NovelToon NovelToon
Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Wanita Karir / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mama nayfa

" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanaman perdana

Sesampainya di rumah, Antika langsung memasukan semua belanjaannya, setelah membayar ojek.

Anak-anak begitu senang ku belikan cemilan, Antika langsung membersihkan semua ayam-ayam itu dan mengukusnya sebentar.

   " Sudah selesai ma?" Tanya suami yang datang dari luar.

  " Sudah mas, untuk makan siang juga nanti tinggal goreng aja." Jawabku, sambil ku siapkan mangkuk kecil berisi benih sawi.

   " Assalamualaikum...." ucap salam seseorang.

   " Walaikumsalam." jawab panji.

" Loh kak, kenapa pulang?" ucap panji saat melihat kakaknya ada di depan pintu.

 " Iya...mama sama bapak ada gak dek?" Tanya Reyhan sambil melepas sepatu yang ia kenakan.

  " Sepertinya di belakang rumah kak, tadi panji dengar mau nanam apa gitu." jawab panji jujur.

   " Ia sudah, yuk masuk." Ucap Reyhan.

 " Assalamualaikum...ma..pak." ucap salam Reyhan saat sudah sampai belakang rumah, melihat kedua orang tuanya sedang menanam sesuatu.

 " Walaikumsalam...loh kak, kapan pulang? Kok cepat!" tanya mas Aldi heran melihat aneka lelakinya sudh pulang, padahal waktu belum menunjukan tengah hari.

" Guru pada rapat pak, jadi semua murid di pulangkan cepat kan mau ujian pak." jawab Reyhan jujur.

"Ia sudah, sana ganti baju tetua makan dan jagain adek-adek dulu ya mama sama bapak mau menanam dulu." kataku, anak lelakiku melihat ke arah bapaknya yang duduk di atas kursi namun bukan itu yang menjadi pertanyaan Reyhan melainkan tanah dan posisi kursi itu.

" Ma...sejak kapan tanah ini basah?" pertanyaan Reyhan akhirnya keluar dari mulutnya.

" Tadi mama yang siram, kenapa kakak mau bantu?" Jawabku.

" Rey masuk dulu ma, ganti baju, mau bantu mama dan bapak." Ucapnya sambil berlari masuk kedalam.

    Akhirnya bukan hanya Reyhan yang membantu Antika dan Aldi, melainkan semua anak-anaknya yang ikut turut adil.

   " Eh...itu bukannya Antika sama Aldi...ngapain mereka? Si cacat ikut !" ucap Tante Ambar yang tak sengaja melihat kehebohan di belakang rumah Antika.

" Eh Tan tadi pagi aku ketemu mba Tika sama anak sial itu, mereka kayanya mau kepasar, kita masuk kerumahnya kah mba kita ambil jika emang dia belanja, takutnya itu uang dari ibu tan semalam kan ibu marah sama kita." adu Nia pada Tante Ambar, Tante Ambar memiringkan bibirnya ke atas sedikit kesal.

" Oke kita masuk kita lihat." Ucap Tante Ambar.

Saat mendekati rumah itu Nia dan Tante Ambar celingukan, setelah menurutnya aman mereka masuk dengan lapang tanpa hambatan, Nia langsung menuju dapur beda dengan Ambar yang lari ke kamar Aldi dan Antika, saat masuk kamar Ambar di buat heran kamar itu terlihat tak ada apapun jangankan kasur lemari aja tak ada, hanya sebuah tikar yang di apar di lantai.

Ambar merasa kecewa, namu detik kemudian saat keluar kamar antika dia melihat kamar tak jauh dari kamar Antika, ia lekas membuka kamar itu dan hasilnya sama tak ada apapun hanya tikar bergambar karakter dan tas sekolah Reyhan sisanya gak ada.

Akhirnya Ambar pergi ke dapur, dan bertemu Nia yang terlihat frustasi, ia mendekat dan bertanya heran.

" Ni... bagaimana ada gak?" mukamu kenapa gitu seperti kehilangan berlian harga triliunan aja." tanya Tante Ambar, namun meledek Nia karena ekspresi wajah Nia.

" Aneh tan, perasaan kalo mereka kepasar pasti ada belanjaan di dapur ini gak ada, apa lagi pasti mereka adakan tahlilan nanti malam." Ucap Nia frustrasi.

Akhirnya mereka keluar dari rumah Antika dengan kesal tak dapat membawa sesuatu yang mereka niatkan.

Siang hari Mbah wijah dan suaminya datang, pasangan paruh baya itu benar-benar datang membatu Antika, Mbah wijah sampai membawa beberapa ayam peliharaan nya kerumah.

" Assalamualaikum...Duk sedang apa?" Ucap salam Mbah wijah, heran melihat lahan belakang rumah dan samping rumah Antika sudah bersih dan lembab tanahnya.

" Walaikumsalam Mbah..." jawabku, aku pun melihat ke arah sepasang paruh baya itu yang berjalan mendekat melewati tanah yang sudah tertata rapi.

" Siapa yang macul Duk?" tanya mba Harjo.

" Saya Mbah, tadi subuh." jawabku tidak sepenuhnya bohong.

" Walah ...mau di tanami apa?" tanya mba wijah.

" Apa aja mbok, yang penting bisa di jual." Jawabku.

" Ada apa Mbah?" Tanya mas Aldi.

" lah gimana toh, nanti malam kan mau tahlil, ini Mbah bawakan ayam hasil ternak sendiri." Jawab Mbah Harjo, sambil memperlihatkan 2 ekor ayam cukup besar dan gemuk.

" Masyaallah...Mbah...kok repot-repot...Tika sudah belanja tadi pagi mba.." Jawab Tika jadi tak enak hati pada kedua aruh baya itu, mereka tinggal berdua saja sejak anak-anak Mbah Harjo memilih berumah tangga dengan orang kota.

" Iya gak apa duk...di rawat aja kalo gitu." Jawab mbah Harjo.

" Saya terima ya Mbah." ucap Aldi yang menerima ayam itu dan meletakannya di pangkuannya.

" Terimakasih loh Mbah, ayo mba Maria kita masuk kami juga sudah selesai." Tawarku, kami pun masuk lewat pintu belakang rumah.

" Ayam dan yang lain sudah Tika siapkan Mbah, tinggal masak nasi aja yang belum ayam nanti Tika goreng sore aja gimana Mbah." Ucapku, dan Mbah wijah sudah tak heran dengan Tika, dulu ketika kedua orang tua Tika berpulang Tika malah ngerjakan sendirian tanpa bantuan siapa pun, padahal dulu ada adik iparnya, mertuanya pas kebetulan sakit juga jadi gak bisa bantu.

" Mbah salut sama kamu Duk, ngerjainnya sendirian tapi udah di atur begitu." ucap Mbah wijah jujur.

" Mbah makan bareng ya, kebetulan kami semua belum makan siang." Tawar ku pada kedua pasangan itu.

" Lah malah nawari, padahal kesini mau bantuin kamu." kata Mbah wijah, Mbah Harjo sudah milir sama Aldi ke samping rumah.

Akhirnya ayam yang di bawa Mbah Harjo di Kasikan untuk di pelihara oleh anak-anaknya Aldi. sebenarnya Antika dan Aldi tak enak hati namun karena tak ingin mengecewakan niat baik kedua orang tua itu, mereka akhirnya menerima dengan cara memelihara aja.

Suasana sore itu begitu berbeda, beberapa ibu-ibu datang ada yang membawa kue basah dan kue lain, sekitar empat orang yang membantu untuk acara malam selama 7 hari, dan Antika sudah memikirkan ini, selesai acara Antika selalu membawakan lebih untuk orang-orang yang membantu, termasuk ibu mertua Antika yang sengaja di antar langsung oleh salah satu bapak-bapak yang ikut tahlilan.

Saat hendak tidur suara notif terdengar namun anehnya bukan seperti notif biasanya melainkan ponsel keduanya.

" TING...".

" mas di mana suara itu?" tanyaku heran, saat membuka layar kebun virtual gak ada notif apapun.

" Tolong ambilkan ponsel mas ma, siapa tau amang Ipan." ujar mas Aldi, aku pun mengambilkannya dan memberikannya, namun notif kedua pun masuk.

" Ponsel." pekik ku, dan benar saja saat ku ambil ponsel ku ternyata notifnya dari ponselku.

" WAKTU PANEN DI DUNIA NYATA AKTIF." Isi pesan itu.

" Mas coba lihat." Ucapku dan ku lihat kan layar ponselku terlihat jelas tulisan tebal dan besar.

" Coba ma kita ke belakang?" Ajak mas Aldi, aku pun membantu mas Aldi, dengan pelan kami ke belakang rumah, saat cahaya rembulan terlihat jelas sayur hijau itu memenuhi lahan yang tadi siang baru kami tanam.

" Mas ..cepat banget? Terus kaya apa panennya, ini lumayan mas bisa seharian panennya." terkejut dan bingung, karena sudah malam juga.

" Tejo, apakah kamu mendengarkan?" panggil mas Aldi dalam hati.

" Siap tuan Tejo mendengarnya, ada yang bisa Tejo bantu tuan?" jawab Tejo.

" Cara memanen di dunia kami bagaimana?!" tanya mas Aldi serius.

" Sama saja tuan dengan cara di kebun virtual dan bisa juga dengan cara manual, namun untuk manual itu hanya berlaku pada manusia biasa tidak berlaku dengan tuan dan nyonya." Jelas Tejo pada keduanya,

Antika dan Aldi saling pandang, akhirnya memilih mengambil karung yang tersedia di gudang virtual, namun anehnya tak seperti di kebun virtual ketika di sentuh oleh Antika atau Aldi akan berpindah sendiri, melainkan Antika dan Aldi harus mengambilnya langsung dan membawanya ke dunia mereka.

Setelah memanen, Aldi terdiam sesaat kemudian memandang Antika yang kebetulan juga menatapnya.

" Kita tanam lagi ma?" tanyanya kemudian.

" Tapi ini sudah malam mas, apa gak sebaiknya besok aja. "jawabku meragu, karena hari sudah gelap.

" Bu..." panggil seseorang.

" Adam, panji kalian belum tidur?!" Tanyaku heran.

" Kita berdua mau membantu ibu!" ujar panji.

" Tapi ini sudah malam nak, besok aja ya kita kerjakan." Tolak ku, tak ingin aku membuat mereka sakit.

" Tenang aja Bu...sini Bu panji bantu," Panji mendekat, melihat Antika yang mematung karena masih heran melihat kedua anak angkatnya itu.

" Sebentar ibu ambil wadah dulu." ucapku dan aku berlari mendorong kursi roda mas Aldi, mas Aldi tau aku sedikit takut.

Aldi masuk kedalam kamar anak-anak Adam dan panji benar gak ada, berarti anak itu beneran di belakang rumah.

Mereka berjalan cepat, dan benar mereka sedang menanam bibit sawi itu, dengan telaten Adam dan panji bergantian mengambil air dan menyiramnya, hingga Antika dan Aldi turut membantu, kebetulan ada bibit pepaya Adam menamnya di pinggiran tanah terakhir.

Luas tanah milik orang tua Antika 6000 meter persegi, jika di bangun rumah bisa menjadi 3 unit dengan ukuran tipe rumah besar.

1
Dewiendahsetiowati
ditunggu kelanjutannya thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Mama nayfa: Terimakasih kak sudah mampir, mohon dukungan nya ya kak, mudahan suka dengan ceritanya😊🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
makasih byk thorrr🥰😍❤️❤️❤️👍👍
Andira Rahmawati
mantap....👍👍👍
Andira Rahmawati
lanjut thorr..trusss semangat 💪💪💪💪
Andira Rahmawati
semoga mas aldi nya sembuh min7m air ajaib nya ☺️☺️
Andira Rahmawati
lanjuttt
Andira Rahmawati
mantapp..bisa jadi juragan sayur"an nanti..
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
Andira Rahmawati
lanjuttt thorrr trussss semangatt💪💪💪💪😍😍😍❤️❤️❤️
Mama nayfa: Terimakasih kak,..jangan lupa tinggalkan jejak ya kak agar author nya semangatt update, jangan lupa tipnya jika berkenan🤭🤭🤭
total 1 replies
Andira Rahmawati
luarr biasa..
Mama nayfa: jangan lupa tinggalkan jejak ya kak🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
kapan sistemnya ada..thorr..
lanjuttt
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!