bibir ini sejak tadi terlalu sibuk membantah setiap ucapanku."

Gumaman dari Brian serta elusan jempol tangan Brian di Bibir bawahnya membuat Aira seketika diam dan melotot. Perubahan sikap Brian secara tiba-tiba membuat ia benar-benar terkejut.

"Apa yang kamu lakukan?" Aira mencoba melepaskan diri dari Brian.

Tatapan matanya melirik ke pintu ruangan darurat yang tepat berada di sebelahnya. Ia takut jika seseorang tiba-tiba memasuki tempat ini dan menemukan Aira dalam posisi yang begitu dekat dengan Brian.

Aira bener-bener tidak ingin menjadi bahan gosip di perusahaan ini.

"Aku sudah menikahimu selama seminggu Aira. Tapi aku tidak mendapatkan apapun selama seminggu ini." Brian mengunci tatapan Aira dengan tatapannya yang begitu tajam.

"Menurutku itu terlalu kejam untukku." Brain semakin menunduk dan membuat Aira menahan nafas. Hidung mereka bersentuhan.

"Jangan lakukan itu."

Bisikan lirih Aira membuat Brian tersenyum kecil.

"Larangan yang kamu sebutkan. Membuatku malah semakin ingin melawannya."

Setelah berkata seperti itu Brian memiringkan wajahnya dan mempertemukan bibir mereka berdua.

'Cup!'

Ia menyesap bibir bawah Aira dengan kuat. Tidak menghiraukan Aira yang melotot dengan tubuh yang menegang dalam pelukannya.

Paling tidak dengan begini Ia mendapatkan sesuatu untuk meredakan kekesalannya. Dan Brian menyukai keputusannya ini.

......................................

1
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!