Lamha yang masih dalam keadaan berduka karena kehilangan bayinya kini dihadapkan dengan keadaan sulit dimana pemilik kontrakan tempatnya menyewa rumah memaksa Lamha untuk segera mendapatkan uang dalam waktu satu malam.
Dan akhirnya takdir membawanya kepada keluarga Graham. Lamha bekerja disana sebagai ibu susu baby A yang juga baru saja kehilangan ibunya. Pada suatu hari Lamha diminta pulang oleh ibunya dikampung, karena akan ada seorang lelaki yang akan mempersunting Lamha. Dengan berat hati Tuan El (Ayah baby A) terpaksa menikahi Lamha agar tetap berada disisi baby A yang sudah sangat ketergantungan kepada Lamha.
"Aku menikahimu karena baby A sangat membutuhkanmu, maka jangan pernah mengharapkan apa-apa dari pernikahan konyol ini." tuan El.
"Aku menikah denganmu ikhlas karena Allah. Jika kita berjodoh dan ditakdirkan bersama maka cinta akan tumbuh dengan sendirinya." Lamha.
Bagaimana kisah perjalan cinta mereka? apakah Lamha berhasil meluluhkan tuan El yang ternyata sudah memiliki kekasih bernama Mia. Ikuti kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRATA_YUDHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Izin Pergi
Tuan El melajukan mobilnya dengan kencang membelah jalanan ibu kota! dia menuju sebuah tempat favorit dimana ia dan mendiang Patricia sering menghabiskan waktu bersama.
Beberapa saat kemudian...
Dan disinilah tuan El berada, duduk dikursi dibawah pohon rindang dengan pemandangan danau kecil didepannya. Tuan El memandang kosong kedepan, dia teringat bayangan-bayangan masa lalu bersama Patricia. Dimana di tempat ini dulunya dia sering menghabiskan waktu bersama Patricia, tertawa dan berseda gurau dengan bahagia.
"Apa benar Pat? apa benar kau mengkhianatiku? apa benar yang diucapkan Mia? tapi... kenapa kau tampak bahagia selama ini" ucap tuan El seraya memandang kosong kedepan. Memandangi riak air danau yang terkena sapuan angin. Begitu damai dan menenangkan, tuan El memejamkan matanya menikmati belaian mesra tiupan angin yang menyapu wajahnya. Dia tak tahu jika saat ini ada wanita yang tengah menangis tersedu-sedu karena sebuah kesalahfahaman.
*********
Lamha tengah mengemasi barang-barangnya, tak hanya itu dia juga meminta adiknya dan ibunya untuk ikut berkemas. Ibunya Lamha yang tak tahu permasalahan anak dan menantunya hanya bisa mengelus dada dan memberi sedikit nasihat kepada putri sulungnya itu.
"Nak, jangan gegabah dalam mengambil keputusan. Segala sesuatu harus dibicarakan dengan kepala dingin. Dan apa kamu sudah izin kepada suamimu? dimana adab mu sebagai seorang istri yang meninggalkan rumah begitu saja." ucap ibunya Lamha.
"Lamha sudah kirim pesan lewat sms bu." jawab Lamha.
"Apa suamimu sudah kasih izin?" tanya ibunya Lamha.
"Belum. Dari tadi ditelfon enggak diangkat." jawab Lamha.
"Kalau begitu jangan pergi, dosa." ucap ibunya.
"Tapi bu... Lamha sudah enggak tahan, Lamha capek bu, mas El..." Lamha menghentikan ucapannya karena tak mau membuka aib suaminya didepan ibunya.
"Nak El kenapa? apa dia menyakiti kamu?" tanya ibunya Lamha.
"Enggak bu. Itu.. Lamha perlu waktu untuk berfikir apakah melanjutkan pernikahan ini atau tidak. Karena Lamha merasa kami tidak cocok." ucap Lamha.
"Tidak cocok bagaimana?" tanya ibunya Lamha penasaran.
"Ya tidak cocok." jawab Lamha yang masih bungkam akan permasalahannya.
"Banyakin sabarmu, insya Allah akan berbuah manis dikemudian hari." ucap ibunya Lamha.
"Bu, Kali ini Lamha benar-benar butuh waktu untuk sendiri, Lamha tidak mau ketemu dengan mas El dulu." ucap Lamha dengan mata memohon.
"Lalu bagaimana dengan baby A?" tanya ibunya Lamha.
"Itu... kita bawa saja ke kampung." ucap Lamha.
"Kalau begitu tunggu suamimu pulang dan minta izin padanya." titah ibunya Lamha. Lamha tak menjawab, rasanya sangat berat untuk tidur sekamar dengan tuan El lagi.
**********
Malam hari, tuan El pulang dengan wajah kusut dan penampilan yang berantakan. Begitu sampai didepan pintu lalu membukanya, dia terkejut melihat jejeran koper-koper Lamha yang sudah tersusun rapi.
"Ini, siapa yang mau pindahan?" tanya tuan El yang langsung membuyarkan lamunan Lamha.
"Itu.. Lamha mau pulang kampung mas." ucap Lamha.
"Kenapa pulang kampung?" tanya tuan El.
"Emh, anaknya paman mau nikah, Lamha sama ibu disuruh dateng." bohong Lamha. Dia terpaksa membohongi tuan El agar suaminya itu mengizinkannya pergi ke kampung.
"Kenapa mendadak? ngomong dari kemarin! bikin kesel aja!" ucap tuan El terbawa emosi. Bagaimana tidak, baginya hari ini merupakan hari tersialnya. Memergoki Mia selingkuh, kenyataan tentang Patricia dan sekarang Lamha akan pergi ke kampung membuat kepalanya terasa mau pecah!.
"Kalau tidak diizinkan Lamha enggak akan pergi." ucap Lamha seraya menunduk.
Huh!
Tuan El menarik nafas kasar.
"Ya sudah aku izinkan, tapi aku antar." ucapnya.
"Enggak usah mas, Lamha tahu mas El sibuk jadi Lamha sudah beli tiket. Dan untuk baby A, jika mas El mengizinkan Lamha akan membawanya." ucap Lamha.
"Enggak usah! baby A biar diurus Giyem aja!" jawab tuan El yang tak mau anaknya dibawa kerumah Lamha dikampung. Bukan apa-apa, dia khawatir akan keselamatan putranya karena keamanan dan penjagaan disana yang minim.
"Ya udah. Oh iya mas, dari tadi Lamha telfonin kok enggak diangkat? kemana aja seharian ini?" tanya Lamha. Dia berharap tuan El jujur padanya.
"Itu, saya tadi..."
"Tadi Lamha ke kantor mau nganterin dompet, tapi mas El enggak ada. Katanya mau meeting penting?" pancing Lamha.
"Meeting diluar, kliennya ngajak ketemu diluar." bohong tuan El. Tak mungkin dia menceritakan kejadian hari ini kepada Lamha, dia tak ingin terlihat lemah dihadapan Lamha. Lamha sendiri merasa sangat kecewa karena tuan El tak mau jujur padanya.
"Oh iya berapa lama disana?" tanya tuan El mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Sebulan, bisa lebih." jawab Lamha.
"Apa?!!!" sentak tuan El. Tidak! mana bisa dia berjauhan dengan Lamha sampai selama itu. Ini tidak bisa dibiarkan!
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
buat lah nick mendekam di penjara itu klu thor mau sich